SOSIOLOGI: Konflik Sosial




Definisi Konflik Sosial
Konflik berasal dari bahasa Latin yaitu conflitus (saling berbenturan, bertentangan, berlawanan, ketidaksesuaian). Menururt M.Z. Lawang, konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, dan kekuasaan ketika tujuan pihak-pihak yang berkonflik tidak hanya mendapatkan keuntungan, tapi juga untuk menundukkan saingannya. Selain itu, menurut Soerjono Soekanto konflik yaitu suatu proses sosial orang per orang atau kelompok manusia yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan suatu bentuk perbedaan atau pertentangan ide, pendapat, paham, dan kepentingan diantara dua pihak atau lebih, dimana pertentangan tersebut dapat berbentuk fisik dan nonfisik.
Kriteria Konflik Sosial
Kriteria konflik menurut Marck, Syinder, dan Gurr yaitu :
Melibatkan dua pihak atau lebih.
Pihak-pihak tersebut saling tarik-menarik dalam aksi-aksi saling memusuhi.
Cenderung menjalankan perilaku koersif (Pengadilan sosial bersifat kekerasan).
Dapat dideskripsikan dengan mudah oleh para pengamat sosial yang tidak terlibat dalam pertentangan.
Sebab Konflik Sosial
Suatu konflik sudah tentu tidak muncul begitu saja. Banyak faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya konflik sosial. Faktor penyebab konflik sosial:
Adanya perbedaan kepentingan dan tujuan dari kedua belah pihak yang bertentangan.
Perbedaan latar belakang kebudayaan yang berkaitan dengan individu atau kelompok.
Perbedaan ras, yaitu segolongan manusia yang memiliki ciri fisik yang sama.
Perbedaan individu menyangkut perasaan, pendirian, gagasan, ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggaan, dan identitas diri.
Perbedaan kepentingan antarindividu atau kelompok terutama dalam kehidupan ekonomi dan politik.
Perubahan sosial yang berlangsung cepat sehingga mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.


Bentuk Konflik Sosial
Konflik sosial sendiri terdiri dari beberapa bentuk, berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai bentuk-bentuk konflik sosial dan contohnya dalam masyarakat.
Bentuk Konflik Sosial Secara Umum
Secara umum, bentuk konflik sosial terdiri dari tujuh bentuk, yaitu :
Konflik Pribadi
Konflik ini terjadi dikarenakan ada dua individu yang mana sedang mengalami sebuah masalah pribadi dan saling tidak ingin menyadari kesalahan masing-masing. Dalam konflik pribadi, biasanya masing-masing individu akan berusaha untuk mengalahkan lawannya. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah perselisihan paham, tawuran pelajar, dan lainnya.
Konflik Antar Kelas
Konflik yang terjadi antar kelompok ataupun individu yang memiliki masalah dengan individu lainnya yang berada di kelompok (kelas) lainnya. Yang dimaksud kelas disini dapat diartikan sebagai kedudukan seseorang ataupun kelompok di dalam lingkungan masyarakat secara vertikal (kelas atas atau kelas bawah). Contoh yang sering terjadi misalnya saja ketika buruh mengadakan unjuk rasa kepada pimpinan perusahaan untuk bisa menaikkan gaji. Yang mana buruh disini dapat diartikan kelas bawah sedangkan pimpinan perusahaan merupakan kelas atas.
Konflik Politik
Konflik sosial yang terjadi pada dua kelompok atau individu yang satu sama lainnya memiliki perbedaan serta pandangan berbeda mengenai prinsip dari masalah ketatanegaraan yang akhirnya berdampak pada perselisihan pandangan. Konflik politik ini bisa mengaitkan beberapa golongan-golongan tertentu dalam masyarakat hingga negara. Contoh konflik politik misalnya terjadi perselisihan antara partai politik dengan partai politik lainnya saat merumuskan undang-undang.
Konflik Rasial
Konflik rasial merupakan konflik yang terjadi diantara kelompok ras yang berbeda dikarenakan adanya kepentingan serta kebudayaan yang bertabrakan satu sama lainnya.. Konflik ini biasanya terjadi karena salah satu ras yang merasa lebih unggul dibandingkan dengan ras lainnya. Salah satu contoh yang cukup populer dari konflik rasial ini adalah yang terjadi di Afrika Selatan, yaitu Politik Apartheid. Konflik ini terjadi pada ras kulit putih yang merupakan penguasan dengan ras kulit hitam yang menjadi golongan mayoritas yang ingin dikuasai.
Konflik Internasional
Konflik internasional merupakan konflik yang terjadi dengan melibatkan beberapa kelompok negara dikarenakan adanya perbedaan kepentingan di dalamnya. Banyak sekali kasus konflik internasional yang terjadi berawal dari konflik dua negara yang mana dikarenakan adanya masalah ekonomi dan politik. Lambat laun, konflik yang terjadi diantara kedua negara ini berkembang dan menjadi konflik internasional. Hal ini terjadi karena masing-masing negara mencari kawan sekutu yang memiliki visi serta tujuan yang sama mengenai masalah yang sedang terjadi. Contoh dari konflik internasional misalnya saja pada Negara Indonesia dan Malaysia yang memperebutkan perbatasan wilayah diantara kedua negara.
Konflik Antar Suku Bangsa
Konflik yang terjadi karena adanya perbedaan di dalam kehidupan masyarakat, antara suku bangsa yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang dimaksud adalah mulai dari abhasa daerah, adat istiadat, kesenian daerah, seni bangunan rumah, serta tata susunan kekerabatan. Contohnya saja, adat pernikahan suku Jawa dengan Suku Minang yang berbeda satu sama lainnya. Sehingga saat dua orang yang berasal dari suku yang berbeda menikah, tentu saja terkadang terjadi perdebatan mengenai adat yang akan digunakan.
Konflik Antar Agama
Bentuk-bentuk konflik sosial antara agama ini merupakan konflik yang terjadi pada pemeluk agama satu sama lainnya. Contohnya saja cara berpakaian, cara bersosialisasi, corak kesenian, penerapan hukum warisan, dan lainnya.
Bentuk Konflik Sosial Berdasar Sifat
Konflik Konstruktif
Konflik yang memiliki sifat fungsional yang terjadi dikarenakan adanya perbedaan pemahaman dari individu ataupun kelompok saat menghadapi sebuah permasalahan yang terjadi. Konflik konstruktif ini nantinya dapat menimbulkan konsensus dari berbagai pemahaman serta mencitakan sebuah perbaikan. Sehingga konflik ini nantinya akan memberikan nilai positif pada pengembangan organisasi atau komunitas. Misalnya saja, di dalam sebuah organisasi atau komunitas akan terjadi perbedaan pemahaman diantara anggota satu sama lainnya.
Konflik Destruktif 
Konflik destruktif merupakan konflik yang terjadi karena adanya perasaan yang kurang senang, benci, bahkan dendam dari indvidu atau kelompok kepada pihak-pihak lainnya. Konflik destruktif menciptakan bentrokan-bentrokan fisik yang membuat hilangnya harta benda hingga nyawa orang lain. Misalnya saja seperti bentrok yang terjadi di Sambas, Ambon, Kupang, dan lainnya.
Bentuk Konflik Sosial Berdasar Posisi Pelaku Yang Terkait Konflik
Berdasar dari posisi pelaku yang melakukan atau terkait dengan konflik, maka konflik sosial dibagi menjadi 3 bentuk yaitu :
Konflik Vertikal
Konflik vertikal adalah konflik yang terjadi diantara komponen masyarakat yang berada di dalam sebuah pimpinan dengan karyawan yang ada di dalam kantor. Konflik ini terjadi karena adanya jabatan yang berbeda. Contoh nya saja karyawan yang berdebat dengan atasan/kepala mengenai sebuah permasalah di kantor.
Konflik Horizontal
Konflik horizontal merupakan konflik yang terjadi diantara individu ataupun kelompok yang memiliki kedudukan yang hampir atau bahkan sama. Contoh konflik horizontal ini biasanya konflik yang terjadi pada anggota-anggota di dalam sebuah organisasi.
Konflik Diagonal
Konflik diagonal merupakan konflik yang muncul karena adanya pengalokasian sumber daya yang tidak adil pada semua organisasi yang akhirnya menyebabkan terjadinya pertentangan yang cukup ekstrim. Contoh konflik diagonal misalnya saja konflik GAM yang terjadi di Nangroe Aceh Darussalam.
Bentuk Konflik Sosial Berdasar Sifat Pelaku Yang Berkaitan Dengan Konflik
Bentuk konflik sosial yang berdasar pada sifat belaku yang ikut dan berkaitan dengan konflik dibedakan menjadi dua bentuk yaitu :
Konflik Terbuka
Konflik terbuka merupakan konflik yang kejadiannya diketahui oleh banyak pihak bahkan masyarakat umum. Contoh dari konflik terbuka ini adalah konflik yang sedang terjadi pada Negara Israel dan Palestina.
Konflik Tertutup
Konflik tertutup merupakan konflik yang terjadi dan hanya diketahui oleh beberapa pihak saja, yaitu individu atau kelompok yang terlibat dalam konflik tersebut. Contohnya saja konflik yang terjadi di dalam keluarga, tentu saja pihak lain di luar keluarga tersebut tidak mengetahui hal tersebut.
Bentuk Konflik Sosial Berdasar Dengan Bentuk
Berdasarkan dari bentuk, konflik sosial terdiri menjadi beberapa bentuk yaitu :
Konflik Realistis
Merupakan konflik yang terjadi karena adanya rasa kekecewaan dari individu atau kelompok tentang perkiraan keuntungan atau tuntutan yang ada dalam sebuah lingkungan sosial. Contoh dari konflik realistis ini misalnya saja karyawan yang melakukan mogok bersama karena adanya ketidaksetujuan dengan pihak perusahaan mengenai sebuah kebijakan tertentu.

Konflik Nonrealistis
Merupakan konflik yang didasarkan pada sebuah kebutuhan yang digunakan untuk meredakan ketegangan, setidaknya dari salah satu pihak yang berkaitan. Contoh dari konflik non realistis ini adalah penggunaan jasa ilmu-ilmu gaib yang digunakan untuk membalas dendam terhadap perilaku orang lain terhadap kita.
Bentuk Konflik Sosial Berdasar Pendapat Ralf Dahrendorf
Menurut pendapat Ralf Dahrendorf, konflik sosial terbagi:
1. Konflik Peran, konflik peran ini merupakan kondisi dimana seseorang menghadapi berbagai harapan berbeda dengan peranan yang dimilikinya.
2. Konflik antara kelompok sosial, konflik antara kelompok yang sudah tergorganisis dengan kelompok yang tidak terorganisi
3. Konflik antara satuan nasional, misalnya saja antara partai politik, antara negara, antar organisasi internasional, dan lainnya.
Hasil Konflik Sosial
Ada tiga hasil konflik, yaitu : a) Konflik Kalah-Kalah, b) Konflik Menang-Kalah, c) Konflik Menang-Menang
Pengendalian Konflik:
Akomodasi merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan pertentangan, baik dengan cara menghargai kepribadian yang berkonflik atau bisa juga dengan cara paksaan atau tekanan. Bentuk-bentuk akomodasi antara lain sebagai berikut:
Koersif merupakan akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain yang lebih lemah.
Kompromi merupakan bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian
Arbitrasi merupakan bentuk akomodasi apabila pihak-pihak yang berselsisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri sehingga mengundang pihak ketiga yang berhak memberikan keputusan.
Mediasimerupakan bentuk akomodasi yang hampir sama dengan arbitrasi. Namun pihak ketiga yang diundang tidak berhak memberikan keputusan.
Konsiliasi merupakan bentuk akomodasi dengan mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
Toleransi merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang resmi
Stalemate merupakan bentuk akomodasi ketika kelompok-kelompok yang terlibat pertentangan mempunyai kekuatan seimbang, sehingga pertentangan antara keduanya akan berhenti dengan sendirinya.
Ajudikasi merupakan penyelesaian masalah atau sengketa melalui jalur hukum.
Akibat Terjadinya Konflik Sosial
Suatu konflik sosial sudah pasti menimbulkan dampak bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya, baik dampak positif maupun negatif. Berikut penjelasannya :
Dampak Positif
Bertambahnya solidaritas dalam kelompok sendiri, munculnya pribadi-pribadi yang kuat atau tahan uji menghadapi  berbagai situasi politik, serta munculnya kompromi baru jika pihak yang berkonflik dalam kekuasaan seimbang.
Dampak Negatif
Retaknya persatuan kelompok, hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia, berubahnya sikap dan kepribadian individu yang mengarah pada hal yang bersifat negatif, serta munculnya dominasi kelompok yang menang terhadap kelompok yang salah.

Related Posts:

MENGGUGAT DIRIKU: Sama, Tidak Sama


“Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh!”
Sebuah slogan yang sering kita dengungkan, namun jarang sekali kita lakukan. Memang terkadang mudah berbicara dan berkomentar daripada melaksanakan dengan sebaik mungkin. Bersatu kita teguh, ikatan dan tali satu dengan lainnya akan membangun dan menyatukan sebuah kekuatan (energi) dalam sebuah persatuan dan kesatuan. Bercerai kita runtuh, usaha yang membutuhkan kesatuan dan kesepakatan bersama jika dibangun keangkuhan dan kesombongan tentu saja akan percuma. Jikalau tidak percuma tidaklah bertahan lama dan berlahan akan runtuh dengan sendirinya. Kesombongan dan keangkuhan seperti air hujan berlebihan dan udara lembab yang berakibat jamur dan kuman yang bermunculan. Jamur dan kuman tersebut jika sudah tumbuh dan berkembang subur dalam otak dan hati kita tentu saja cepat ataupun lambat membuat lapuknya fondasi persatuan dan kesatuan.
Perbedaan menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa ini yang semakin lama semakin menjadi. Dulu kita berbeda dan tentu saja memiliki kepentingan yang berbeda juga. Dulu kita berjuang sendiri-sendiri, bangkit sendiri dan jatuh sendiri. Terlalu lama kita berdiri, berjalan dan berlari sendiri tanpa melihat kebersamaan yang sama. Sengaja ataupun tidak sengaja kesendirian yang didasari oleh keegoisan serta keangkuhan terkikis sedikit demi sedikit oleh ombak kesengsaraan yang sama. Persamaan yang ada membuat kita bersatu untuk menyatukan kesatuan yang satu tanpa ada satunya.
Kebebasan dalam jeratan penjajahan sudah terlepas beberapa puluh tahun silam, akan tetapi rantai tidak sama itu tidak terlepas juga dari kedua kaki ini. Perbedaan menjadi masalah kita selama ini dan melupakan persamaan. Berbeda bukan menjadi problem yang besar dan tidak harus dibesar-besarkan untuk kepentingan pembesar di sebuah negeri yang besar. Masalah kita yang sudah terlalu besar jangan ditambah dengan masalah besar lagi.
Perbedaan sesungguhnya menjadi kekuatan yang sangat kuat bagi negeri ini, namun juga menjadi masalah bagi negeri ini. Jika perbedaan dijadikan masalah maka selamanya akan bermasalah, jika perbedaan ini tidak ada yang memasalahkan maka tidaklah bermasalah. Selama ini perbedaan di negeri ini tidaklah bermasalah karena semangat Bhinneka Tunggal Ika sudah tertancap dengan kokoh di jiwa raga kita. Perbedaan kita menjadi masalah karena ada yang memasalahkan untuk sebuah masalah dan saling menyalahkan. Ada yang membuat masalah dari luar ataupun dari dalam tentu saja harus diwaspadai. Sangat bermasalah jika dari luar memanfaatkan dari dalam untuk membuat masalah di dalam sehingga dengan mudahnya dimasuki dari luar.
Banyak berpendapat bahwa mencari persamaan kita akan lebih persatuan dan kesatuan terwujud dari pada mencari perbedaan yang selalu membuat konflik internal dalam masyarakat. Memang benar jika lebih baik kita mencari persamaan diantar kita! Namun hal ini seperti mengatakan bahwa kita seperti anak kecil. Cobalah kita lihat anak kecil di sekeliling kita yang bertengkar satu dengan lain karena perbedaan dan mereka berteman kembali jika ada persamaan Siantar mereka. Jangan kita seperti ini seterusnya! Cobalah kita menerima perbedaan dengan senang hati, saling menghormati, saling menghargai, karena perbedaan itu sangatlah indah dari pada persamaan yang terkesan monoton. Jika terdapat taman yang luasnya satu hektare dengan tanaman bunga mawar keseluruhan dan terjajar rapi. Indah memang tetapi terasa hampa dan tidak memiliki seni yang kontemporer padahal kita hidup di tengah dunia yang kontemporer.
Negeri ini ada karena perbedaan tersebut yang menghiasi taman seluas satu hektare dengan berbagai bunga yang memiliki warna dan aroma yang berbeda. Janganlah seperti anak kecil lagi, bolehlah jika umur kita masih belasan tahun. Namun kita sudah puluhan tahun, yang mana jika diibaratkan sudah masuk kategori dewasa bahkan tua. Di usia seperti ini tentu saja yang diharapkan keluar dari diri kita adalah kebijaksanaan dalam menyikapi sebuah masalah termasuk perbedaan. Perbedaan itu sangat indah dan janganlah merusak keindahan yang sudah diberikan Allah kepada kita.
Persatuan dan kesatuan dalam sebuah perbedaan selama ini mengantarkan kita ke dalam sebuah keseimbangan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Kita sama-sama manusia, sama-sama orang Indonesia, sama-sama beragama, sama-sama memiliki cita-cita yang sama. Lihatlah di persamaan itu ada perbedaan yang menujukan perbedaan kita adalah persamaan.

Bojonegoro, 20 Desember 2017

Muhammad Rofiul Alim

Related Posts:

KKM SEJARAH INDONESIA TAHUN 2017/2018


KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL
(KKM)

Satuan Pendidikan       : MA Negeri 2 Tuban
Mata Pelajaran             : Sejarah Indonesia
Kelas                           : X

Kompetensi Dasar
Kriteria Pencapaian Ketuntasan
Rata-rata
Kompleksitas
D. Dukung
Intake
3.1  memahami konsep berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah  
4.1  menyajikan hasil penerapan  konsep berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalam peristiwa sejarah dalam bentuk tulisan atau bentuk lain
76
76
76
76
3.2  memahami konsep perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah
4.2  menerapkan konsep perubahan dan keberlanjutan dalam mengkaji peristiwa sejarah
78
75
75
76
3.3  menganalisis kehidupan manusia purba dan asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (melanesoid, proto, dan deutero melayu)
4.3  menyajikan informasi mengenai kehidupan manusia purba dan asal-usul nenek moyang bangsa indonesia (melanesoid, proto, dan deutero melayu) dalam bentuk tulisan
77
75
76
76
3.4  memahami hasil-hasil dan nilainilai budaya masyarakat praaksara Indonesia dan pengaruhnya dalam kehidupan lingkungan terdekat
4.4  menyajikan hasil-hasil dan nilainilai budaya masyarakat praaksara Indonesia dan pengaruhnya dalam kehidupan lingkungan terdekat dalam bentuk tulisan
76
76
76
76
3.5  menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia 
4.5  mengolah informasi tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakan-nya dalam bentuk tulisan 
76
77
75
76
3.6  menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan budaya  pada masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
4.6  menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu dan Buddha yang  masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini
76
76
76
76
3.7  menganalisis berbagai teori tentang  proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia
4.7  mengolah informasi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia dengan menerapkan cara berpikir sejarah, serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan
76
76
76
76
3.8  menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
4.8  menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini
77
75
76
76



Mengetahui                                                                              Tuban, 15 Juli 2017
Kepala MA Negeri 2 Tuban                                                    Guru mata Pelajaran




H. Mokh. Mas Ulin, M.Pd.I                                                     Muhammad R. Alim, S.Pd

NIP 196107141989031002

Related Posts:

MENGGUGAT DIRI: Mimpi Dalam Negeri Impian



Negeriku yang sangat aku cintai dan ku harapkan 100% sebagai negeriku bukan negerimu atau bahkan negeri kalian. Selama beberapa tahun ku menanti perubahan yang terkadang tidak pasti dalam sebuah gagasan dengan akhir opini. Negeri ini terkadang terlalu bermimpi tinggi sampai melupakan begitu nyaman timangan ibu pertiwi. Bermimpi adalah salah satu wujud seseorang menatap dengan tatapan tajam ke arah esok hari yang lebih cerah, namun jika terlalu lama bermimpi dan tidak terbangun tentu saja berbeda lagi. Ekspektasi yang terlalu melangit terkadang membuat masyarakat kecil tidaklah mampu menjangkaunya. Mungkin! kami merasa seperti semut melihat burung elang terbang. Mimpi yang digantungkan pada langit tersebut bukan berarti tidak bisa dijangkau oleh tangan negeri mimpi ini! Namun gantungan itu dianggap lebih indah, untuk menghiasi kemegahan cakrawala ini. Pada akhirnya angan-angan saja wujud dari semua ini. Bapak proklamator bangsa ini pernah menyampaikan kurang lebihnya “Bermimpilah setinggi langit, jika engkau terjatuh maka terjatuh diantar bintang-bintang”. Sebuah quotes yang sangatlah menggugah semangat kita untuk menempatkan mimpi kita di tempat paling tertinggi yang kita kehendaki. Semangat tersebut bukanlah hanya kata-kata saja yang enak kita baca dan terpajang dalam dinding-dinding ruangan kita. Marilah kita malu dengan pendiri-pendiri bangsa ini! Apakah dengan terpajangnya quotes dari Bung Karno, Bung Hatta, M. Yamin, Jenderal Soedirman dan lainnya, negeri ini bisa berubah? Bukan ruangan, kamar, dan/atau tempat umum yang perlu kita pasang semangat pendiri bangsa ini, akan tetapi hati kita! Otak kita! yang seharusnya kita pasang semangat serta cita-cita founding father tersebut.
Kutipan kata dari Bung Karno seharusnya kita maknai lebih mendalam lagi. Kata pertama, mimpi adalah sebuah gambaran cita-cita yang berhak dimiliki oleh semua orang. Kedua, setinggi langit yakni menunjukkan bahwa mimpi itu tiada batasannya, namun juga memiliki tingkatan. Anak seorang buruh pun sah saja bermimpi menjadi orang nomor satu di negeri ini. Siapa yang membatasi mimpi kita? sesungguhnya jika kita sadar, kitalah yang terkadang membatasi mimpi kita sendiri dengan hanya melihat satu bintang. Mimpi juga memiliki tingkatan! Seakan-akan kontradiktif dengan pernyataan pertama yang tidak ada batasan. Benar jika mimpi itu tidaklah memiliki batas, namun ingat tingkatan dalam mimpi menurut saya tetaplah ada. Hal ini sebagai wujud dari sampai mana kita berusaha dan berdoa untuk mewujudkannya. Mimpi tentu saja tidaklah terbatas, namun jika usaha kita batasi dengan tidak serius dan tidak ada kegigihan tentu usaha akan berhenti di satu titik di mana terakhir kita berdiri. Quotes tersebut menggambarkan bahwa mimpi setinggi apapun bisa kita raih dengan cara menaikan kualitas kita. Jika dihadapkan dengan mimpi yang tinggi terkadang kita merasa kerdil dan ingin menurunkan mimpi tersebut untuk dapat meraihnya dengan tubuh kerdil kita. Sesungguhnya bukan hal tersebut yang bangsa ini inginkan, tetapi kitalah yang meningkatkan kualitas untuk meraihnya. Sebagaimana bangsa ini meraih kemerdekaannya beberapa puluh tahun silam. Siapa yang mengira bangsa ini akan mendapatkan kemerdekaannya dengan usaha yang seakan-akan tidak ada ujungnya. Bukan tidak mungkin kita tidak bisa mendapatkan kemerdekaan kita, dengan kualitas generasi emas pada saat itu kemerdekaan kita peroleh. Hal ini menujukan hasil tidaklah meninggalkan sebuah usaha yang amat begitu keras, yang selama ini ditempuh para pejuang bangsa ini.
Ketiga, kata bintang-bintang!
Bintang-bintang dalam konteks ini wujud dari sebuah cahaya, pencerahan, kejayaan dan/atau hikmah dari sebuah usaha dalam pencapaian mimpi. Jikalau pun kita gagal dalam mengarungi sebuah mimpi tentu saja ada hikmah dan pengganti yang amat teramat nikmat dari Allah SWT.
Semoga negeri ini bangun dari tidurnya dan mewujudkan mimpi yang selama ini menemani lelapnya tidur. Saya yakin dan keyakinan dalam hati mengalahkan keyakinan dalam otak, bahwa negara ini akan menemukan jalan yang mengantarkan pada puncaknya dan bersinar menjadi bintang besar di atas bintang-bintang lain yang sesungguhnya hanya pecahan meteor.

Bojonegoro, 19 Desember 2017
Muhammad Rofiul Alim

Related Posts: