PERADABAN KUNO INDIA

Sungai dan Perkembangan Peradaban

Pada umumnya, peradaban kuno di dunia berkembang di sekitar sungai-sungai besar. Bangsa Mesir, Irak, India, dan Cina Kuno mengembangkan peradabannya di kawasan sungai besar yang melintasi kawasan tersebut. Sungai Nil di Mesir, Euphrat dan Tigris di Irak, Gangga di India dan Kuning di Cina, merupakan pusat-pusat peradaban tertua di dunia. Keempat sungai tersebut memiliki karakter berbeda yang menyebabkan penduduknya mengembangkan cara hidup yang berbeda pula. Hal ini disebabkan adanya perbedaan keadaan geografis, musim, cuaca, serta tanaman yang diolah.

Belajar dari perbedaan karakter sungai-sungai tersebut, masyarakat kuno menggunakan cara berbeda dalam menanganinya. Di Mesir dan Cina, penduduk menggunakan irigasi untuk mengalirkan air ke tanah subur dan untuk melipatgandakan hasil pertanian. Masyarakat di Mesopotamia membuat irigasi dengan mengeringkan tanah untuk dijadikan tanah pertanian. Adapun petani India kuno melindungi dirinya dari banjir Sungai Indus sambil memanfaatkan kesuburan tanah dari lumpur yang dibawa oleh aliran banjir.  Uraian berikut menjelaskan tentang perkembangan peradaban masyarakat kuno yang terdapat di Asia, Afrika, dan Eropa.



Peradaban India Kuno

Peradaban India kuno dikenal sebagai peradaban Lembah Sungai Indus. Luas geografis wilayah peradaban ini meliputi 1,25 juta km2 atau seluas Pakistan sekarang. Dua kota yang sangat terkenal di wilayah ini adalah Mohenjodaro di wilayah Pakistan Selatan sekarang dan Harappa di daerah Punjab. Dari reruntuhan yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa kedua kota tersebut sangat besar menurut ukuran masanya. Membentang sepanjang 4,8 km dan didiami oleh penduduk dalam jumlah besar. Dibangun dengan menggunakan bata, kedua kota tersebut sebagian besar tidak dikelilingi oleh benteng, kecuali menara pengawas yang tingginya 12 m sampai 15 m dari dataran sekitarnya. Peradaban Sungai Indus berkembang selama kurang lebih seribu tahun. Namun, peradaban tersebut tampak muncul secara singkat dalam sejarah peradaban umat manusia karena mengalami kehancuran.

Masuknya Bangsa Arya dan Terbentuknya Peradaban India

1. Bangsa Arya

Bangsa Arya diperkirakan masuk ke India tahun 1000 SM, dalam kurun waktu berkembangnya peradaban India Kuno sejak 1500–500 SM. Fakta menunjukkan bahwa bangsa Arya datang ke India jauh setelah peradaban Lembah Sungai Indus runtuh. Ketika bermigrasi ke arah sebelah timur seperti Lembah Sungai Gangga dan daerah Delhi sekarang, bangsa Arya bertemu dengan peradaban penduduk asli. Dari pertemuan itu, lahirlah sintesis budaya yang kemudian membentuk budaya India baru.

2. Sistem Kasta

Pada sekitar 500 SM, terdapat empat lapisan masyarakat, yaitu sebagai berikut.

a. Brahmana (pendeta)

b. Ksatria (bangsawan/priyayi)

c. Waisya (petani dan pedagang)

d. Sudra (buruh)

Golongan yang tidak berkasta adalah yang kehilangan kastanya yang disebabkan pelanggaran dalam upacara ritual. Kelompok ini (Paria) bekerja di luar aturan keempat kasta tersebut. Secara sosial, pekerjaannya tidak diakui sebagai pekerjaan yang diharapkan oleh masyarakat.

3. Kepercayaan Masyarakat India Kuno

Berkembangnya sistem kepercayaan India Kuno tidak lepas dari perubahan yang terjadi dalam masyarakatnya, terutama bangsa Arya. Dewa-dewa bangsa Arya merupakan fenomena alam, seperti Agniatau Dewa Api, Indraatau Dewa Perang, dan Rudra atau Dewa Pencipta bencana yang menyebarkan penyakit kepada pengikutnya. Dewa-dewa tersebut menghendaki upacara-upacara ritual pengorbanan. Keyakinan ini kemudian dikenal dengan Brahmanisme yang merupakan cikal bakal agama Hindu. Kepercayaan masyarakat India Kuno mencapai puncaknya pada abad ke-6 dan 5 SM dengan berkembangnya ajaran Hinduisme, Jainisme, dan Buddhisme.

Kerajaan-Kerajaan India Kuno dan Sistem Pemerintahannya

1. India di Bawah Persia

Pada 513–298 SM, India jatuh ke tangan bangsa Persia di bawah Kaisar Darius. Dari bangsa Persia, bangsa India memperoleh pengetahuan mengenai pembuatan mata uang dari perak, bahasa, dan tulisan Aramaic (bahasa Persia), serta pengalaman berdagang dengan Barat.

2. Dinasti Maurya

Di bawah Chandragupta, Kerajaan Maurya berkembang menjadi imperium yang wilayahnya membentang dari Punjab dan Pegunungan Himalaya di sebelah utara serta wilayah Afghanistan di barat sampai Benggala di sebelah timur.

3. Raja Ashoka

Sepeninggal Chandragupta, wilayah imperium diperluas oleh cucunya yang bernama Ashoka (269–232 SM) sampai ke Kalingga di pantai timur India. Pada masa pemerintahannya, Buddha ditetapkan sebagai agama negara.Dia sendiri adalah penganut Buddha yang taat. Pada masa Ashoka, peradaban India mencapai puncak kejayaannya.

Related Posts:

TEORI MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA

Teori Masuknya Islam Ke Indonesia

Masuknya Islam di Indonesia pada abad ke V tidak bisa dilepaskan dari sejarah perdagangan dan pelayaran antar benua yang berlangsung pada masa itu. Kendati demikian, para ahli masih bersilang pendapat tentang bagaimana proses masuknya budaya dan agama Islam tersebut hingga bisa mengalahkan kebudayaan dan agama yang telah ada sebelumnya, yakni Hindu dan Budha. Berbagai teori pun berkembang dengan disertai bukti dan fakta pendukung. Pada modul ini akan dijelaskan tentang teori-teori masuknya Islam Ke Indonesia bacalah dengan baik.


1. Teori Gujarat

Tokoh yang mendukung teori ini adalah para ilmuwan Belanda seperti Pijnappel dan Moqette yang mengatakan bahwa yang membawa agama Islam ke Indonesia ialah orangorang Arab yang sudah lama tinggal di Gujarat (India). Menurut mereka, Islam masuk ke Indonesia sejak awal abad ke 13 Masehi bersama dengan hubungan dagang yang terjalin antara masyarakat Nusantara dengan para pedagang Gujarat yang datang, dengan jalur Indonesia-Cambay- Timur Tengah- Eropa.

Snouck Hurgronje yang juga sebagai ilmuwan Belanda berpendapat bahwa hubungan dagang Indonesia dengan orang-orang Gujarat telah berlangsung lebih awal dibanding dengan orang-orang Arab.

Teori masuknya Islam di Indonesia yang dicetuskan Hurgronje dan Pijnapel ini didukung oleh beberapa bukti :

a. Batu nisan Sultan Samudera Pasai Malik As-Saleh (1297) dan batu nisan Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik memiliki kesamaan dengan batu nisan yang berada di Cambay.

b. Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam. Selain memiliki bukti, teori ini juga mempunyai kelemahan. Kelemahan teori Gujarat ditunjukan pada 2 sangkalan. Pertama, masyarakat Samudra Pasai menganut mazhab Syafii, sementara masyarakat Gujarat lebih banyak menganut mazhab Hanafi. Kedua, saat islamisasi Samudra Pasai, Gujarat masih merupakan Kerajaan Hindu.

2. Teori Persia

Umar Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat sebagai pencetus sekaligus pendukung teori Persia menyatakan bahwa Islam yang masuk di Indonesia pada abad ke 7 Masehi adalah Islam yang dibawa kaum Syiah, Persia.

Teori ini didukung adanya beberapa bukti pembenaran di antaranya

a. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran.

b. Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.

c. Kesamaan ajaran Sufi

d. Penggunaan istilah persia untuk mengeja huruf Arab

e. Kesamaan seni kaligrafi pada beberapa batu nisan

f. Bukti maraknya aliran Islam Syiah khas Iran pada awal masuknya Islam di Indonesia.

g. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik.

Dengan banyaknya bukti pendukung yang dimiliki, teori ini sempat diterima sebagai teori masuknya Islam di Indonesia yang paling benar oleh sebagian ahli sejarah. Akan tetapi, setelah ditelisik, ternyata teori ini juga memiliki kelemahan. Bila dikatakan bahwa Islam masuk pada abad ke 7, maka kekuasaan Islam di Timur Tengah masih dalam genggaman Khalifah Umayyah yang berada di Damaskus, Baghdad, Mekkah, dan Madinah. Jadi tidak memungkinkan bagi ulama Persia untuk menyokong penyebaran Islam secara besar-besaran ke Nusantara.

3. Teori Makkah

Teori Arab atau Teori Makkah menyatakan bahwa proses masuknya Islam di Indonesia berlangsung saat abad ke-7 Masehi. Islam dibawa para musafir Arab(Mesir) yang memiliki semangat untuk menyebarkan Islam ke seluruh belahan dunia. Tokoh yang mendukung teori ini adalah Van Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, Buya Hamka, Naquib al-Attas, Keyzer, M. Yunus Jamil, dan Crawfurd.

Teori masuknya Islam di Indonesia ini didukung beberapa 3 bukti utama, yaitu

a. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab), dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.

b. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.

c. Adanya penggunaan gelar Al Malik pada raja-raja Samudera Pasai yang hanya lazim ditemui pada budaya Islam di Mesir. Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke-7 dan yang berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.

Hingga kini, teori Arab dianggap sebagai teori yang paling kuat. Kelemahannya hanya terletak pada kurangnya fakta dan bukti yang menjelaskan peran Bangsa Arab dalam proses penyebaran Islam di Indonesia

4. Teori India

Teori ini dikemukakan oleh Thomas W. Arnold dan Orrison. Menurut teori ini, Islam datang ke Indonesia melalui Coromandel dan Malabar (India). Dasar teori ini adalah ketidakmunkinan Gujarat menjadi sumber penyebaran Islam ketika itu. Alasannya, Gujarat belum menjadi pusat perdagangan yang menghubungkan antara wilayah Timur Tengah dengan wilayah Nusantara. Pendapat bahwa Gujarat sebagai tempat asal Islam di Nusantara mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu. Kelemahan itu ditemukan oleh Marrison. Ia berpendapat bahwa meskipun batu-batu nisan yang ditemukan di tempattempat tertentu di Nusantara boleh jadi berasal dari Gujarat, atau dari Bengal, itu tidak lantas berarti Islam juga datang berasal dari tempat batu nisan itu diproduksi. Marrison mematahkan teori Gujarat ini dengan menunjuk pada kenyataan bahwa pada masa Islamisasi Samudera Pasai, yang raja pertamanya wafat tahun 1297 M, Gujarat masih merupakan kerajaan Hindu. Baru setahun kemudian (699/1298) Cambay, Gujarat ditaklukkan kekuasaan muslim. Jika Gujarat adalah pusat Islam, yang dari tempat itu para penyebar Islam datang ke Nusantara, maka pastilah Islam telah mapan dan berkembang di Gujarat sebelum kematian Malik al-Saleh, yakni sebelum tahun 698/1297. Marrison selanjutnya mencatat, meski lasykar muslim menyerang Gujarat beberapa kali raja Hindu di sana mampu mempertahankan kekuasaannya hingga 698/1297. Mempertimbangkan semua ini, Marrison mengemukakan pendapatnya bahwa Islam di Nusantara bukan berasal dari Gujarat, melainkan dibawa oleh para penyebar Muslim dari pantai Coromandel pada akhir abad ke-13.

5. Teori Bangladesh

Teori Bangladesh dikenal juga dengan nama teori Benggali, Dikemukakan oleh S. Q. Fatimi. Teori ini mengemukakan bahwa Islam datang di Nusantara berasal dari Benggali. Teori ini didasarkan atas tokoh-tokoh terkemuka di Pasai adalah orang-orang keturunan dari Benggali. Menurut beberapa pendapat berdasarkan teori Benggali berarti Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-11 M. S. Q. Fatimi berpendapat bahwa mengaitkan seluruh batu nisan yang ada di Pasai, termasuk batu nisan Maulana Malik al-Saleh, dengan Gujarat adalah keliru. Menurut penelitiannya, bentuk dan gaya batu nisan Malik al-Saleh berbeda sepenuhnya dengan batu nisan yang terdapat di Gujarat dan batu-batu nisan lain yang ditemukan Nusantara. Fatimi berpendapat bentuk dan gaya batu nisan itu justru mirip dengan batu nisan yang terdapat di Bengal. Oleh karenanya, seluruh batu nisan itu hampir dipastikan berasal dari Bengal. Dalam kaitan dengan data artefak ini, Fatimi mengkritik para ahli yang mengabaikan batu nisan Siti Fatimah bertanggal475/1082 yang ditemukan di Leran, Jawa Timur.

Teori bahwa Islam di Nusantara berasal dari Bengal bisa dipersoalkan lebih lanjut termasuk berkenaan dengan adanya perbedaan madzhab yang dianut kaum muslim Nusantara (Syafi’i) dan mazhab yang dipegang oleh kaum muslimin Bengal (Hanafi).

6. Teori Cina

Teori China yang dicetuskan oleh Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby menyebutkan bahwa, Islam masuk ke Indonesia karena dibawa perantau Muslim China yang datang ke Nusantara.

Teori ini didasari pada beberapa bukti,yaitu

a. Fakta adanya perpindahan orang-orang muslim China dari Canton ke Asia Tenggara, khususnya Palembang pada abad ke 879 M

b. Adanya masjid tua beraksitektur China di Jawa

c. Raja pertama Demak yang berasal dari keturunan China (Raden Patah)

d. Gelar raja-raja demak yang ditulis menggunakan istilah China

e. Catatan China yang menyatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan di Nusantara pertama kali diduduki oleh para pedagang China. Pada dasarnya semua teori tersebut masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri. Tidak ada kemutlakan dan kepastian yang jelas dalam masingmasing teori tersebut. Menurut Azyumardi Azra, sesungguhnya kedatangan Islam ke Indonesia datang dalam kompleksitas, artinya tidak berasal dari satu tempat, peran kelompok tunggal, dan tidak dalam waktu yang bersamaan.

Related Posts:

Ras-ras manusia yang yang berkembang di dunia

Ras-ras manusia yang yang berkembang di dunia adalah sebagai berikut 

a. Ras Australoid

Ras Austroloid merupakan ras manusia yang mendiami bagian selatan India, Sri Lanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara, Papua, kepulauan Melanesia dan Australia dengan ciri antara lain, memiliki rambut keriting hitam, berkulit hitam serta banyak mendiami bagian selatan India, Srilanka, Asia Tenggara, Papua, Kepulauan Melanesia, dan Australia juga nama sukunya adalah Aborigin, Veddah dan Negrito.

Jejak awal dari ras ini diperkirakan adalah fosil Homo Wajakensis yang ditemukan tahun 1889 di Wilayah Wajak Tulungagung di lembah Sungai Brantas, Jawa Timur oleh Van Riestchoten, fosil ini kemudian diteliti oleh Eugene Dubois. Hasil dari penemuan tersebut, berupa tulang paha, rahang atas dan bawah, tulang kering. Dan fragmen tengkorak yang mempunyai volume sekitar 1.600 cc. Tengkorak Homo Wajakensis memiliki banyak persamaan dengan tengkorak penduduk asli Aborogin di Australia, serta manusia Niah di Sarawak (Malaysia) dan manusia Tabon di Palawan (Filipina).

ciri-ciri ras australoid adalah :

• Memiliki warna kulit cokelat kehitaman.

• Warna mata gelap.

• Rambut bergelombang sampai keriting.

• Memiliki tulang alis menonjol.

• Memiliki rahang yang besar dan tebal.

• Bentuk muka dolichocephalic (lonjong atau oval)


b. Ras Mongoloid

Ras ini tersebar di Asia Timur, Tanggara, Tengah, Ura dan Asia Timur Laut bahkan hingga ke wilayah Amerika Utara dan Selatan. Ciri-ciri ras mongoloid adalah :

• memiliki rambut lurus berwarna hitam

• kelopak mata yang dimilikinya sipit

• memiliki bola mata berwarna kecoklatan

• memiliki sedikit bulu badan

• memiliki tubuh yang kecil

• berkulit putih cenderung kuning dan sawo matang

• bentuk wajah relatif rata

• memiliki hidung pesek


c. Ras Negroid

Ras Negroid merupakan ras manusia yang sebagian besar menghuni benua Afrika serta turunannya banyak mendiami Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Timur Tengah

Ciri-ciri ras negroid adalah :

• Memiliki kulit hitam.

• Rambut keriting dan kasar.

• Rongga hidung luas dan bulat.

• Tidak memiliki bendungan atau sengau hidung.

• Wajah yang menonjol di bagian rahang dan mulut (prognathisme)

• Bentuk orbit mata persegi atau persegi panjang.

• Memiliki gigi besar dan kuat.

• Bibir tebal


d. Ras Kaukasoid

Ras Kaukasoid merupakan ras manusia yang diperkirakan berasal dari pegunungan Kaukasus di Eropa serta banyak mendiami bagian Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, Pakistan, dan India Utara.

Ciri-ciri ras kaukasoid adalah :

• Memiliki kulit putih dan dermis paling sedikit dari ras lainnya (kecuali di India)

• Hidung mancung.

• Memiliki rambut berwarna cokelat hingga pirang.

• Memiliki mulut kecil.

• Sudut wajah antara 100° sampai 90°

• Memiliki wajah lonjong dan pirus.

• kelopak mata yang lurus


e. Ras khusus

Adalah ras yang tidak termasuk dalam kelompok ras-ras yang ada di atas. Kelompok ras ini tidak mengalami penyebaran yang luas karena hambatan berupa isolasi geografis. Mereka adalah orang Bushman (penduduk asli gurun Kalahari di Afrika Selatan), orang Weddoid (penduduk asli daerah pedalaman Sri Lanka), orang Ainu (penduduk asli Karafuro dan Hokaido i Jepang). Di Indonesia, orang Weddoid masih dapat ditemukan di wilayah pedalaman Sulawesi Selatan.


Tugas! Buatlah peta konsep dari materi diatas dikumpulkan kolektif/bersama maksimal minggu depan (pertemuan depan). 

 - Dikumpulkan di ketua/wakil ketua. 

- Dijadikan 1 file pdf, diurutkan berdasarkan absen.

- Kirim lewat whatsapps.

- Ketahuan copy paste/ganti/edit nama milik temannya (nilai raport sejarah 0 dan sanksi catatan ke wali kelas).

- Ketua/wakil ketua wajib melaporkan nama-nama yang belum mengumpulkan melalui whatsapps. contoh ( Laporan kelas x ips 2 mau mengumpulkan tugas. ini filenya pdf sesuai urutan absen. Catatan: 30 siswa mengumpulkan, kurang 3 zidan, ronaldo, dan messi).

Related Posts:

RANGKUMAN KERAJAAN HB DI INDONESIA

Candi Singosari, Malang


1. Berdasarkan Prasasti Kutai yang berangka tahun 475 M, dapat dikatakan Kerajaan Kutai adalah kerajaan Tertua di Indonesia yang dipimpin oleh Kudungga, berdasarkan namanya saat itu belum menganut budaya India dan masih beragama nenek moyang Indonesia. Untuk menganut agama Hindu dan mendapat pengakuan Kasta maka Kudungga dan keturunanya mengadakan upacara pensucian diri yang disebut Vratyastoma.

2. Sistem kepercayaan yang berkembang pada masyarakat Kutai adalah Hindu . Tetapi di luar golongan brahmana dan ksatria, sebagian besar masyarakat Kutai masih menjalankan adat istiadat dan kepercayaan asli mereka. Jadi, walaupun Hindu telah menjadi agama resmi kerajaan, masih terdapat kebebasan bagi masyarakatnya untuk menjalankan kepercayaan aslinya.

3. Raja pertama yang berkuasa di kerajaan kutai. Pada masa pemerintahan Raja Kudungga pengaruh Hindu baru masuk ke wilayahnya. Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya adalah kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya sebagai raja, sehingga penggantian raja dilakukan secara turun temurun.

4. Raja Mulawarman merupakan anak dari Raja Aswawarman yang menjadi penerusnya. Raja Mulawarman adalah raja terbesar dari Kerajaan Kutai seperti yang banyak disebutkan dalam Prasasti Kutai

5. Letak Kerajaan Tarumanegara berada di Jawa Barat di tepi Sungai Cisadane, yang saat ini merupakan wilayah Banten. Kerajaan Tarumanegara berpusat di Sundapura, yang saat ini dikenal sebagai Bekasi. Wilayah kekuasan Kerajaan Tarumanegara hampir meliputi seluruh wilayah Jawa Barat dan Banten. Bahkan, Kerajaan Tarumanegara juga memiliki pengaruh besar pada kerajaan yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

6. Terdapat dua golongan dalam masyarakat. Pertama, golongan masyarakat yang berbudaya Hindu, kelompok ini terbatas pada lingkungan keraton saja. Kedua, golongan masyarakat yang berbudaya asli yang meliputi bagian terbesar penduduk Tarumanegara, meskipun demikian, mereka tetap rukun . Berdasarkan berita dari Fa-hsien, bahwa pada awal abad 5 M, di Tarumanegara terdapat tiga agama, yaitu agama Buddha, Hindu dan agama yang kotor. Dari ketiga agama tersebut, agama Hindu merupakan agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat, hal itu diperkuat dengan adanya bukti-bukti prasasti dan arca.

7. Kerajaan Tarumanegara berakhir abad ke-7 M. Karena sejak abad tersebut tidak adalagi berita-berita yang dapat dihubungkan dengan nama rajanya. Menurut Ir. J.L. Moens dari Prasasti Kota Kapur ± 686 M di Pulau Bangka tentang perjalanan Dapuntahyang ke Bhumi Jawa dengan membawa 20.000 tentara dengan maksud untuk menghukum negeri tersebut yang tidak mau tunduk pada Sriwiaya runtuhnya Kerajaan Tarumanegara pada akhir abad tersebut disebabkan oleh penyerangan Sriwijaya.

8. Banyak pendapat yang mengaemukakan tentang letak Kerajaan Sriwijaya ada yang mengatakan di jambi, ada yang mengatakan di Palembang , hal ini disebabkan Kerajaan sriwijaya bercorak maritim sehingga memiliki kebiasaan untuk berpindah-pindah pusat kekuasaan.

9. Kerajaan Sriwijaya terletak di wilayah yang strategis sehingga mampu menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional selama berabad-abad dengan menguasai Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa.

10. Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke 13M. Kemunduran ini terjadi karena adanya beberapa faktor, di antaranya adalah faktor alam, ekonomi, politik, dan militer.

11. Sejak semula tampak bahwa letak geografis nusantara memainkan peranan penting sejak jaman Praaksara. Peran itu ditunjukan pada jaman Hindu Budha, ketika jalur utama dalam pelayaran samudera semakin pesat dan mengitegrasikan daerah antarpulau. Kondisi ini pada akhirnya telah menumbuhkan kekuatan ekonomi dan politik yang besar di nusantara terutama era kerajaan Sriwijaya, Singhasari, Majapahit.

12. Tumbuhnya negara negara tradisional (kerajaan) yang bercorak Hindu Budha tidak hanya mewariskan peninggalan peninggalan sejarah dengan peradaban yang lebih tinggi dari masa nenek moyang sebelumnya, tetapi juga dihasilkan karya  monumental. Selain itu juga kekayaan pemikiran mengenal konsep kekuasaan, Bahasa, dan sastra semuanya terbentuk dalam kehidupan sehari hari dan sebagian besar masih hidup dalam masyarakat sampai sekarang.

13. Secara umum negara negara kerajaan tradisional di nusantara mengalami kesamaan faktor-faktor yang mendorong kemajuan dan kemunduran kerajaan kerajaan tradisional.

Tugas! Pilih 1 Kerajaan Hindu Budha di Indonesia dan buatlah peta konsepnya dikumpulkan kolektif/bersama maksimal minggu depan (pertemuan depan). 

 - Dikumpulkan di ketua/wakil ketua. 

- Dijadikan 1 file pdf, diurutkan berdasarkan absen.

- Kirim lewat whatsapps.

- Ketahuan copy paste/ganti/edit nama milik temannya (nilai raport sejarah 0 dan sanksi catatan ke wali kelas).

- Ketua/wakil ketua wajib melaporkan nama-nama yang belum mengumpulkan melalui whatsapps. contoh ( Laporan kelas x ips 2 mau mengumpulkan tugas. ini filenya pdf sesuai urutan absen. Catatan: 30 siswa mengumpulkan, kurang 3 zidan, ronaldo, dan messi).

Related Posts:

Jenis dan Ciri-ciri Manusia Modern

Berdasarkan sebaran temuan fosil manusia purba, maka ahli berkesimpulan bahwa manusia modern berasal dari Afrika, karena di wilayah tersebut banyak ditemukan tulang belulang Homo Sapiens yang tertua. Dari Afrika, manusia Homo Sapiens kemudian mengembara keluar dari Afrika, dan tersebar ke Asia, Eropa, Amerika dan Australia. Kesimpulan tentang asal manusia modern di dunia, dan pengembaraannya keluar dari Afrika, sejalan dengan teori yang dikembangkan oleh Stringer dan Brauer yakni Teori Out of Afrika. Teori yang didukung dengan bukti-bukti genetika, linguistik dan arkeologis ini menyatakan bahwa fosil yang ditemukan di dekat Sungai Omo, Ethiopia (Afrika Timur) adalah fosil Homo Sapiens yang tertua, lebih tua dari homo Neanderthalensis. Teori ini juga didukung data penelitian DNA mitokondria (mtDNA), yakni sel tubuh yang berbentuk sebuah molekul kompleks yang memberi gambaran sistem genetika dari satu generasi ke generasi berikutnya.



Berdasarkan catatan DNA fosil yang ditemukan, dan disesuaikan dengan fosil manusia sekarang, disimpulkan bahwa genetika manusia atau genom 99,9% identik di seluruh dunia. Studi genetik ini, selanjutnya juga berkesimpulan bahwa sumber gen mtDNA manusia modern adalah Afrika. Menariknya ialah bahwa dari data DNA ini, ahli juga menyimpulkan tidak ditemukan pencampuran mtDNA manusia modern dengan manusia pra modern di suatu wilayah. Dengan kata lain, Homo Sapiens dari Afrika, menggantikan dan menghapus populasi manusia sebelumnya (Homo Erectus, Homo Neanderthalensis) di wilayah yang didatanginya.

Teori Out of Afrika ini berbeda dengan Toeri Multiregional Evolution Model yang dikemukakan oleh ahli Wolpoff, Thorne dan Wu. Mereka menyatakan bahwa manusia modern tidak hanya berasal dari Afrika, melainkan juga dari Eropa dan Asia sebagai hasil dari populasi manusia sebelumnya yang ada di wilayahnya. Teori ini juga sepakat bahwa Afrika adalah sumber kedatangan nenek moyang manusia, yang menyebar, tapi kemudian bercampur dengan manusia pra modern sebelumnya di satu wilayah, dan berkembang menurut ras masing-masing.


a. Cro Magnom

Fosil ini dikenal pula dengan nama Homo Sapiens Cro-Magnonensis ditemukan di Eyzies-de-Tayac, Dordogne, Perancis Selatan dengan sisa kepurbaan sekitar 40.000 tahun. Aspek Cro-Magnon terkesan sangat modern. Tengkoraknya tinggi dengan atapnya membundar, tonjolan tulang kening telah hilang, dahinya vertical, dan volume otak mencapai 1.400 cc. bentuk muka datar tanpa ada penonjolan pada bagian mulut, karena rahang dan gigi geliginya telah menyusut ukurannya.

Penemuan fosil Cro Magnom telah menandai munculnya manusia dengan anatomi modern: Homo sapiens sapiens, sebagai produk terakhir dari proses evolusi manusia, pada sekitar 40.000 tahun lalu. Pada masa ini, manusia modern muncul secara sporadik di seluruh dunia, hingga mendiami Dunia Baru termasuk benua Australia dan Amerika. Kemunculan Homo sapiens sapiens di muka bumi terkesan serempak, dengan aspek fisik yang jauh berbeda dengan para pendahulunya, baik Homo erectus dari Afrika, Asia, dan Eropa, maupun Homo neanderthalensis dari Eropa dan Asia Tengah.


b. Homo Wajakensis

Fosil ini ditemukan tahun 1889 di Wilayah Wajak Tulungagung di lembah Sungai Brantas, Jawa Timur, Indonesia, oleh Van Riestchoten, fosil ini kemudian diteliti oleh Eugene Dubois. Hasil penemuan berupa tulang paha, rahang atas dan bawah, tulang kering dan fragmen tengkorak yang mempunyai volume sekitar 1.600 cc. Dalam penelitian diperkirakan manusia purba jenis ini sudah dapat membuat peralatan yang terbuat dari batu dan tulang. Serta sudah mengerti caranya untuk memasak.

Dari segi fisik, ciri-ciri manusia purba Homo Wajakensis, adalah :

• memiliki muka datar dan lebar

• memiliki hidung lebar dan bagian mulut menonjol

• berat badan sekitar 30 – 150 kg

• tinggi badan sekitar 130 -210 cm

• Otaknya lebih berkembang

Tengkorak Homo Wajakensis memiliki banyak persamaan dengan tengkorak penduduk asli Aborogin di Australia, sehingga E.Dubois memperkirakan bahwa Homo Wajakensis diketegorikan manusia modern, yakni masuk dalam ras Australoide. Fosil Homo Wajakensis juga memiliki kesamaan dengan manusia Niah di Sarawak (Malaysia) dan manusia Tabon di Palawan (Filipina).


c. Homo Floresensis

Jenis manusia purba ini ditemukan pada tahun 2004, ditemukan saat penggalian di Liang Bua, di Pulau Flores oleh tim arkeolog gabungan yang terdiri dari Pusilitbang Arkeolog Nasional, Indonesia dan Unikversity of New England. Pada saat ditemukan, kerangka manusia purba ini belum membatu atau belum menjadi fosil. Penemuan berupa kerangka manusia purba berjenis kelamin wanita dan beberapa kerangka lainnya.

Berikut ini ciri-ciri fisik manusia purba Homo Floresiensis :

• Kepala dan badan memliki ukuran yang kecil

• Ukuran bentuk otak yang sangat kecil

• Volume otak 380 cc

• Mempunyai rahang yang menonjol atau berdahi sempit

• Berat badan sekitar 25 kg

• Tinggi badan diperkirakan sekitar 1,06 m

Apakah jenis manusia ini sudah masuk dalam kategori manusia modern? Masih diperdebatkan sampai sekarang. Sebagian ahli menyimpulkan bahwa Homo floresensis adalah hasil evolusi dari Pithecantropus, dan sebagian ahli juga menyatakan dugaannya bahwa Homo Floresiensis ini hidup berdampingan, atau bahkan hidup sejaman dengan manusia Homo Sapiens, yang merupakan keturunan manusia modern sekarang

Ciri-ciri non fisik manusia modern awal ini adalah :

• Bertahan hidup dengan cara berburu, beternak dan bercocok tanam

• Berburu memakai peralatan dari batu, tulang dan kayu yang udah

diruncingkan (di Indonesia perlatan berupa alat-alat tulang dari Ngandong, serta alat kapak dari Pacitan; kapak genggam, penetak, dan perimbas)

• Mereka mulai mengasah batu jadi semakin halus dan udah mengenal teknik membuat gerabah memakai meja bundar Hidup mulai menetap dan gak berpindah – pindah tempat

• Kalupun mereka mengembara, tapi mereka pandai atau cerdas dalam beradaptasi dengan lingkungan yang dijumpai

• memakan makanan yang telah dimasak

• Udah mulai memakai pelindung tubuh atau baju yang terbuat dari kulit hewan buruan.

• Diperkirakan telah mengenal kepercayaan dan penguburan

Manusia Homo Sapiens awal diyakini para ahli berasal dari Afrika yang

kemudian menyebar ke seluruh dunia dan berkembang menjadi kelompok rasras dan etnik di berbagai wilayah. Masing-masing ras memiliki bentuk dan ciriciri fisik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. 

Related Posts:

AKULTURASI MASA HINDU BUDHA

Wujud akulturasi dalam bidang bahasa dapat di lihat dari adanya penggunaan bahasa sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang dalam bahasa Indonesia. Sebagaimana adanya penemuan prasasti (batu tulis) peninggalan kerajaan Hindu pada abad ke 5-7 M, contohnya prasasti Yupa dari Kutai, Prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara.

Relief Kapal diCandi Borobudur


Pada perkembangan selanjutnya, bahasa Sansekerta digantikan oleh Bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7-13 M. Adapun untuk aksara, dapat dibuktikan dengan digunakannya huruf Pallawa, yang selanjutnya berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis sebagaimana dibuktikan dalam Prasasti Dinoyo (Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno. Selanjutnya wujud Akulturasi dalam sistem Religi/kepercayaan dimana Agama Hindu yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Dengan kata lain, Sinkritisme merupakan bagian dari proses akulturasi yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Untuk itu agama Hindu yang berkembang di Indonesia berbeda dengan yang dianut oleh masyarakat India, sebagai bukti Upacara Nyepi yang dilaksanakan Umat Hindu Bali tidak dilaksanakan oleh Umat Hindu di India. Berikutnya Akultusari dalam bidang Organisasi Sosial Kemasyarakatan dapat dilihat dari sejarah panjang sistem pemerintahan dan Organisasi politik yang ada dalam sejarah Indonesia dengan silih bergantinya berdiri kerajaan yang diperintah oleh raja secara turun menurun. Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan seperti yang dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul). Gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu. Di dalam candi-candi Hindu, relief yang mengambil kisah yang terdapat dalam Kepercayaan Hindu seperti kisah Ramayana, yang digambarkan melalui relief candi Prambanan ataupun candi Panataran. Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesi juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia.

1. Masuknya budaya dari India baik yang bercorak Hindu maupun Budha tidak terlepas dari terjadi perubahan jalur lalu lintas pelayaran dagang antara India dengan Cina pada abad 1 yang semula pedagang pedagang baik dari India ke Cina maupun sebaliknya menggunakan jalan darat atau yang dikenal dengan jalan sutera (The Silk Road), beralih menggunakan jalur darat.

2. Proses interaksi antara pedagang pedagang India dengan masyarakat di nusantara bersifat akulturasi yaitu bertemunya dua unsur kebudayaan yang dapat hidup saling berdampingan serta saling mengisi tanpa menghilangkan unsur unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut.Namun dalam hal sistem huruf tidak terjadi proses interaksi yang bersifat akulturasi melainkan bersifat adopsi dikarenakan sebelum masuknya budaya dari India bangsa Indonesia belum mengenal tulisan, sehingga dikatakan masih berada pada masa praaksara.

3. Terjadinya akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan India adalah karena kebudayaan Hindu–Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima begitu saja oleh bangsa Indonesia disebabkan sebelum masuknya budaya dari India, bangsa Indonesia sudah memiliki kepandaian lokal (local genius).

4. Akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan asli Indonesia terjadi diberbagai bidang diantaranya: seni bangun, seni rupa, seni pertunjukan, sistem kepercayaan, sistem pemerintahan.

5. Tidak terjadi proses akulturasi dalam hal perkembangan sistem huruf di Indonesia, melainkan yang terjadi adalah proses adopsi, karena sebelum masuknya budaya dari India, masyarakat Indonesia belum memiliki kepandaian menulis. Sehingga masuknya budaya menulis dari India ini membawa bangsa Indonesia masuk kedalam Jaman Sejarah

Related Posts:

HOMO SOLOENSIS



Homo Soloensis

Jenis fosil ini dianggap setara dengan Homo Neanderthalensis. Homo Soloensis ditemukan oleh sejarawan Oppenoort, Ter Harr, dan G.H.R. Koenigswald di wilayah Ngandong, Blora, Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, Jawa Tengah, Indonesia pada tahun 1931-1933. Nama Pithecantropus Soloensis, diberikan oleh Prof.Dr.Teuku Jakob setelah meneliti 14 jenis fosil dari Ngandong di Lembah sungai Bengawan Solo. Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu Ciri-cirinya adalah:

• Tengkoraknya lonjong, tebal dan masif

• Hidung lebar dan rongga matanya sangat panjang

• Mempunyai gigi geraham yang besar dan rahang yang kuat

• Terdapat tonjolan pada kening tebal dan melintang di sepanjang pelipis

• Volume otak sekitar 1000-1300 cc

• Berbadan tegap

• Tinggi tubuh sekitar 165-180 cm.


Dalam aspek non fisik, ciri-ciri manusia jenis homo secara umum adalah :

• Mengkonsumsi makanan – makanan yang bervariasi, seperti tumbuhan dan daging binatang

• diperkirakan hidup di hutan yang terbuka

• mereka dapat membuat peralatan sederhana dari tulang dan batu (semacam kapak genggam dari batu) untuk memancing dan berburu

• hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan

• kemungkinan bahwa mereka merupakan manusia purba pertama yang menggunakan api dan dapat memasak

• hidup secara nomaden mengikuti hewan buruan

• Memiliki bahasa komunikasi antar individu, meski diperkirakan mereka berbicara belum memiliki versi kosa kata yang diperlukan.

Related Posts:

Sejarah MAN Kota Batu

mankotabatu

Sejarah MAN Kota Batu - Dalam perkembangannya dari awal berdiri sampai dengan sekarang Madrasah Aliyah Negeri Kota Batu, yang berdiri Kokoh, terus berbenah untuk melengkapi sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan pendidikan. Seiring perjalanan MAN Kota batu juga mengalami perubahan nama sebagai berikut :

Pada awal berdiri adalah PGAA NU Batu, kemudian diresmikan menjadi SPIAIN Sunan Ampel dengan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 02 Tahun 1970, pada waktu itu belum mempunyai gedung sendiri, untuk sementara menempati Gedung milik Al-Maarif Batu di Jalan Semeru No. 22 Batu.

Pada Tahun 1978 secara resmi menjadi Madrasah Aliyah Negeri Malang II berdasarkan SK Menteri Agama RI Nomor 17 Tahun 1978, dan masih menempati Gedung Al-Maarif Batu.

Pada Tahun 1979 MAN MALANG II berpindah lokasi menempati Gedung milik MI Raoudlatul Ulum di Jalan Lahor 23 Batu dengan Hak Sewa Bangunan.

Kemudian pada Tahun 1981 secara resmi MAN MALANG II baru menempati Gedung milik sendiri (Pemerintah) yang berlokasi di Jalan Patimura Nomor 25 Batu yang di bangun dengan dana DIP Tahun Anggaran 1980/1981, dan sampai sekarang terus berbenah untuk melengkapi sarana dan prasarana. Dan berkembang memiliki gedung pesantren dengan luas tanah 4000 m2 yang dibangun diatas tanah milik Kelurahan Temas Kota Batu.

Dengan meningkatnya status menjadi Kota Batu maka MAN Malang II Batu berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri Kota Batu berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 157 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014.

sumber: http://mankotabatu.sch.id/read/2/sejarah

Related Posts: