Media Pembelajaran Sejarah "Esai Berantai"

Esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya (Wikipedia). Menurut KBBI esai /ésai/ n karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.  ESAI BERANTAI adalah media pembelajaran sejarah yang menganjurkan peserta didik untuk mengisi jawaban dan esainya berbentuk cerita.

Bangsa Eropa pertama kali datang di Indonesia yaitu bangsa Spanyol dan (1)________________. Motivasi bangsa Eropa selain mencari rempah-rempah juga memperluas wilayah dan menyebarkan agama, hal ini dikenal dengan semangat 3G singkatan dari (2)____________, _____________, & _____________. Kedatangan dua negara berasal dari Eropa membuat Belanda & (3)____________ datang ke Nusantara untuk bersaing memperebutkan sumber rempah-rempah. Belanda memiliki kongsi dagang bernama VOC yang lahir pada tahun (4)______________. Kekuasaan Belanda dengan berlangsungnya waktu semakin mundur, hal ini ditambah kedatangan Bangsa Jepang ke Indonesia dan mengambil alih kekuasaan tahun (5)___________ yang menjadi akhir kekuasaan Belanda. Jepang memberikan janji kepada Indonesia untuk memerdekaan Indonesia dengan membentuk badan/lembaga bernama (6)______________________ & (7)__________________________. 

ESAI BERANTAI dapat diunduh via google drive

Related Posts:

MEDIA TEKA-TEKI SEJARAH

Teka-teki silang (TTS) adalah permainan otak yang sudah terbilang tua. Umurnya tak kurang dari 100 tahun! Sejak pertama kali diciptakan oleh Arthur Wynne dan diterbitkan di koran New York World pada 21 Desember 1913, TTS terus meningkat popularitasnya (Kompas).


  1. Menceritakan dan menyajikan cerita dalam sejarah secara berurutan sesuai dengan kejadian disebut...
  2. Istilah yang digunakan untuk menyebut zaman sebelum mengenal tulisan disebut...
  3. Istilah untuk menyebut zaman batu tua adalah paleolitikum. Apa istilah untuk menyebut zaman batu muda...
  4. Zaman batu besar disebut juga dengan istilah...
  5. Teori masuknya HB yang menyatakan bahwa masyarakat Nusantara pro aktif dalam masuknya agama Hindu Budha disebut dengan teori...
  6. Kerajaan terkenal kuat dengan armada lautnya dan berada di Kota Palembang adalah kerajaan...
  7. Patih Majapahit yang terkenal dengan sumpah palapa bernama...
  8. Selain teori persia dan mekkah (Arab) teori yang terkenal selanjutnya adalah...
  9. Kerajaan bercorak islam pertama di Jawa adalah...
  10. Wayang merupakan media untuk menyebarkan agama islam dengan jalur budaya. Media ini digunakan oleh anggota Wali Songo yang bernama sunan... 

Download media teka teki sejarah

Related Posts:

Revolusi Perancis Dari Tahun 1787-1789


Revolusi Prancis merupakan perubahan bentuk pemerintahan dari bentuk kerajaan menjadi bentuk republik. Revolusi Prancis meletus pada tanggal 14 Juli 1789, pada masa pemerintahan Raja Louis XVI. Revolusi Prancis di tandai dengan penyerbuan “Penjara Bastille” yang merupakan lambang absolutisme raja.
Sebab-sebab Umum Yang Terjadi Di Prancis
Masalah keuangan negara, karena kas negara kosong, para bangsawan yang semula bebas pajak akan dikenai pajak, para bangsawan menolak rencana ini sehingga timbul krisis antara raja dan bangsawan.Jadi, kesimpulan sabab musabab yang telah ditulis di atas adalah kesimpulan dari yang saya akan tulis(Furet & Richet, 1989: 96). Perang kemerdekaan Amerika Serikat tidak hanya memungkinkan warga perancis menjadi akrab denganrevolusi Amerika, tetapi juga memperparah krisis keuangan yang bertahun-tahun di derita Perancis secara kronis : dampak burk tersebut merupakan salah satu yang segera akan mencetuskan revolusi (Furet & Richet, 1989: 37). Penyebab umum terjadinya revolusi prancis antara lain:
a. Adanya paham rationalisme dan aufklarung.   
Rationalisme adalah pahan yang menyatakan bahwa ratio (akal) adalah sumber kebenaran, mereka menentang kekuasaan monarki absolut. Aufklarung adalah paham yang ingin menggunakan rasionalisme untuk kebahagiaan manusia. 
b. Adanya paham romantik. 
Paham romantik adalah paham yang beranggapan bahwa perasaan dan kepribadian lebih tinggi dari rasio (akal). Tokohnya adalah Jean Jacques Rousseau dengan bukunya yang terkenal “Du Contact Social” isinya bahwa manusia dilahirkan bebas dengan hak yang sama.  
c. Pengaruh perang kemerdekaan Amerika
Pemerintah Prancis mengirimkan tentaranya ke Amerika Utara untuk membantu rakyat Amerika Serikat dalam mempertahankan Declaration of Independence menghadapi Inggris, tentara Prancis di bawah Lafayette kembali ke Perancis dengan membawa paham-paham baru tentang hak asasi manusia dan demokrasi.
d. Feodalisme
Paham yang menerapkan pengertian bahwa raja adalah pemilik tanah, yang berhak meminjamkan tanahnya kepada mereka yang dianggap berjasa kepadanya
e. Monarki Absolut yang sangat buruk. Raja berkuasa secara mutlak.

Daftar Pustaka
Furet, F & Richet, D, Revolusi Prancis, (Yogyakarta: Gajah Mada University Prees,1989), hal. 96.

Related Posts:

KAMI SAE (Kamus Mini Sejarah Android (Mobile)) Sebagai Media Pembelajaran Sejarah

Kamus
Definisi Kamus
Definisi kamus berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia adalah buku yang beriskana sebuah daftar kosakata suatu bahasa yang disusun secara alfabetis dengan disertai penjelasan makna dan keterangan lain yang diperlukan (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008: 671).
Kamus Istilah
Kamus istilah merupakan “kamus yang memuat daftar istilah dengan makna konsepnya dari bidang ilmu tertentu” (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008: 671).

Kamus Digital
Kamus digital merupakan kamus yang berbentuk perangkat lunak komputer yang berisikan istilah atau kata didalamnya. Kamus digital ini pada dasarnya sama dengan kamu-kamus cetak dalam tata bahasa akan tetapi dikemas dalam bentuk perangkat lunak dan tidak membutuhkan tenaga ekstra untuk membawanya. Menurut Harfatiani (2007: 37) “kamus digital adalah kamus yang mengutamakan fasilitas elektroniks, yaitu fasilitas yang memungkinkan aplikasi pengolah kata memeriksa ejaan dari dokumen diketik”.

Kamus Mini Sejarah Android (Mobile) merupakan media pembelajaran sejarah yang disusun dan ditujukan untuk kalangan sendiri. KAMI SAE juga mengajak semua untuk belajar dan terus belajar menuju kebaikan. SAE (Jawa) berarti bagus/baik.
Salam JasMerah!

Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kurang akuratan.
Kritik dan saran sangat membantu.
Semoga pembaca sekalian dapat menyempurnakan aplikasi menjadi lebih baik. Semoga generasi masa depan dapat memaknai sejarah sebagai bekal kehidupan masa depannya.
Aplikasi dapat di unduh link berikut:
Semoga bermanfaat.

Berikut tampilan sederhana aplikasinya.






Related Posts:

Historia 3Book - Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Android

Sejarah menurut Kuntowijoyo (2013: 14) merupakan rekontruksi masa lalu. Peristiwa-peristiwa yang direkonstruksi sehingga tersusun sebuah kajian sejarah yang dapat dipertanggung jawabkan. Rekontruksi dalam sejarah menurut Kuntowijoyo (2013: 14) meliputi “apa saja yang dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh orang”. Kajian-kajian sejarah ini selanjutnya dibahas dan sajikan dalam perkuliahan dan/atau pembelajaran di tingkat sekolah, untuk menyampaikan materi terkadang dibutuhkan media cetak, audio, video dan/atau digital bertujuan untuk memudahkan dalam menangkap informasi yang disampaikan. Menurut Arsyad (2011: 03) “media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara, dan pengantar”.
Media pembelajaran sejarah merupakan alat yang berfungsi sebagai perantara dan pengantar peserta didik untuk menemukan, mengerti dan memahami materi serta nilai-nilai yang terkandung dalam materi sejarah. Media pembelajaran sejarah harus memuat berbagai bukti sejarah termasuk peninggalan sejarah (tulisan, bangunan, fosil, artefak, dan benda benda bersejarah), jika peninggalan sejarah tidak dicantumkan maka media tersebut belum bisa dikatakan media pembelajaran sejarah.
Historia 3Book merupakan media pembelajaran sejarah berbasis Android. Aplikasi dapat di download di link berikut ini:
https://drive.google.com/file/d/0B-o8D45rVsw4TDdHWHhUZjgwVDg/view

beikut tampilan dari Historia 3Book





Related Posts:

KAJIAN PUSTAKA TENTANG KAMUS


Kamus
Kata kamus diserap dari bahasa Arab qamus, dengan bentuk jamaknya qawamis. Kata Arab itu sendiri berasal dari kata Yunani Ωκεανός (okeanos) yang berarti lautan. Definisi kamus secara mutlak mengartikannya kurang ada sumber yang kuat dalam hal ini, akan tetapi secara umum kamus merupakan sebuah kumpulan kata yang menerangkan maksud kata yang terkandung didalamnya dengan tujuan membantu menerjemahkan dan memahami sebuah kata. Kamus memiliki berbagai jenis dan bentuk dengan ciri yang khas didalamnya. Kamus ditinjau dari segi ukuran cetakan maka dibagi menjadi tiga yaitu : (1) Kamus Besar, kamus yang berukuran besar dan tebal. Contoh kamus besar adalah KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), (2) Kamus Kecil, kamus yang sering dijumpai dengan ukuran sedang. Contoh kamus Oxford (Indonesia-Inggris, Inggris-Indonesia)  (3) Kamus Mini, kamus yang bisa dimasukan saku.
Kamus ditinjau dari fungsinya yang khusus atau sering disebut kamus istimewa dibagi menjadi beberapa anatara lain : (1) Kamus Istilah, merupakan kamus yang berisikan istilah-istilah dalam suatu disiplin ilmu. (2) Kamus Etimologi, merupakan kamus yang berisikan tentang asal usul suatu perkataan dan asalnya katanya. (3) Kamus Tesaurus (perkataan searti), merupakan kamus yang berisikan tentang kat-kata yang sama artinya. (4) Kamus Peribahasa/Simpulan Bahasa, merupakan kamus yang berisikan makna dari sebuah pribahasa. (5) Kamus Kata Nama Khas, merupakan kamus yang berisikan nama-nama khas mengenai tempat, tokoh yang menunjukan ciri khas. (6) Kamus Terjemahan, merupakan kamus yang berisikan terjemahan dari satu bahasa ke bahasa lain. (7) Kamus Kolokasi, merupakan kamus yang berisikan padanan kata.
Kamus bisa dimanfaatkan sebagi media pembelajaran yang inovatif dan rujukan siswa untuk memperkaya kosa kata pelajaran sejarah dalam materi pra-aksara. Dengan adanya kamus siswa mampu belajar mandiri dan aktif mencari informasi tanpa bergantung kepada guru.

Kamus Digital
Kamus digital merupakan kamus yang berbentuk perangkat lunak komputer yang berisikan istilah atau kata didalamnya. Kamus digital ini pada dasarnya sama dengan kamu-kamus cetak dalam tata bahasa akan tetapi dikemas dalam bentuk perangkat lunak dan tidak membutuhkan tenaga ekstra untuk membawanya. Menurut Harfatiani (2007:37) “kamus digital adalah kamus yang mengutamakan fasilitas elektroniks, yaitu fasilitas yang memungkinkan aplikasi pengolah kata memeriksa ejaan dari dokumen diketik”.

Related Posts:

CAPER (CATATAN PERTEMUAN) SEJARAH

Belajar merupakan proses kita dalam meningkatkan secara kualitas dan kuantitas dalam suatu aspek atau keseluruhan tanpa melihat hasil akhir sebagai patokannya. Hasil akhir dapat dirubah jika proses dibenahi dan disesuaikan dengan potensi diri seseorang dengan tujuan tertentu. Pembelajaran di kelas juga memiliki suatu proses dan hikmah yang dapat diambil. Sejarah merupakan mata pelajaran yang cukup membosankan bagi peserta didik, hal ini karen kurang adanya nilai yang ditonjolkan oleh guru dalam memberi penjelasan. Kesan sejarah akhirnya hanya sekedar dongeng saja. Tugas guru membuat peserta didik untuk caper terhadap sejarah, namun caper disini harus memiliki hasil yang nyata. Oleh karenanya caper sejarah tercipta yang berarti catatan pertemuan sejarah. Media dan alat penunjang pembelajaran sejarah ini menuntut siswa agar perhatian dan mencari perhatian dalam pembelajaran sejarah sehingga dapat menangkat isi materi dan hikmah dalam materi yang disampaikan saat pembelajaran.
berikut contoh caper yang saya kembangkan dengan sederhana, mungkin guru-guru dapat modifikasi menjadi lebih baik dan menarik.
link download Buku CAPER SEJARAH


Related Posts:

Demokrasi Dalam Kelas


Demokrasi dalam kelas, sesuatu yang kurang familiar di telinga kita. Demokrasi selayaknya digunakan di bidang perpolitikan dan tata negara, namun jika demokrasi di pendidikan apakah memiliki karakter pendekatan yang sama dengan perpolitikan dan tata negara? Jawabnya, tentu saja berbeda dan tidak sama, namun dalam konsep besarnya demokrasi itu sendiri. Menurut Wikipedia (2017) Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Sedangkan menurut KBBI, demokrasi adalah 1 (bentuk atau sistem) pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya; pemerintahan rakyat; 2 gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Dapat ditarik garis besar bahwa demokrasi merupakan bahwa setiap masyarakat/rakyat memiliki kewajiban dan hak yang sama serta dapat berpartisipasi di dalamnya.

Bagaiman dengan demokrasi dalam kelas?
Demokrasi dalam pendidikan merupakan pola yang diterapkan dikelas dengan memberikan kesempatan yang sama kepada peserta didik dalam mengutarakan pendapatnya, memberikan kritik dan saran. Peserta didik memiliki hak dan kewajiban yang sama rata tanpa ada perbedaan kelas sosial di dalam kelas. Demokrasi dalam kelas membuat pendidik untuk selalu menerima masukan dan kritik yang diberikan oleh peserta didik, dengan demikian tercipta timbal balik untuk menciptakan suasan pembelajaran yang nyaman. Pendidik yang menerapkan demokrasi tidak secara langsung menginginkan kualitas dari pendidik dan peserta didik meningkat dalam beberapa aspek.

Keuntungan dalam demokrasi di kelas.

  • Keuntungan dalam penerapan di kelas adalah pendidik dapat melihat karakter peserta didik dengan jelas tanpa ada batasan yang mungkin membuat peserta didik tidak nyaman.
  • Potensi setiap peserta didik dapat maksimal.
  • Pendidik dapat belajar dari berbagai perbedaan yang ada untuk terus melayani peserta didik dengan maksimal.

Kekurangan dalam sesuatu hal tentu saja hal yang biasa dan oleh karena itulah pendidik diharapkan meningkatkan kualitas dan kuantitas oengetahuannya.

Related Posts:

Visual basic 6


Visual basic 6 adalah bahasa pemograman untuk membuat aplikasi berbasis windows yang berbasis visual (Viva, 2008: 7). Lebih lanjut menurut Sunyoto (2007: 1) visual basic 6 adalah program yang digunakan membuat desain aplikasi dalam Microsoft Windows dengan bahasa pemograman basic. Sedangkan menurut Hasballah (2009: 2) “visual basic merupakan salah satu development tool untuk membangun aplikasi dalam lingungan windows”. Pengertian dari visual basic pada dasarnya merupakan pemograman untuk membuat aplikasi yang dijalankan di windows. Visual basic 6 adalah visual basic versi tahun 2006 yang dikeluarkan oleh perusahaan Microsoft yang bertujuan untuk membuat program yang diajankan di windows dengan bahasa basic. Visual basic 6 dipilih karena memiliki bahasa pemograman dan sistem yang lebih sederhana dari pada visual basic net yang menggunakan sistem Net Framwork.

Related Posts:

Perbedaan Sumber dan Media Pembelajaran


Media pembelajaran berbeda dengan sumber belajar, menurut Khanifatul (2013: 30) berpendapat bahwa ”secara umum media segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan bahan pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Djamarah & Aswan (2006: 121) berpendapat hakikat media pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Sumber belajar menurut Percival dan Ellington (1988) dalam Sitepu (2014: 19-20) menyatakan “sumber belajar dipakai dalam pendidikan dan pelatihan adalah sebuah sistem yang terdiri atas sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan peserta didik belajar secara induvidual”.
Perbedaan antara media dan sumber belajar secara umum bahwa media sebuah alat dan saran penyampai informasi dan seakan-akan memiliki waktu serta ruang terbatas. Media tidak selalu bisa dipakai dalam pembelajaran dikarenakan harus sesuai antara media dan strategi pembelajaran. Sedangkan sumber belajar memberikan pengetahuan yang luas dan tidak sebagai sarana penyampai tetapi sebagai temapat asal suatu pembelajaran serta bersifat mandiri.

Related Posts:

Candi Singasari Malang


Candi Singasari terletak di Desa Candi Renggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, kurang lebih 9 Km dari kota Malang ke arah Surabaya. Candi ini juga dikenal dengan nama Candi Cungkup atau Candi Menara, nama yang menunjukkan bahwa Candi Singasari adalah candi yang tertinggi pada masanya, setidaknya dibandingkan dengan candi lain di sekelilingnya. Akan tetapi, saat ini di kawasan Singasari hanya candi Singasari yang masih tersisa, sedangkan candi lainnya telah lenyap tak berbekas.

Kapan tepatnya Candi Singasari didirikan masih belum diketahui, namun para ahli purbakala memperkirakan candi ini dibangun sekitar tahun 1300 M, sebagai persembahan untuk menghormati Raja Kertanegara dari Singasari. Setidaknya ada dua candi di Jawa Timur yang dibangun untuk menghormati Raja Kertanegara, yaitu Candi Jawi dan Candi Singasari. Sebagaimana halnya Candi Jawi, Candi Singasari juga merupakan candi Syiwa. Hal ini terlihat dari adanya beberapa arca Syiwa di halaman candi.

Bangunan Candi Singasari terletak di tengah halaman. Tubuh candi berdiri di atas batur kaki setinggi sekitar 1,5 m, tanpa hiasan atau relief pada kaki candi. Tangga naik ke selasar di kaki candi tidak diapit oleh pipi tangga dengan hiasan makara seperti yang terdapat pada candi-candi lain. Pintu masuk ke ruangan di tengah tubuh candi menghadap ke selatan, terletak pada sisi depan bilik penampil (bilik kecil yang menjorok ke depan). Pintu masuk ini terlihat sederhana tanpa bingkai berhiaskan pahatan. Di atas ambang pintu terdapat pahatan kepala Kala yang juga sangat sederhana pahatannya. Adanya beberapa pahatan dan relief yang sangat sederhana menimbulkan dugaan bahwa pembangunan Candi Singasari belum sepenuhnya terselesaikan.

Di kiri dan kanan pintu bilik pintu, agak ke belakang, terdapat relung tempat arca. Ambang relung juga tanpa bingkai dan hiasan kepala Kala. Relung serupa juga terdapat di ketiga sisi lain tubuh Candi Singasari. Ukuran relung lebih besar, dilengkapi dengan bilik penampil dan di atas ambangnya terdapat hiasan kepala Kala yang sederhana. Di tengah ruangan utama terdapat yoni yang sudah rusak bagian atasnya. Pada kaki yoni juga tidak terdapat pahatan apapun.

Sepintas bangunan Candi Singasari terlihat seolah bersusun dua, karena bagian bawah atap candi berbentuk persegi, menyerupai ruangan kecil dengan relung di masing-masing sisi. Tampaknya relung-relung tersebut semula berisi arca, namun saat ini kempatnya dalam keadaan kosong. Di atas setiap ambang 'pintu' relung terdapat hiasan kepala Kala dengan pahatan yang lebih rumit dibandingkan dengan yang ada di atas ambang pintu masuk dan relung di tubuh candi. Puncak atap sendiri berbentuk meru bersusun, makin ke atas makin mengecil. Sebagian puncak atap terlihat sudah runtuh.

Candi Singasari pernah dipugar oleh pemerintah Belanda pada tahun 1930-an, terlihatan dari pahatan catatan di kaki candi. Akan tetapi, tampaknya pemugaran yang dilakukan hasilnya belum menyeluruh, karena di sekeliling halaman candi masih berjajar tumpukan batu yang belum berhasil dikembalikan ke tempatnya semula.

Sumber: Perpustakaan Nasional RI (http://candi.perpusnas.go.id)

Related Posts:

Candi Badhut Malang


Candi Badhut ditemukan oleh pakar arkeologi di tahun 1923. Candi yang juga disebut Candi Liswa ini berlokasi kurang lebih 5 km dari kota Malang, tepatnya di Desa Karangbesuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Candi Badhut diduga diperkirakan dibangun jauh sebelum masa pemerintahan Airlangga, yaitu masa dimulainya pembangunan candi-candi lain di Jawa Timur, dan diduga merupakan candi tertua di Jawa Timur.
Sebagian ahli purbakala berpendapat bahwa Candi Badhut dibangun atas perintah Raja Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan. Dalam Prasasti Dinoyo (tahun 682 Caka atau 760 M), yang ditemukan di Desa Merjosari, Malang, dijelaskan bahwa pusat Kerajaan Kanjuruhan adalah di daerah Dinoyo.

Prasasti Dinoyo sendiri saat ini tersimpan di Museum Nasional Jakarta. Tulisan dalam prasasti juga menceritakan tentang masa pemerintahan Raja Dewasimba dan putranya, Sang Liswa, yang merupakan masa keemasan Kerajaan Kanjuruhan. Kedua raja tersebut sangat adil dan bijaksana serta dicintai rakyatnya. Konon Sang Liswa yang bergelar Raja Gajayana yang sangat senang melucu (bahasa Jawa: mbadhut) sehingga candi yang dibangun atas perintahnya dinamakan Candi Badhut. Walaupun terdapat dugaan semacam itu, sampai saat ini belum ditemukan bukti kuat keterkaitan Candi Badhut dengan Raja Gajayana.
Selain usianya yang diduga jauh lebih tua, didasarkan pada keterkaitannya dengan Kerajaan Kanjuruhan, terdapat ciri khas lain yang membedakan Candi Badhut dari candi lain di Jawa Timur, yaitu pahatan kalamakara yang menghiasi ambang pintunya. Pada umumnya relief kepala raksasa yang terdapat di candi-candi Jawa Timur dibuat lengkap dengan rahang bawah, namun kalamakara yang terdapat di Candi Badhut dibuat tanpa rahang bawah, mirip dengan yang didapati pada candi-candi di Jawa tengah. Tubuh candi Badhut yang tambun juga lebih mirip dengan candi di Jawa Tengah. Candi ini juga memiliki kemiripan dengan Candi Dieng (di Jawa Tengah) dalam hal bentuk serta reliefnya yang simetris. Candi Badhut diyakini sebagai candi Syiwa, walaupun sampai saat ini belum ditemukan arca Agastya di dalamnya.

Bangunan yang terbuat dari batu andesit ini berdiri di atas batur setinggi sekitar 2 m. Batu ini sangat sederhana, tanpa hiasan relief, membentuk selasar selebar sekitar 1 m di sekeliling tubuh candi. Di sisi kanan bagian depan batur terdapat pahatan tulisan Jawa (hanacaraka) yang tidak jelas waktu pembuatannya.

Tangga menuju selasar di kaki candi terletak di sisi barat, tepat di hadapan pintu masuk ke ruang utama di tubuh candi. Pada bagian luar dinding pengapit tangga terdapat ukiran yang sudah tidak utuh lagi, namun masih terlihat adanya pola sulur-sulur yang mengelilingi sosok orang yang sedang meniup seruling. Jalan masuk ke garba grha (ruang dalam tubuh candi) dilengkapi dengan bilik penampil sepanjang sekitar 1,5 m. Pintu masuk cukup lebar dengan hiasan kalamakara di atas ambang pintu.
Dalam tubuh candi terdapat ruangan seluas sekitar 5,53 x 3,67 meter2. Di tengah ruangan tersebut terdapat lingga dan yoni, yang merupakan lambang kesuburan bagi. Pada dinding di sekeliling ruangan terdapat relung-relung kecil yang tampaknya semula berisi arca.

Dinding candi dihiasi dengan relief burung berkepala manusia dan peniup seruling. Di keempat sisi tubuh candi juga terdapat relung-relung berhiaskan bunga dan burung berkepala manusia.Di dinding luar sisi utara tubuh candi terdapat arca Durga Mahisasuramardini yang tampak sudah rusak.

Di sisi selatan seharusnya terdapat arca Syiwa Guru dan di sisi timur seharusnya terdapat arca Ganesha. Keduanya sudah tidak ada lagi di tempatnya.
Candi ini pernah dipugar di tahun 1925 – 1926, akan tetapi banyak bagian yang sudah hilang atau belum dapat dikembalikan ke bentuk asalnya. Atap bangunan utama, misalnya, saat ini sudah tidak ada di tempatnya. Hanya pelipit di sepanjang tepi atas dinding yang masih tersisa.

Di bagian barat pelataran, yaitu di sisi kiri dan kanan halaman depan bangunan candi yang yang sudah dipugar, terdapat fondasi bangunan lain yang masih belum dipugar. Masih banyak onggokan batu di sekeliling pelataran candi yang belum dapat di kembalikan ke tempatnya semula.

Sumber: Perpustakaan Nasional RI (http://candi.perpusnas.go.id)

Related Posts:

Candi Ratu Baka


Candi Baka terletak sekitar 3 km ke arah selatan dari Candi Prambanan atau sekitar 19 km ke arah selatan dari kota Yogyakarta. Kawasan Candi Ratu Baka yang berlokasi di atas sebuah bukit dengan ketinggian ± 195.97 m diatas permukaan laut, meliputi dua desa, yaitu Desa Sambirejo dan Desa Dawung.

Situs Ratu Baka sebenarnya bukan merupakan candi, melainkan reruntuhan sebuah kerajaan. Oleh karena itu, Candi Ratu Baka sering disebut juga Kraton Ratu Baka. Disebut Kraton Baka, karena menurut legenda situs tersebut merupakan istana Ratu Baka, ayah Lara Jonggrang. Kata 'kraton' berasal dari kata Ka-ra-tu-an yang berarti istana raja. Diperkirakan situs Ratu Baka dibangun pada abad ke-8 oleh Wangsa Syailendra yang beragama Buddha, namun kemudian diambil alih oleh raja-raja Mataram Hindu. Peralihan 'pemilik' tersebut menyebabkan bangunan Kraton Baka dipengaruhi oleh Hinduisme dan Buddhisme.

Kraton Ratu Baka ditemukan pertama kali oleh arkeolog Belanda, HJ De Graaf pada abad ke-17. Pada tahun 1790 Van Boeckholtz menemukan kembali reruntuhan bangunan kuno tersebut. Penemuannya dipublikasikan sehingga menarik minat para ilmuwan seperti Makenzie, Junghun, dan Brumun yang melakukan pencatatan di situs tersebut pada tahun 1814. Pada awal abad ke-20, situs Ratu Baka diteliti kembali oleh FDK Bosch. Hasil penelitiannya dilaporkan dalam tulisan berjudul Keraton Van Ratoe Boko. Ketika Mackenzie mengadakan penelitian, ia menemukan sebuah patung yang menggambarkan seorang laki-laki dan perempuan berkepala dewa sedang berpeluk-pelukan. Dan di antara tumpukan batu juga diketemukan sebuah tiang batu bergambar binatang-binatang, seperti gajah, kuda dan lain-lain.

Di situs Ratu Baka ditemukan sebuah prasasti berangka tahun 792 M yang dinamakan Prasasti Abhayagiriwihara. Isi prasasti tersebut mendasari dugaan bahwa Kraton Ratu Baka dibangun oleh Rakai Panangkaran. Prasasti Abhayagiriwihara ditulis menggunakan huruh pranagari, yang merupakan salah satu ciri prasasti Buddha. Dalam prasasti itu disebutkan bahwa Raja Tejapurnama Panangkarana, yang diperkirakan adalah Rakai Panangkaran, telah memerintahkan pembangunan Abhayagiriwihara. Nama yang sama juga disebut-sebut dalam Prasasti Kalasan (779 M), Prasati Mantyasih (907 M), dan Prasasti Wanua Tengah III (908 M). Menurut para pakar, kata abhaya berarti tanpa hagaya atau damai, giri berarti gunung atau bukit. Dengan demikian, Abhayagiriwihara berarti biara yang dibangun di sebuah bukit yang penuh kedamaian. Pada pemerintahan Rakai Walaing Pu Kombayoni, yaitu tahun 898-908, Abhayagiri Wihara berganti nama menjadi Kraton Walaing.

Sumber: Perpustakaan Nasional RI (http://candi.perpusnas.go.id)

Related Posts:

Candi Borobudhur


Candi Borobudhur terletak di Kabupaten Magelang, sekitar 15 km ke arah Baratdaya Yogyakarta. Candi Buddha terbesar di Indonesia ini telah warisan budaya duniadan telah terdaftar dalam daftar warisan dunia (world heritage list), yang semula diberi nomor 348 dan kemudian diubah menjadi 582 pada tahun 1991. Lokasi Candi Borobudhur yang merupakan bukit kecil dikelilingi oleh pegunungan Menoreh, G. Merapi dan G. Merbabu di timurlaut, serta G. Sumbing dan G. Sindoro di baratlaut.
Sampai saat ini belum ada kesepakatan di antara para pakar tentang nama Borobudhur. Dalam Kitab Negarakertagama (1365 M.) disebut-sebut tentang Budur, sebuah bangunan suci Buddha aliran Vajradhara. Menurut Casparis dalam Prasasti Sri Kahulunan (842 M) dinyatakan tentang “Kawulan i Bhumi Sambhara”. Berdasarkan hal itu ia berpendapat bahwa Borobudhur merupakan tempat pemujaan. Bumi Shambara adalah nama tempat di Borobudhur. Menurut Poerbatjaraka, Borobudhur berarti Biara Budur, sedangkan menurut Raffles, 'bara' berarti besar dan 'budhur' merupakan kata dalam bahasa Jawa yang berarti Buddha.

Berdasarkan tulisan yang terdapat di beberapa batu di Candi Borobudhur, para ahli berpendapat bahwa candi ini mulai dibangun sekitar tahun 780 M, pada masa pemerintahan raja-raja Wangsa Sanjaya. Pembangunannya memakan waktu berpuluh-puluh tahun dan baru selesai sekitar tahun 830 M, yaitu pada masa pemerintahan Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra. Konon arsitek candi yang maha besar ini bernama Gunadharma, namun belum didapatkan informasi tertulis tentang tokoh ini. Pada tahun 950 M, Candi Borobudhur terkubur oleh lava letusan G. Merapi dan baru ditemukan kembali hampir seribu tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1814. Penemuan kembali Candi Borobudhur adalah atas jasa Sir Thomas Stamford Raffles.

Pada saat Raffles berkunjung ke Semarang, ia mendapatkan informasi bahwa di daerah Kedu ditemukan tumpukan batu bergambar. Konon pada tahun 1814, serombongan orang mendatangi suatu daerah di Karesidenan Kedu untuk mencari tahu lebih jauh tentang legenda yang berkaitan dengan sebuah bukit dekat Desa Boro. Setelah membabat semak belukar dan menggali serta membersihkan gundukan abu gunung berapi, mereka menemukan sejumlah besar bongkahan batu berpahatkan gambar-gambar aneh. Raffles kemudian memerintahkan Cornelius, seorang Belanda, untuk membersihkan batu-batu tersebut. Pembersihan tumpukan batu dan lingkungan di sekitarnya kemudian dilanjutkan oleh Residen Kedu yang bernama Hartman.

Candi Borobudhur berdiri di atas bukit yang memanjang arah timur-barat. Candi ini dibangun dari balok batu andesit sebanyak 47,500 m3, yang disusun rapi tanpa perekat, dan dilapisi dengan lapisan putuh 'vajralepa', seperti yang terdapat di Candi Kalasan dan Candi Sari. Bangunan kuno Borobudhurberbentuk limas bersusun dengan tangga naik di keempat sisi, yaitu sisi timur, selatan, barat, dan utara. Konon di sisi timur, di bawah kaki candi, pernah ditemukan jalan naik ke atas bukit. Hal itu mendasari dugaan bahwa Candi Borobudhur menghadap ke timur dan pintu utama adalah yang terletak di sisi timur.

Tangga paling bawah dihiasi dengan kepala naga dengan mulut menganga dan seekor singa duduk di dalamnya. Dugaan bahwa Candi Borobudhur menghadap ke timur diperkuat dengan adanya pahatan relief pradaksina ( yang dibaca memutar searah jarum jam), berawal dari dan berakhir di sisi timur. Selain itu, arca singa yang terbesar juga terdapat di sisi timur. Tangga menuju ke tingkat yang lebih tinggi dilengkapi dengan gerbang yang berukir indah dengan kalamakara tanpa rahang bawah di atas ambang pintu. Pada mulanya tinggi keseluruhan bangunan kuno ini mencapai 42 m, namun setelah pemugaran tingginya hanya mencapai 34,5 m. Batur atau kaki candi berdenah bujur sangkar dengan luas denah dasar 123 x 123 m, dilengkapi penampil yang menjorok keluar di setiap sisi. Keseluruhan bangunan terdiri atas 10 lantai yang luasnya mencapai 15, 13 m2. Lantai I sampai dengan lantai VII berbentuk persegi, sedangkan lantai VII sampai dengan lantai X berbentuk lingkaran.

Candi Borobudhur tidak mempunyai ruangan untuk tempat beribadah atau melakukan pemujaan karena candi ini dibangun untuk tempat berziarah dan memperdalam pengetahuan tentang Buddha. Luas dinding keseluruhan mencapai 1500 m2, dihiasi dengan 1460 panil relief, masing-masing selebar 2 m.

Jumlah Arca Buddha, termasuk yang telah rusak, mencapai 504 buah. Arca-arca Buddha tersebut menggambarkan Buddha dalam berbagai sikap.

Sumber: Perpustakaan Nasional RI (http://candi.perpusnas.go.id)

Related Posts:

Candi Situs Batujaya Karawang


Candi Situs Batujaya secara administratif terletak di dua wilayah desa, yaitu Desa Segaran, Kecamatan Batujaya dan Desa Talagajaya, Kecamatan Pakisjaya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Sebaran candi di situs Batujaya ini diperkirakan mencapai 5 km2. Terletak di tengah-tengah areal persawahan dan sebagian candi dekat permukiman penduduk seperti candi Serut atau Batujaya VII dan Candi Sumur atau Batujaya VIII. Situs Batujaya berada pada 6 km dari garis pantai utara Jawa Barat (Ujung Karawang).
Saat ini, kompleks Candi Batujaya merupakan areal persawahan dan pemukiman penduduk. Sebagian besar bangunan purbakala di lokasi tersebut masih tertimbun dalam 'unur' atau 'lemah duwur' (tanah darat menyembul diantara pesawahan). Sampai dengan pertengahan tahun 2004 ini, penggalian dan penelitian di kompleks percandian di Batujaya masih terus berlangsung di bawah pengawasan Tim Peneliti Situs Batujaya dari Universitas Indonesia.

enurut pak Sunarto, komplek candi Batu Jaya terdapat 46 titik sebaran candi di areal 5 km, tetapi tidak menutup kemungkinan kalau candi itu akan bertambah, seiring ditemukannya unur unur yang lain. Adapun candi yang sudah dipugar dan sudah memiliki bentuk candi meski belum sempurna ada 4 buah yang dinamakan : 1. Candi Jiwa atau Batujaya I, 2. Candi Blandongan atau BatuJaya V, 3 Candi Serut atau Batujaya VII, dan 4. Candi Sumur atau Batu jaya VIII.

Walaupun belum didapatkan data mengenai kapan dan oleh siapa candi-candi di Batujaya dibangun, namun para pakar arkeologi menduga bahwa candi-candi tersebut merupakan yang tertua di Jawa, yang dibangun pada masa Kerajaan Tarumanegara (Abad ke-5 sampai ke-6 M). Sampai tahun 1997 sudah 24 situs candi yang ditemukan di Batujaya dan baru 6 di antaranya, umumnya merupakan hanya sisa bangunan, yang sudah diteliti. Tidak tertutup kemungkinan bahwa masih ada lagi candi-candi lain di Batujaya yang belum ditemukan. Yang menarik, semua bangunan candi menghadap ke arah yang sama, yaitu 50 derajat dari arah utara.
Candi Candi di Komplek Batu Jaya ini umumnya terkubur di dalam tanah sedalam antara 1 hingga 3 meter, jadi pelataran candi berada dibawah 1- 3 meter dari permukaan sawah, alhasil candi candi itu rawan tergenang. Tetapi berkat perhatian pemerintah terhadap situs peninggalan sejarah ini sekeliling candi dibuat tembok penahan air dan didalamnya terdapat drainase untuk mengalirkan air menuju ruang pompa yang akan menarik keluar areal candi.

Sumber: Perpustakaan Nasional RI (http://candi.perpusnas.go.id)

Related Posts:

Situs Bojongmenje Bandung


Situs Bojongmenje terletak di Kampung Bojongmenje, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Saat ini candi yang diperkirakan pernah berdiri di situs ini masih dalam proses penelitian dan pemugaran, sehingga belum ada gambaran mengenai bentuk dan fungsi bangunan tersebut pada mulanya.

Candi Bojongmenje dibangun dari batu andesit, diperkirakan berdenah dasar bujur sangkar dengan sisi sepanjang 6 m. Dari reruntuhan bangunan yang ditemukan, dapat diketahui bahwa bentuk bangunan candi sangat sederhana dan dindingnya hanya terdiri satu lapis tanpa hiasan relief. Kesederhanaan tersebut menjadi petunjuk bahwa peradaban manusia yang membuatnya masih lebih sederhana dibandingkan dengan peradaban pada masa pembangunan Candi Prambanan dan Candi Barabudhur. Sampai saat ini belum ditemukan sumber tertulis yang menjelaskan hubungan Candi Bojongmenje dengan kerajaan tertentu yang pernah ada di Jawa Barat namun, berdasarkan temuan-temuan arkeologis di situs Bojongmenje, diperkirakan bahwa candi tersebut dibangun pada abad ke-7 dan ke-8. Dengan demikian, usia Candi Bojongmenje lebih tua dibandingkan dengan usia candi-candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur atau setidaknya setara dengan Candi Dieng di Jawa Tengah.

Situs purbakala ini ditemukan pada 18 Agustus 2002. Penemuan benda tersebut berawal dari upaya warga setempat untuk mencari tanah penguruk gang di dekat lokasi candi. Di lahan milik salah seorang penduduk, yang bernama Anen, mereka melihat sekerumunan semut. Para penduduk kemudian mencoba menggali tanah di sekitar lokasi kerumunan semut tersebut. Sampai pada kedalaman setengah meter, mereka menjumpai tanah berongga yang di sekelilingnya terdapat tumpukan batu yang tertata rapi. Penggalian terus dilakukan sampai formasi batu-batu itu terlihat. Ketika mencapai kedalaman sekitar 80 cm, penggalian pun dihentikan dan temuan tersebut dilaporkan kepada yang berwajib.

Sampai akhir tahun 2005 ini proses penggaliannya masih belum selesai, sekeliling situs yang terletak di perkampungan penduduk ini sekarang telah dikelilingi pagar. Tempat berdirinya bangunan yang saat ini sedang digali tampak menyerupai kolam yang dipenuhi air. Reruntuhan bangunan di tengahnya juga dipasangi pagar kawat berduri untuk mencegah terjadinya pengrusakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Di tepi areal situs didirikan bangunan sementara yang dipergunakan sebagai tempat pencatatan, penelitian dan penyimpanan benda-benda arkeologis yang ditemukan di situs tersebut. Di dalam bangunan tampak berbagai bentuk batu reruntuhan bangunan teronggok di sudut ruangan. Beberapa onggokan batu reruntuhan bangunan juga terlihat berjajar sepanjang sisi halaman. Di antara onggokan-onggokan tersebut terdapat juga potongan-potongan bata merah. Sebagian lagi masih dalam proses perekaan mengenai bentuk dan letaknya.

Menurut petugas yang menjaga situs ini, ada hal-hal yang diduga mempercepat kerusakan Candi Bojongmenje, di antaranya bahwa konon lahan tersebut pernah dijadikan tentara Jepang sebagai tempat latihan perang menggunakan alat-alat berat seperti tank, panser, dsb. Selain itu, lahan tersebut juga pernah menjadi tempat pemakaman umum.

Sumber: Perpustakaan Nasional RI (http://candi.perpusnas.go.id)

Related Posts:

Candi Muara Takus Kampar Riau



Candi Muara Takus terletak di desa Muara Takus, Kecamatan Tigabelas Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau. Jaraknya dari Pekanbaru, Ibukota Propinsi Riau, sekitar 128 Km. Perjalanan menuju Desa Muara Takus hanya dapat dilakukan melalui jalan darat yaitu dari Pekanbaru ke arah Bukittinggi sampai di Muara Mahat. Dari Muara Mahat melalui jalan kecil menuju ke Desa Muara Takus. Kompleks Candi Muara Takus, satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau. Candi bernuansa Buddhistis ini merupakan bukti bahwa agama Budha pernah berkembang di kawasan ini. Kendatipun demikian, para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan candi ini didirikan.
Ada dua pendapat mengenai nama Muara Takus. Yang pertama mengatakan bahwa nam tersebut diambil dari nama sebuah anak sungai kecil bernama Takus yang bermuara ke Sungai Kampar Kanan. Pendapat lain mengatakan bahwa Muara Takus terdiri dari dua kata, yaitu “Muara” dan “Takus”. Kata “Muara” mempunyai pengertian yang sudah jelas, yaitu suatu tempat sebuah sungai mengakhiri alirannya ke laut atau ke sungai yang lebih besar, sedangkan kata “Takus” berasal dari bahasa Cina, Ta berarti besarr, Ku berarti tua, dan Se berarti candi atau kuil. Jadi arti keseluruhan kata Muara Takus adalah candi tua yang besar, yang terletak di muara sungai.

Candi Muara Takus merupakan candi Buddha, terlihat dari adanya stupa, yang merupakan lambang Buddha Gautama. Ada pendapat yang mengatakan bahwa candi ini merupakan campuran dari bentuk candi Buddha dan Syiwa. Pendapat tersebut didasarkan pada bentuk bentuk Candi Mahligai, salah satu bangunan di kompleks Candi Muara takus, yang menyerupai bentuk lingga (kelamin laki-laki) dan yoni (kelamin perempuan). Arsitektur candi ini juga mempunyai kemiripan dengan arsitektur candi-candi di Myanmar. Candi Muara Takus merupakan sebuah kompleks yang terdiri atas beberapa bangunan.

Bangunan yang utama adalah yang disebut Candi Tuo. Candi ini berukuran 32,80 m x 21,80 m dan merupakan candi bangunan terbesar di antara bangunan yang ada. Letaknya di sebelah utara Candi Bungsu. Pada sisi sebelah timur dan barat terdapat tangga, yang menurut perkiraan aslinya dihiasi stupa, sedangkan pada bagian bawah dihiasi patung singa dalam posisi duduk. Bangunan ini mempunyai sisi 36 buah dan terdiri dari bagian kaki I, kaki II, tubuh dan puncak. Bagian puncaknya telah rusak dan batu-batunya telah banyak yang hilang.
Candi Tuo dibangun dari campuran batu bata yang dicetak dan batu pasir (tuff). Pemugaran Candi Tuo dilaksanakan secara bertahap akibat keterbatasan anggaran yang tersedia. Pada tahun 1990, selesai dikerjakan bagian kaki I di sisi timur. Selama tahun anggaran 1992/1993 pemugaran dilanjutkan dengan bagian sisi sebelah barat (kaki I dan II). Volume bangunan keseluruhan mencapai 2.235 m3, terdiri dari : kaki: 2.028 m3, tubuh: 150 m3, dan puncak: 57 m3. Tinggi bangunan mencapai 8,50 m.

Bangunan kedua dinamakan Candi Mahligai. Bangunan ini berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10,44 m x 10,60 m. Tingginya sampai ke puncak 14,30 m berdiri diatas pondamen segi delapan (astakoma) dan bersisikan sebanyak 28 buah. Pada alasnya terdapat teratai berganda dan di tengahnya menjulang sebuah menara yang bentuknya mirip phallus (yoni).

ada tahun 1860, seorang arkeolog Belanda bernama Cornel de Groot berkunjung ke Muara Takus. Pada waktu itu di setiap sisi ia masih menemukan patung singa dalam posisi duduk. Saat ini patung-patung tersebut sudah tidak ada bekasnya. Di sebelah timur, terdapat teras bujur sangkar dengan ukuran 5,10 x 5,10 m dengan tangga di bagian depannya. Volume bangunan Candi Mahligai 423,20 m3 yang terdiri dari volume bagian kaki 275,3 m3, tubuh 66,6 m3 dan puncak 81,3 m3. Candi Mahligai mulai dipugar pada tahun 1978 dan selesai pada tahun 1983.

Bangunan ketiga disebut Candi Palangka, yang terletak 3,85 m sebelah timur Candi Mahligai. Bangunan ini terdiri dari batu bata merah yang tidak dicetak. Candi Palangka merupakan candi yang terkecil, relung-relung penyusunan batu tidak sama dengan dinding Candi Mahligai. Dulu sebelum dipugar bagian kakinya terbenam sekitar satu meter. Candi Palangka mulai dipugar pada tahun 1987 dan selesai pada tahun 1989. Pemugaran dilaksanakan hanya pada bagian kaki dan tubuh candi, karena bagian puncaknya yang masih ditemukan pada tahun 1860 sudah tidak ada lagi. Di bagian sebelah utara terdapat tangga yang telah rusak, sehingga tidak dapat diketahui bentuk aslinya. Kaki candi berbentuk segi delapan dengan sudut banyak, berukuran panjang 6,60 m, lebar 5,85 m serta tingginya 1,45 m dari permukaan tanah dengan volume 52,9 m3.

Bangunan keempat dinamakan Candi Bungsu. Candi Bungsu terletak di sebelah barat Candi Mahligai. Bangunannya terbuat dari dua jenis batu, yaitu batu pasir (tuff) terdapat pada bagian depan, sedangkan batu bata terdapat pada bagian belakang. Pemugaran candi ini dimulai tahun 1988 dan selesai dikerjakan tahun 1990. Melalu pemugaran tersebut candi ini dikembalikan ke bentuk aslinya, yaitu empat persegi panjang dengan ukuran 7,50 m x 16,28 m. Bagian puncak tidak dapat dipugar, karena tidak diketahui bentuk sebenarnya. Tinggi setelah dipugar 6,20 m dari permukaan tanah, dan volume nya 365,8 m3.
Menurut gambar yang dibuat oleh J.W. Yzerman bersama-sama dengan TH. A.F. Delprat dan Opziter (Sinder) H.L. Leijdie Melvile, di atas bangunan yang terbuat dari bata merah terdapat 8 buah stupa kecil yang mengelilingi sebuah stupa besar. Di atas bangunan yang terbuat dari batu pasir (tuff) terdapat sebuah tupa besar. Di bagian sebelah timur terdapat sebuah tangga yang terbuat dari batu pasir. 
Selain bangunan-bangunan tersebut di atas, di sebelah utara, atau tepat di depan gerbang Candi Tuo terdapat onggokan tanah yang mempunyai dua lobang. Tempat ini diperkirakan tempat pembakaran jenazah. Lobang yang satu untuk memasukkan jenazah dan yang satunya lagi untuk mengeluarkan abunya. Tempat pembakaran jenazah ini, termasuk dalam pemeliharaan karena berada dalam komplek percandian. Di dalam onggokan tanah tersebut terdapat batu-batu kerikil yang berasal dari sungai Kampar. Di di luar kompleks Candi Muara Takus, yaitu di beberapa tempat di sekitar Desa Muarata takus, juga diketemukan beberapa bangunan yang diduga masih erat kaitannya dengan candi ini.

Sumber: Perpustakaan Nasional RI (http://candi.perpusnas.go.id)

Related Posts:

Candi Bahal Tapanuli Selatan


Candi Bahal berlokasi di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yaitu sekitar 3 jam perjalanan dari Padangsidempuan. Candi ini merupakan kompleks candi (dalam istilah setempat disebut biaro) yang terluas di provinsi Sumatra Utara, karena arealnya melingkupi kompleks Candi Bahal I, Bahal II dan Bahal III.
Candi Bahal berlokasi di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yaitu sekitar 3 jam perjalanan dari Padangsidempuan. Candi ini merupakan kompleks candi (dalam istilah setempat disebut biaro) yang terluas di provinsi Sumatra Utara, karena arealnya melingkupi kompleks Candi Bahal I, Bahal II dan Bahal III. 

Candi Bahal hanya merupakan bagian dari candi-candi Padanglawas yang berarti candi-candi yang terletak di padang luas yang mencakup, di antaranya: Candi Pulo, Candi Barumun, Candi Singkilon, Candi Sipamutung, Candi Aloban, Candi Rondaman Dolok, Candi Bara, Candi Magaledang, Candi Sitopayan dan Candi Nagasaribu. Kemungkinan, persawahan dan perkampungan di sekitar candi-candi tersebut tadinya merupakan padang yang sangat luas. Dari sekian banyak candi Padanglawas hanya Candi Bahal yang sudah selesai dienovasi, Candi Sipamutung dan candi Pulo sedang dalam proses renovasi, sedangkan candi lainnya masih berupa reruntuhannya.

Tidak diketahui apakah Candi Bahal merupakan candi Hindu atau Candi Buddha. Menilik atap Candi Bahal I yang mirip dengan bentuk atap Candi Mahligai di Muara Takus (Riau) diduga Candi Bahal merupakan Candi Buddha. Akan tetapi, melihat arca-arca batu yang ditemukan di tempat tersebut, seperti arca kepala makara, arca Ganesha, raksasa, dsb., diperkirakan Candi ini merupakan candi Hindu atau Buddha Tantrayana. Fungsi candi Bahal pada masa lalu juga belum diketahui dengan pasti, walaupun penduduk di sekitar menyebutnya "biaro" yang berarti biara.

Kompleks Candi Bahal terdiri dari tiga buah candi, yang masing-masing terpisah dengan jarak sekitar 500 meter. Beberapa kilometer dari candi ini ada pula kompleks candi lain, yaitu kompleks Candi Pulo atau Barumun yang tengah dipugar.

Candi Bahal seringkali disebut juga sebagai Candi Portibi, sesuai dengan sebutan untuk daerah tempat candi itu berada. Dalam beberapa hal, terdapat kesamaan di antara Candi Bahal I, II maupun III. Seluruh bangunan di ketiga kompleks candi dibuat dari bata merah, kecuali arca-arcanya yang terbuat dari batu keras. Masing-masing kompleks candi dikelilingi oleh pagar setinggi dan setebal sekitar 1 m yang juga terbuat dari susunan bata merah. Di sisi timur terdapat gerbang yang menjorok keluar dan di kanan-kirinya diapit oleh dinding setinggi sekitar 60 cm. Di setiap kompleks candi terdapat bangunan utama yang terletak di tengah halaman dengan pintu masuk tepat menghadap ke gerbang.

Bahal I
Lokasi Candi Bahal I mudah ditemukan karena bangunan candi langsung terlihat dari jalan yang dapat dilalui kendaraan beroda empat. Selain itu, di jalan masuk ke areal candi Bahal I telah dibangun gapura dan sebuah pos penjagaan yang terletak tidak jauh dari gapura.

Berhadapan dengan pos penjaga terdapat sebuah bangunan yang difungsikan sebagai museum. Dalam museum tersebut tersimpan bagian-bagian Candi Bahal yang belum dapat dikembalikan ke tempatnya semula, termasuk arca utuh dan potongan arca.

Candi Bahal 1 dibangun di pelataran seluas sekitar 3000 m2 yang dikelilingi pagar dari susunan batu merah setinggi 60 cm. Dinding pagar tersebut cukup tebal, yaitu sekitar 1 m, sehingga orang dapat berjalan dengan leluasa mengitari candi. Pada pertengahan sisi timur, dinding halaman melebar, membentuk lantai yang menjorok sekitar 7 m ke arah luar halaman candi. Dinding setinggi sekitar 70 cm mengapit sisi kanan dan kiri lantai tersebut sampai ke batas tangga yang terdapat di ujung sisi kiri dan kanan gerbang.
Bangunan utama Candi Bahal I terletak di tengah halaman, menghadap ke gerbang. Di antara bangunan utama dan pintu gerbang terdapat fondasi atau panggung berbentuk dasar bujur sangkar berukuran sekitar 7 x 7 m2. Tangga naik ke panggung yang dibuat dari batu merah tersebut terdapat di sisi timur, berhadapan dengan tangga naik ke bangunan utama, dan di sisi barat panggung, berhadapan dengan tangga untuk turun dari gerbang.

Bahal II
Candi Bahal II terletak sekitar 100 m dari jalan dan sekitar 300 m dari Candi Bahal I. Pelataran Candi Bahal II sama luasnya dengan pelataran Candi Bahal I dan juga dikelilingi pagar bata, akan tetapi ukuran bangunan utamanya lebih kecil dari bangunan utama Candi Bahal I.

Sebagaimana yang terdapat di Candi Bahal 1, pada pertengahan sisi timur, dinding halaman melebar, membentuk lantai yang menjorok sekitar 4 m ke arah luar halaman candi. Dinding setinggi sekitar 70 cm mengapit sisi kanan dan kiri lantai tersebut sampai ke batas tangga yang terdapat sisi timur (luar).

Sumber: Perpustakaan Nasional RI (http://candi.perpusnas.go.id)

Related Posts:

Candi Indonesia


Kata "candi" mengacu pada berbagai macam bentuk dan fungsi bangunan, antara lain empat beribadah, pusat pengajaran agama, tempat menyimpan abu jenazah para raja, tempat pemujaan atau tempat bersemayam dewa, petirtaan (pemandian) dan gapura. Walaupun fungsinya bermacam-macam, secara umum fungsi candi tidak dapat dilepaskan dari kegiatan keagamaan, khususnya agama Hindu dan Buddha, pada masa yang lalu. Oleh karena itu, sejarah pembangunan candi sangat erat kaitannya dengan sejarah kerajaan-kerajaan dan perkembangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia, sejak abad ke-5 sampai dengan abad ke-14.
Karena sjaran Hindu dan Buddha berasal dari negara India, maka bangunan candi banyak mendapat pengaruh India dalam berbagai aspeknya, seperti: teknik bangunan, gaya arsitektur, hiasan, dan sebagainya. Walaupun demikian, pengaruh kebudayaan dan kondisi alam setempat sangat kuat, sehingga arsitektur candi Indonesia mempunyai karakter tersendiri, baik dalam penggunaan bahan, teknik kontruksi maupun corak dekorasinya. Dinding candi biasanya diberi hiasan berupa relief yang mengandung ajaran atau cerita tertentu.
Dalam kitab Manasara disebutkan bahwa bentuk candi merupakan pengetahuan dasar seni bangunan gapura, yaitu bangunan yang berada pada jalan masuk ke atau keluar dari suatu tempat, lahan, atau wilayah. Gapura sendiri bisa berfungsi sebagai petunjuk batas wilayah atau sebagai pintu keluar masuk yang terletak pada dinding pembatas sebuah komplek bangunan tertentu. Gapura mempunyai fungsi penting dalam sebuah kompleks bangunan, sehingga gapura juga nencerminkan keagungan dari bangunan yang dibatasinya. Perbedaan kedua bangunan tersebut terletak pada ruangannya. Candi mempunyai ruangan yang tertutup, sedangkan ruangan dalam gapura merupakan lorong yang berfungsi sebagai jalan keluar-masuk.
Beberapa kitab keagamaan di India, misalnya Manasara dan Sipa Prakasa, memuat aturan pembuatan gapura yang dipegang teguh oleh para seniman bangunan di India. Para seniman pada masa itu percaya bahwa ketentuan yang tercantum dalam kitab-kitab keagamaan bersifat suci dan magis. Mereka yakin bahwa pembuatan bangunan yang benar dan indah mempunyai arti tersendiri bagi pembuatnya dan penguasa yang memerintahkan membangun. Bangunan yang dibuat secara benar dan indah akan mendatangkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat. Keyakinan tersebut membuat para seniman yang akan membuat gapura melakukan persiapan dan perencanaan yang matang, baik yang bersifat keagamaan maupun teknis.
Salah satu bagian terpenting dalam perencanaan teknis adalah pembuatan sketsa yang benar, karena dengan sketsa yang benar akan dihasilkan bangunan seperti yang diharapkan sang seniman. Pembuatan sketsa bangunan harus didasarkan pada aturan dan persyaratan tertentu, berkaitan dengan bentuk, ukuran, maupun tata letaknya. Apabila dalam pembuatan bangunan terjadi penyimpangan dari ketentuan-ketentuan dalam kitab keagamaan akan berakibat kesengsaraan besar bagi pembuatnya dan masyarakat di sekitarnya. Hal itu berarti bahwa ketentuan-ketentuan dalam kitab keagamaan tidak dapat diubah dengan semaunya. Namun, suatu kebudayaan, termasuk seni bangunan, tidak dapat lepas dari pengaruh keadaan alam dan budaya setempat, serta pengaruh waktu. Di samping itu, setiap seniman mempunyai imajinasi dan kreatifitas yang berbeda.
Sampai saat ini candi masih banyak didapati di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Sumatra, Jawa, dan Bali. Walaupun sebagian besar di antaranya tinggal reruntuhan, namun tidak sedikit yang masih utuh dan bahkan masih digunakan untuk melaksanakan upacara keagamaan. Sebagai hasil budaya manusia, keindahan dan keanggunan bangunan candi memberikan gambaran mengenai kebesaran kerajaan-kerajaan pada masa lampau.
Candi-candi Hindu di Indonesia umumnya dibangun oleh para raja pada masa hidupnya. Arca dewa, seperti Dewa Wishnu, Dewa Brahma, Dewi Tara, Dewi Durga, yang ditempatkan dalam candi banyak yang dibuat sebagai perwujudan leluhurnya. Bahkan kadang-kadang sejarah raja yang bersangkutan dicantumkan dalam prasasti persembahan candi tersebut. Berbeda dengan candi-candi Hindu, candi-candi Buddha umumnya dibangun sebagai bentuk pengabdian kepada agama dan untuk mendapatkan ganjaran. Ajaran Buddha yang tercermin pada candi-candi di Jawa Tengah adalah Buddha Mahayana, yang masih dianut oleh umat Buddha di Indonesia sampai saat ini. Berbeda dengan aliran Buddha Hinayana yang dianut di Myanmar dan Thailand.
Dalam situs web ini, deskripsi mengenai candi di Indonesia dikelompokkan ke dalam: candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta, candi di Jawa Timur candi di Bali dan candi di Sumatra. Walaupun pada masa sekarang Jawa Tengah dan Yogyakarta merupakan dua provinsi yang berbeda, namun dalam sejarahnya kedua wilayah tersebut dapat dikatakan berada di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram Hindu, yang sangat besar peranannya dalam pembangunan candi di kedua provinsi tersebut. Pengelompokan candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta berdasarkan wilayah administratifnya saat ini sulit dilakukan, namun, berdasarkan ciri-cirinya, candi-candi tersebut dapat dikelompokkan dalam candi-candi di wilayah utara dan candi-candi di wilayah selatan.
Candi-candi yang terletak di wilayah utara, yang umumnya dibangun oleh Wangsa Sanjaya, merupakan candi Hindu dengan bentuk bangunan yang sederhana, batur tanpa hiasan, dan dibangun dalam kelompok namun masing-masing berdiri sendiri serta tidak beraturan beraturan letaknya. Yang termasuk dalam kelompok ini, di antaranya: Candi Dieng dan Candi Gedongsanga. Candi di wilayah selatan, yang umumnya dibangun oleh Wangsa Syailendra, merupakan candi Buddha dengan bentuk bangunan yang indah dan sarat dengan hiasan. Candi di wilayah utara ini umumnya dibangun dalam kelompok dengan pola yang sama, yaitu candi induk yang terletak di tengah dikelilingi oleh barisan candi perwara. Yang termasuk dalam kelompok ini, di antaranya: Candi Prambanan, Candi Mendut, Candi Kalasan, Candi Sewu, dan Candi Borobudur.
Candi-candi di Jawa Timur umumnya usianya lebih muda dibandingkan yang terdapat di Jawa Tengah dan Yogyakarta, karena pembangunannya dilakukan di bawah pemerintahan kerajaan-kerajaan penerus kerajaan Mataram Hindu, seperti Kerajaan Kahuripan, Singasari, Kediri dan Majapahit. Bahan dasar, gaya bangunan, corak dan isi cerita relief candi-candi di Jawa Timur sangat beragam, tergantung pada masa pembangunannya. Misalnya, candi-candi yang dibangun pada masa Kerajaan Singasari umumnya dibuat dari batu andesit dan diwarnai oleh ajaran Tantrayana (Hindu-Buddha), sedangkan yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit umumnya dibuat dari bata merah dan lebih diwarnai oleh ajaran Buddha.
Candi-candi di Bali umumnya merupakan candi Hindu dan sebagian besar masih digunakan untuk pelaksanaan upacara keagamaan hingga saat ini. Di Pulau Sumatra terdapat 2 candi Buddha yang masih dapat ditemui, yaitu Candi Portibi di Provinsi Sumatra Utara dan Candi Muara Takus di Provinsi Riau.
Sebagian candi di Indonesia ditemukan dan dipugar pada awal abad ke-20. Pada tanggal 14 Juni 1913, pemerintah kolonial Belanda membentuk badan kepurbakalaan yang dinamakan Oudheidkundige Dienst (biasa disingkat OD), sehingga penanganan atas candi-candi di Indonesia menjadi lebih intensif. Situs web ini direncanakan akan memuat deskripsi seluruh candi yang ada di Indonesia, namun saat ini belum semua candi dapat terliput.

Sumber: Perpustakaan Nasional RI (http://candi.perpusnas.go.id)

Related Posts:

TOKOH FETHULLAH GULEN (Sejarah Asia Barat Daya)

1) Biografi Singkat Fethullah Gulen
Bangsa Turki seakan tidak habis tokoh yang inspiratif bagi bangsanya ataupun bangsa lain. Dari zaman turki saljuk, usmani, revolusi dan di zaman modern saat ini, diantara konflik serta masalah di turki era modern ini muncullah seorang yang mampu mendamaikan masayarakat turki dengan pemikiran – pemikrannya yang moderatnya. “Fethullah Gulen lahir tahun 1941 di Erzurum. Ia dibesarkan dalam keluarga konservatif bersama lima anak laki-laki dan dua perempuan. Ayahnya, Ramiz Efendi, adalah seorang Imam yang dipekerjakan pemerintah. Erzurum terletak di utara-timur Turki...” (Billa, 2011 : 298). Pendidikan Gulen banyak berada pada sekolah yang berkurikum agama sebagai dasarnya, hal ini dikarenakan latar belakang keluarga gulen yang religius. Dalam biografi Gulen disebutkan pada laman resmi indonesia (Fgulen.co.id) bahwa “Sejak belia ia sudah menghafal al Qur’an dan belajar Ilmu Agama di sejumlah Madrasah. Karir pertama saat berusia 14 tahun. Ia juga secara autodidak mempelajari berbagai disiplin ilmu lain terutama Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial seperti fisika, kimia, biologi, geografi, filsafat, juga kesusastraan Timur dan Barat.”
Gulen merupakan seseorang yang agamawan serta tokoh masyarakat turki yang menghasilkan karya dan pemikiran yang moderat dalam pemikirannya, terkenal ide – ide pendidikannya untuk memajukan pendidikan turki, serta dialog antar agama yang bertujuan untuk mendamaikan masyarakat Turki, seperti yang ditulis Dongan Koc (2011 : 189) dalam karyanya berjudul Strategic Defamation of Fethullah Gulen Bahwasanya “Fethullah Gulen is a moderate Turkish Muslim scholar known for his educational and interfaith dialogue activities.” Fethullah Gulen adalah seorang ulama Muslim Turki yang moderat, terkenal di dunia pendidikan serta kegiatan dialog agama. Gulen dari sudut pandang umat Muslim di Turki sebagai pelopor kebangkitan Islam setelah masa – masa kemunduran yang ditandai saat runtuhnya kesultanan Turki Usmani pada tahun 1924 yang dipimpin pada saat itu oleh Mustafa Kemal Ataturk. Dalam hal ini Gulen tidak memprioritaskan Islam sebagai nomer Wahid (nomer satu) tetapi merangkul semua kalangan untuk hidup bersama. 

Gulen seorang pemimpin yang cerdas dan karismatik. Tentulah hal ini didukung kemampuan lainnya yaitu mahir dan menguasi Al-Quran, Hadist dan ilmu agama Islam serta pengetahuan lainnya.Tidaklah mungkin usia 14 tahun tanpa bekal apapun mampu ceramah satu kota ke kota lain dengan baik dan mengembangkan pemikiran Nursi serta mengkolaborasikan Agama dan Sains. Gulen mempunya karismatik tersendiri dari berbagai aspek pada dirinya yang sangat dihormati kaum Muslim Turki ataupu Non Turki dan kaum non muslim. Selain cerdas dan karismatik Gulen juga sederhana, kesederhanaan ini yang mencerminkan pemikiranya saat ceramah bukan hanya teori, tetapi juga mengimplementasikannya secara perbuatan yang nyata.

2) Bediuzzaman Said Nursi Inspirasi Pemikiran Gulen
Gagasan – gagasan Fethullah Gulen yang mengandalakan pada pemikiran dan tulisan tentang memaknai Al-quran lebih luas dan menyesuaikan zaman, sering dihubungkan kepada ulama besar yang bernama Bediuzzman Said Nursi yaitu agamawan yang karismatik yang banyak pengikut di Turki. “Said Nursi lahir menjelang fajar terbit pada 1293 H/1876 M. Di sebuah desa bernama Nurs, salah satu perkampungan di wilayah Bitlis, yang terletak di wilayah timur Anatolia” (Syauqi, 2013:763).
Nursi memandang bahwasanya jihat di zaman sekarang atau era modern adalah jihat melalui tulisan / pemikiran, bukan fisik. Karena itu, sewajarnya bila Nursi memiliki banyak karya – karya meskipun Nursi berada dalam penjara. Dalam buku yang ditulis oleh Zulfahmi (2014 : 61) Sang Inspirator Gerakan Damai Masayarakat Sipil di Turki mengatakan “...meski waktu banyak dihabiskan dipenjara, ia masih bisa melakukan jihat dengan menulis. Karya Nursi, Rasail al-Nur...” salah satu karyanya ini membahas dekadensi moral (kemrosotan moral), sikap masyarakat yang pasif terhadap pemerintahan yang berkuasa, dan jauhnya masyarakat dari kata spiritulitas. Pemikiran ini muncul karena Musatafa Kemal Ataturk menjalankan sekularisme di dalam pemerintahannya dan menghapuskan peran agama dalam berbagai bidang. Soeparyo, W (1977 : 139 – 140) berpendapat “Sekularisme telah dijalankan dengan ditandai penghapusan Khalifah pada tahun 1924, menghapus pengadilan syariah menjadi negeri, menghapus campur tangan agama dalam urusan sosial politik”. Hal ini mencerminkan kritikan Nursi yang tertuang dalam Rasail al-Nur yang menginginkan masyarakat lebih kritis bukan hanya menerima begitu saja tanpa menyeleksinya dan tetap memegang iman dalam kehidupan. Nursi membuktikan konsistensinya dengan tidak pernah melawan pemerintah dengan cara fisik atau pedang tetapi dengan pemikiran atau diskusi, karena menurutnya kekerasan tidaklah layak untuk era yang modern saat ini. Karena itu, Nursi dalam konteks ini menyumbang pemikiran Fethullah Gulen akan tetapi pemikiran Nursin dan Gulen tidaklah sama. Nursi menentang penerapan paham sekuler, tetapi Gulen lebih fleksibel dan mengambil jalan tengah atau dalam dunia education social yaitu pendekatan Win – Win Solution. Gulen berpendapat tidak menentang sekulerisme di Turki akan tetapi Turki tidak berhak melarang perkembangan Islam. Selain itu dimungkinkan politik dan tasawuf Gulen banyak terinspirasi dari karya – karya Nursi antara lain : ”Al-Mathnawi an-Nuri, Al-Kalimat, Al-Maktubat, Al-Lama’at, Al-Malahiq, Syirah Zatiah, Shaiqal al-Islam, Isyarat al-I Jaz fi Mazhan al-Ijaz, Al-syi’a’at” (Suhayib, 2013 : 64-65). Pandang politik Gulen yang terinspirasi Nursi salah satunya ialah moderitas Turki yang merupakan perpaduan antar pemikiran Nasionalisme dan Religius.
Bagi seorang Gulen mempelajari pemikiran Nursi adalah hal yang tepat karena Gulen menganggap pemikiran Nursi melihat situasi umat dan meluangkan waktunya dijalan yang benar dengan landasan dari pemikiran ulama Al-ghazali, Jalaludin ar-Rumi, dan Imam Rabani dirasa sangat menarik oleh Gulen. Nursi sangatlah menginspirasi Gulen terlihat bahwasanya Gulen bergabung di kelompok Nurcu atau pengikut Said Nursi dan menganjurkan masyarakat khusunya orang Islam untuk bergabung.

3) Pemikiran dan Karya Fethullah Gulen
Fethullah Gulen seorang pemimpin agama yang terkenal gerakan sosialnya, dengan ideologi islam modern dari aliran sunni. Gulen aktif dalam belajar dan mengajar, berpergian (dakwah), menulis (artikel dan buku) yang menginspirasi masyakat Turki dan dunia.

3.1) Relasi Islam dan Sains
Menurut Gulen, agama tidak bisa dipisahkan dengan pengetahuan karena agama adalah benteng yang menjaga dari kehancuran. Kebenaran menurut Gulen adalah hal yang sudah pasti (bersifat independent) bukan hasil dari fikiran manusia, manusia hanya bertugas mencarinya. “Gulen percaya pada gagasan kebenaran objektif sebagaimana berulang ditegaskan kaum agamawan dan filsuf. Kebenaran itu utuh, tak bisa dipengaruhi oleh terbatasnya pengalaman subjektif manusia, dan hanya menunggu untuk ditemukan” (Billa, 2012 : 6). Dengan hal ini jelas Gulen meyakini sumber kebenaran sudah ada, tugas manusia hanya mencari kebenaran itu. Pengetahuan atau sains alat manusia untuk mengetahui kebenaran itu sendiri.

3.2) Toleransi dan Perdamaian
Toleransi merupakan hal dasar dari sebuah perdamaian, menurut KBBI Online (kbbi.web.id)  toleransi berasal dari kata toleran yang bermakna menghargai, membiarkan, memperbolehkan. Sedangkan perdamaian berasal dari kata damai yang berarti tidak ada perang, tidak ada kerusuhan, aman. Dengan ini maka toleransi dan perdamaian merupakan satu kesatuan dimana ketika sebuah kelompok menerima, menghargai, memperbolehkan kelompok lain maka tidak ada permasalahan yang membuat rusuh bahkan tidak ada perang. Gulen mengingikan dialog anatar agama dengan tujuan kerukunan agama dan bisa berjalan bersama, beliau juga berpendapat “keadilan hanya dapat muncul dan dipertahankan memlaui pendidikan universal yang memadai” (Zulfahmi, 2013 : 71). Dengan pendidikan dimaksudkan akan muncul pemahaman dan toleransi yang memadai dalam masyarakat. Karena itu, Gulen menolak Islam radikal dan mengutuk gerakan teroris, lebih berfikir Islam moderat yang menekankan pada dialog antar agama dan peran ilmu pengetahuan dalam kehidupan.

3.3) Cara Pandang Terhadap Kitab Suci yang Lebih Luas
Gulen adalah seorang Muslim bahkan merupakan agamawan internasional yang ditandai banyaknya buku karangannya diterjemahkan ke bahasa inggris, Francis, dan bahasa lainnya. Bukan hal yang aneh bila karya seseorang yang baru dan unik akan diminati oleh berbagai kalangan, jelas karena buku Gulen berbeda dengan ulama – ulama sebelumnya. Al- Quran menurut Gulen (2005 : 3) dalam bukunya yang berjudul Pearls Of Wisdom (Mutiara Kebijaksanaan) berpendapat “In accordance with humanity’s worth and value, and considering the human heart, spirit, mind, and physical being, the Quran descended from the Highest of the High. Containing the most perfect messages, it is a collection of Divine Laws.” Beliau berpendapat bahwasanya Al-Quran diturunkan dari tertinggi dari yang tinggi, bahwasanya Al-Quran merupakan anugrah yang paling baik dari yang terbaik, serta berisi pesan yang sempurna dan hukum dari illahi. Dengan kata lain Al – Quran menyimpan banyak makna dengan sedikit teks yang tertera, dengan inilah maka Manusia dituntut memaknai dan memahami secara lebih luas dengan dasar – dasar yang jelas.

3.4) Institusi Pendidikan dan Gerakan Gulen (Hizmet)
Institusi pendidikan masuk dalam gerakan Gulen tetapi bidang pendidikanlah yang lebih ditekankan oleh gerakan ini, yang dianggap kunci dari masyarakat Turki yang damai.

3.4.1) Institusi Pendidikan Gulen
Pendidikan sangatlah diperhatikan oleh Gulen selain memgembangkan pendidikan di Turki Gulen dan pengikutnya mendirikan serta mengelola institusi pendidikan lebih dari 90 negara yang tersebar di Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Utara. “Alasan mengapa Fethullah Gülen menitik beratkan pada pendidikan karena sejatinya pendidikan adalah jawaban untuk menjadikan seorang individu yang produktif dan berkontribusi untuk setiap masyarakat” (Faturahman, 2011 : 48). Nama institusi di setiap negara berbeda – beda akan tetapi tujuannya adalah pendidikan dan selain itu memperhatikan ekonomi dan budaya. 

3.4.2 Gerakan Gulen (Hizmet)
Gerakan Gulen sebenarnya bukanlah gerakan moderat yang pertama yang ada di Turki, sebelum gerkan ini adalah Gerakan Turki Muda yang bercipta karena kemunduran Turki Usmani pada saat itu. “Awal mula Gerakan Turki Muda mengusung pemikiran moderat akan tetapi dalam prateknya dan berjalannya waktu menjadi radikal, gerakan ini didirikan secara rahasia pada tahun 1896...” (Soepratignyo & Sumartini, 1994 : 67). Berbeda dengan Gerakan Gulen yang konsisten dengan cara pandang moderat dan motto hizmet yang menjadi dasar gerakan Gulen. Semangat yang di bawa oleh pengikut Gulen adalah Hizmet yang berarti semangat pelayanan. Sebenarnya Hizmet kata serapan dari bahas arab yaitu Khit Mah (  )yang berarti pelayanan, dengan hal ini maka pengikut Gulen melayani dengan baik dan untuk kebaikan. Hal inilah yang membedakan gerakan Gulen dengan pendahulunnya yang  tidak konsisten dan jiwa pelayanan yang iklas. Menurut Faturahman (2011 : 42) mengatakan “Gerakan Fethullah Gülen (Gülen Movement) merupakan sebuah gerakan sosial baru karena yang menjadi isu utama dalam gerakan ini adalah masalah kontemporer, yaitu pendidikan dalam bentuk pelayanan sosial kepada masyarakat”. 

Related Posts:

Poster Komik Sejarah

Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin (Wikipedia). Poster juga dapat kita gunakan sebagai media pembelajaran dalam kegiatan belajar dan pembelajaran dalam hal ini sejarah dan pada umumnya mata pelajaran lain. Poster selain memiliki daya tarik tersendiri bagi yang melihat dan tertarik untuk membaca, poster juga memuat informasi yang akan disampaikan kepada pembaca. Poster yang baik adalah poster yang minim tulisan atau teks namun lebih kearah foto, gambar atau/dan animasi yang menyampaikan isi informasi sehingga dapat mudah dipahami oleh pembaca.

Related Posts: