Peradaban kuno di Eropa terdiri dari dua peradaban besar yaitu peradaban Yunani kuno dan Romawi Kuno. Masing-masing peradaban memiliki karakteristik yang berbeda dalam menjalankan kehidupan satu sama lainnya.
a. Peradaban Yunani Kuno
Peradaban Pulau Kreta dikembangkan oleh bangsa Minoa dan
membentuk imperium yang berlangsung kurang lebih selama 16 abad (3000–1450
SM).Diperkirakan bahwa peradaban Yunani berasal dari Pulau Kreta. Bangsa Minoa
adalah bangsa pedagang yang menguasai jalur Laut Aegia dan Laut Tengah sebelah
timur. Pada 1450, bangsa Mysenaea berhasil menaklukkan Kreta dan menduduki
istana Cnossus. Setelah selama 50 tahun menguasai Cnossus, bangsa Mysenaea
berhasil meluaskan jaringan dagang ke Laut Aegia, Anatolia (Turki), Siprus, dan
Mesir. Kebudayaan Mysenaea menyebar ke daratan Yunani dan seluruh Laut Aegia.
a) Polis dan Sistem Pemerintahannya
Secara fisik, pengertian polis adalah sebuah kota kecil dan
desa sekitarnya. Di dalamnya tinggal penduduk di perumahan yang homogen. Pada
abad ke-5 SM, umumnya polis dikelilingi oleh tembok serta memiliki tempat yang
berbukit di tengah kota yang disebut acropolis, alun-alun di tengah kota, dan
pasar terbuka (agora). Di acropolis terletak kuil, altar, monumen, serta
bermacam peralatan yang digunakan untuk menyembah dewa.
1) Polis
Sparta
Polis Sparta mengembangkan sistem pendidikan militer. Fisik
setiap anak laki-laki diseleksi. Anak yang sehat dan kuat dididik di sekolah
militer yang diselenggarakan negara. Pada usia 20 tahun, anak yang telah
mendapat pendidikan militer diizinkan untuk kawin dan tinggal di barak-barak
militer. Pada usia 30 tahun, mereka diberi tanah serta budak-budak yang akan
mengolahnya. Dengan sistem ini, Sparta menjadi negara kota terkuat di Yunani.
2) Polis
Athena
Berbeda dengan Sparta, Athena mengembangkan bentuk
pemerintahan yang demokratis atau pemerintahan yang memberikan hak yang lebih
besar kepada rakyat untuk ikut serta dalam mengontrol jalannya pemerintahan.
Pada masa pemerintahan Pericles (461–429 SM), Athena benar-benar mengalami masa
keemasan. Di bidang politik pemerintahan, Athena menjadi guru bangsa Yunani.
b. Bangsa
Macedonia Imperium Alexander Agung
Di bawah pimpinan Alexander, Macedonia berhasil meluaskan
wilayahnya di sepanjang Laut Tengah dan Laut Aegia. Setelah Mesir direbut, dia
menjadikan Alexandria (Iskandariah) sebagai pusat kebudayaan Hellenik.
Ekspansinya ke timur sampai ke India, namun tidak berhasil menyeberang Sungai
Indus ke timur. Dia mendirikan ibu kota imperium barunya di Babylonia pada 324
SM.
c. Kehidupan
Religi atau Kepercayaan
Di bidang kehidupan agama, orang Athena dan bangsa Yunani
umumnya menyembah dewa yang sama. Mereka percaya pada Dewa Zeus, Hera, Apollo,
Athena. Untuk menghormati Dewa Zeus, setiap 4 tahun diadakan festival dan
permainan di kota Olympus. Festival di Olympus berkembang menjadi beragam
pertandingan olahraga. Pesertanya berasal dari polis-polis Yunani yang kelak
menjadi cikal bakal olimpiade modern.
d. Ilmu
Pengetahuan dan Filsafat
Keinginan bangsa Yunani untuk mengungkap alam tidak
didasarkan mitos atau epos seperti bangsa Mesopotamia dan India, tetapi dengan
mengajukan pertanyaan secara rasional mengenai apa dan bagaimana sesuatu
terjadi. Para pemikir Yunani terkenal yang mengembangkan ilmu pengetahuan dan
filsafat, antara lain Thales (640–546 SM), Heraclitus (500 SM), Pythagoras (590
SM), Democritus(460 SM),Hippocrates (abad 5 SM), Socrates (469–399 SM),
Plato(427–347 SM) dan Aristoteles (348–322 SM).
e. Kebudayaan
Hellenistik
Di bidang arsitektur, ciri yang menonjol adalah keindahannya
dan lebih ekspresif dibanding dengan kebudayaan Hellenik. Salah satu bangunan
besar peninggalan peradaban ini adalah Mercusuar Pharos di Alexandria.
Tingginya 400 kaki dengan 8 tiang penyangga lampu di atasnya.
f. Peradaban
Romawi Kuno
- Munculnya
Peradaban Romawi Kuno
Secara garis besar, sejarah Romawi dibagi menjadi dua, yaitu
sebagai berikut.
1) Masa
Republik, yaitu suatu masa ketika Roma tumbuh dari negara kota kecil menjadi
republik yang luas, dan
2) Masa
Imperium, yaitu masa berkuasanya monarki konstitusional. Sebelum memasuki kedua
masa tersebut, Italia (tempat kota Roma berdiri) dimasuki berbagai bangsa dari
utara, timur, dan selatan.
g. Pemerintahan
Republik Romawi
Pada masa pemerintahan republik terdapat beberapa unsur yang
menjalankan pemerintahan. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh dua orang Consul
(konsul) yang dipilih untuk masa jabatan setahun. Jabatan konsul hanya boleh
dipegang oleh golongan bangsawan atau disebut Patricia. Kekuasaan legislatif
terdiri atas dua kamar pertama (Majelis Tinggi) yang disebut Senat,
beranggotakan 300 orang golongan patricia dengan jabatan seumur hidup. Lower
house (Majelis Rendah) disebut comitia atau majelis yang anggotanya berasal
dari kalangan laki-laki yang mampu menggunakan senjata. Comitia hanya memiliki
sedikit kekuasaan. Pemerintahan di Romawi diantraranya dipegang oleh Triumvirat
I (60 SM)di bawah kekuasaan Julius
Caesar (100–44 SM) dan Crassus (115–53 SM).
h. Imperium
Romawi
Imperium Romawi, menggantikan Republik Romawi, terjadi
setelah tampilnya Octavianus sebagai konsul atas seluruh Romawi. Dengan sistem
pemerintahan yang baru, imperium mengalami masa keemasan. Wilayah imperium
meluas ke barat, seperti Spanyol, Prancis, perbatasan Sungai Rhein di utara,
wilayah Sungai Danube di Balkan sehingga bangsa-bangsa Barbar di wilayah yang
ditaklukkannya mendapat pengaruh peradaban Romawi. Masa sejak kekuasaan
Augustus dan 200 tahun kemudian disebut sebagai Pax Romana atau masa
perdamaian. Kaisar Constantine (312–337 M) adalah kaisar pertama yang
memindahkan ibu kota Romawi ke Bizantium dan menamakannya sebagai
Constantinopel (sekarang Istambul). Peristiwa ini merupakan awal perpecahan
Romawi, pada 400 M terbagi menjadi dua,yaitu Imperium Romawi Barat dengan ibu
kota Roma dan Imperium Romawi Timur dengan ibu kota Constantinopel.
i. Warisan
Peradaban Romawi
Bangsa Romawi adalah bangsa yang bersifat terbuka terhadap
kebudayaan luar. Peradaban Hellenik (Yunani) dan Hellenistik (campuran
peradaban Yunani dan peradaban Timur) diadopsi, kemudian dikembangkan menjadi
satu peradaban baru, peradaban Romawi. Di bidang arsitektur, peradaban Romawi
memiliki keunggulan, seperti dalam teknik beton dan penggunaan lengkung bundar.
Di bidang sastra, peradaban mereka menghasilkan sastrawan besar seperti Cicero
(104–43 SM), Virgil (79–19 SM), Horacius (68–8 SM), dan dramawan Rerenciusdan
Plantus.
Pengetahuan mengenai obat-obatan Hellenik dikembangkan oleh
Galen (131–201 M) yang menjadi satu standar dalam pengobatan Romawi dan
penerusnya. Didukung oleh tersebarnya bahasa Latin, pengetahuan obat-obatan
tersebut dipelajari oleh bangsa-bangsa lain yang mendapat pengaruh Romawi.
Sekarang, pengetahuan mengenai obat-obatan, hukum, dan kedokteran ditulis dalam
bahasa Latin. Di bidang hukum, bangsa Romawi merupakan penyumbang terbesar bagi
peradaban Barat dalam menegakkan keadilan. Sebagai contoh adalah Kode Hukum
Justianus yang pada abad 6 M menjadi dasar hukum negara-negara Barat sekarang.
Kode Napoleon yang terkenal pada prinsipnya mengadopsi dari hukum Romawi,
begitu juga dengan Hukum Kanon Gereja Katholik sekarang.
Peradaban Awal Masyarakat Indonesia
1. Kehidupan
Berburu dari Masyarakat Berpindah Tempat (nomaden)
Ciri hidup peradaban awal masyarakat Indonesia pada masa
berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana (Palaeolithikum) dan masa
berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut (Mesolithikum) adalah berpindah
pindah (nomaden). Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tradisi
hidup seperti itu terus dilakukan dari generasi ke generasi dikenal dengan
tradisi mengumpulkan makanan (food gathering).Kepandaian mengumpulkan makanan
atau memburu binatang bagi mereka dapat menentukan status sosial dalam
kelompoknya. Melalui sistemprimus interpares,mereka yang kuat kemungkinan akan
diangkat menjadi pemimpin kelompoknya.
2. Konsep
Keluarga
Pada kehidupan awal peradaban di Indonesia belum ada konsep
perkawinan. Pemimpin kelompok memiliki hak untuk mengawini banyak perempuan
anggota kelompoknya. Ketika anak lahir, perempuan yang melahirkan berperan
untuk menjaga bayinya berdasarkan naluri kewanitaannya. Perempuan akan
membesarkan dan menjaga anaknya karena dialah yang melahirkannya. Ketika jumlah
anggota kelompok semakin banyak, kepala kelompok harus melindungi semua anggota
kelompoknya. Dengan demikian, konsep keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak belum dikenal pada kehidupan awal masyarakat Indonesia. Keluarga inti
terbentuk melalui proses evolusi sejalan dengan perkembangan budaya.
3. Berburu
dan Persebaran Masyarakat Nomaden
Ketika berlangsung Masa Es (Pleistocen), wilayah-wilayah
Indonesia bagian barat menyatu dengan daratan Asia sementara Indonesia bagian
timur dengan daratan Australia. Dalam kondisi geografis seperti ini berlangsung
perpindahan (migrasi) fauna dan manusia dari satu tempat ke tempat lain atau
dari satu pulau ke pulau lain. Banyak kelompok nomaden yang berasal dari
daratan Asia menyeberang ke Kepulauan Indonesia membawa alat-alat peradaban
budayanya. Demikian juga sebaliknya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh von Koenigswald
pada 1935, penggunaan peralatan dari batu serta tulang-tulang binatang sangat
umum di seluruh Indonesia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat
sederhana (Palaeolithikum) dan masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat
lanjut (Mesolithikum). Alat-alat dari batu tersebut antara lain berupa kapak
perimbas, kapak penetak, kapak genggam Sumatera, dan alat serpih. Penelitian
yang dilakukan H.R. van Heekeren, Basoeki, dan R.P. Soejonodi Pacitan, membuktikan
penggunaan alat-alat seperti itu. Dengan digunakannya alat-alat tersebut, maka
jumlah makanan yang dikumpulkan mampu memenuhi kebutuhan hidup anggota
kelompoknya.
4. Tradisi
Bercocok Tanam
Sejak akhir masa Mesolithikum dan Neolithikum, kehidupan
manusia Indonesia ditandai dengan tradisi bercocok tanam dan menghasilkan
makanan sendiri yang biasa disebut food producing. Menurut hasil penelitian
arkeologi diperkirakan bahwa kemampuan berpikir serta proses evolusi
berpengaruh terhadap timbulnya tradisi baru tersebut. Begitu juga dengan
percampuran dengan kelompok-kelompok suku lain menyebabkan terjadinya
pertukaran pengalaman di antara mereka. Dari pertukaran pengalaman ini,
lahirlah tradisi baru, yaitu tradisi untuk bertempat tinggal menetap, bercocok
tanam, beternak, dan memelihara ikan. Tradisi ini terus berlangsung dalam
proses evolusi hingga Masa Logam dan Masa Sejarah sekarang dalam tingkatan yang
semakin maju. Mereka juga mulai menjinakkan binatang buruan, seperti babi,
kerbau, sapi, dan ayam.
5. Organisasi
Sosial
Secara umum, ketua kelompok tidak sekedar primus interpares
atau orang terkuat di antara kelompoknya dan memiliki kedudukan istimewa. Ketua
kelompok juga bekerja bersama secara komunal (bersama-sama) dengan anggota
kelompok lainnya. Kegiatan bersama ini disebut tradisi gotong royong. Anak
laki-laki berperan membantu orang dewasa di ladang, dan berburu binatang untuk
dipelihara. Adapun perempuan dewasa memasak makanan dan memelihara anak selain
bekerja di ladang. Untuk melindungi anak-anaknya perempuan mulai membangun
tempat berlindung yang kemudian berkembang menjadi tempat tinggal menetap.
6. Aspek
Religi dan Kepercayaan
Kepercayaan yang berkembang di masyarakat diantaranya adanya
kekuatan gaib di luar dirinya yang disebut roh. Keyakinan terhadap adanya roh
tersebut dalam perkembangannya ditujukan kepada kekuatan gaib dari orang-orang
yang sudah meninggal. Keyakinan terhadap roh tersebut dikenal juga dengan
animisme. Adapun keyakinan bahwa benda-benda memiliki roh disebut dinamisme.
Bangunan-bangunan seperti menhir yang digunakan sebagai medium untuk
menghadirkan roh nenek moyang, dolmen(meja batu untuk meletakkan sesaji), arca
batu (sebagai penolak bala), sarkofagus(kubur peti batu), serta punden
berundak-undak adalah bentuk fisik kepercayaan animisme dan dinamisme masa awal
peradaban Indonesia.
7. Dari
Proses Migrasi Menjadi Bangsa Bahari
1) Bangsa
Bahari
Seperti telah disebutkan sebelumnya, nenek moyang bangsa
Indonesia merupakan campuran antara bangsa pendatang diantaranya bangsa-bangsa
Austronesia yang bermigrasi dari dataran Asia sejak 2000 tahun SM sampai
permulaan abad Masehi. Mereka disebut sebagai bangsa bahari karena mereka
menggunakan laut sebagai sarana komunikasi dan migrasi dari daratan Asia ke
Kepulauan Indonesia. Sepanjang hidupnya mereka juga bergantung pada laut untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Mereka juga telah menggunakan teknologi sederhana
dengan cara membuat perahu bercadik untuk berlayar.
2) Bangsa
Agraris
Menurut penelitian Sukmono, tradisi bersawah berasal dari
Indonesia yang kemudian menyebar ke daratan Asia lainnya melalui Asia Tenggara.
Dipadukan dengan kepandaian berladang dan berhuma yang sudah dikembangkan
sebelumnya, terbentuklah tradisi mata pencarian pertanian berupa tanaman padi
di sawah dengan menggunakan sistem pengairan.
3) Bangsa
yang Hidup Bergotong Royong
Hidup gotong royong berkembang pada masyarakat pra-aksara,
terutama ketika menghadapi tantangan alam. Ketika mereka membuka hutan belukar
untuk ladang-ladang dan sawah kerja sama antaranggota kelompok komunal sangat
diperlukan. Pada masyarakat pra-aksara, konsep hak milik belum dikenal yang ada
adalah konsep milik bersama. Jadi, ladang yang dikerjakan bersama-sama oleh
komunal adalah milik semua orang yang mengerjakannya