TOKOH FETHULLAH GULEN (Sejarah Asia Barat Daya)

1) Biografi Singkat Fethullah Gulen
Bangsa Turki seakan tidak habis tokoh yang inspiratif bagi bangsanya ataupun bangsa lain. Dari zaman turki saljuk, usmani, revolusi dan di zaman modern saat ini, diantara konflik serta masalah di turki era modern ini muncullah seorang yang mampu mendamaikan masayarakat turki dengan pemikiran – pemikrannya yang moderatnya. “Fethullah Gulen lahir tahun 1941 di Erzurum. Ia dibesarkan dalam keluarga konservatif bersama lima anak laki-laki dan dua perempuan. Ayahnya, Ramiz Efendi, adalah seorang Imam yang dipekerjakan pemerintah. Erzurum terletak di utara-timur Turki...” (Billa, 2011 : 298). Pendidikan Gulen banyak berada pada sekolah yang berkurikum agama sebagai dasarnya, hal ini dikarenakan latar belakang keluarga gulen yang religius. Dalam biografi Gulen disebutkan pada laman resmi indonesia (Fgulen.co.id) bahwa “Sejak belia ia sudah menghafal al Qur’an dan belajar Ilmu Agama di sejumlah Madrasah. Karir pertama saat berusia 14 tahun. Ia juga secara autodidak mempelajari berbagai disiplin ilmu lain terutama Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial seperti fisika, kimia, biologi, geografi, filsafat, juga kesusastraan Timur dan Barat.”
Gulen merupakan seseorang yang agamawan serta tokoh masyarakat turki yang menghasilkan karya dan pemikiran yang moderat dalam pemikirannya, terkenal ide – ide pendidikannya untuk memajukan pendidikan turki, serta dialog antar agama yang bertujuan untuk mendamaikan masyarakat Turki, seperti yang ditulis Dongan Koc (2011 : 189) dalam karyanya berjudul Strategic Defamation of Fethullah Gulen Bahwasanya “Fethullah Gulen is a moderate Turkish Muslim scholar known for his educational and interfaith dialogue activities.” Fethullah Gulen adalah seorang ulama Muslim Turki yang moderat, terkenal di dunia pendidikan serta kegiatan dialog agama. Gulen dari sudut pandang umat Muslim di Turki sebagai pelopor kebangkitan Islam setelah masa – masa kemunduran yang ditandai saat runtuhnya kesultanan Turki Usmani pada tahun 1924 yang dipimpin pada saat itu oleh Mustafa Kemal Ataturk. Dalam hal ini Gulen tidak memprioritaskan Islam sebagai nomer Wahid (nomer satu) tetapi merangkul semua kalangan untuk hidup bersama. 

Gulen seorang pemimpin yang cerdas dan karismatik. Tentulah hal ini didukung kemampuan lainnya yaitu mahir dan menguasi Al-Quran, Hadist dan ilmu agama Islam serta pengetahuan lainnya.Tidaklah mungkin usia 14 tahun tanpa bekal apapun mampu ceramah satu kota ke kota lain dengan baik dan mengembangkan pemikiran Nursi serta mengkolaborasikan Agama dan Sains. Gulen mempunya karismatik tersendiri dari berbagai aspek pada dirinya yang sangat dihormati kaum Muslim Turki ataupu Non Turki dan kaum non muslim. Selain cerdas dan karismatik Gulen juga sederhana, kesederhanaan ini yang mencerminkan pemikiranya saat ceramah bukan hanya teori, tetapi juga mengimplementasikannya secara perbuatan yang nyata.

2) Bediuzzaman Said Nursi Inspirasi Pemikiran Gulen
Gagasan – gagasan Fethullah Gulen yang mengandalakan pada pemikiran dan tulisan tentang memaknai Al-quran lebih luas dan menyesuaikan zaman, sering dihubungkan kepada ulama besar yang bernama Bediuzzman Said Nursi yaitu agamawan yang karismatik yang banyak pengikut di Turki. “Said Nursi lahir menjelang fajar terbit pada 1293 H/1876 M. Di sebuah desa bernama Nurs, salah satu perkampungan di wilayah Bitlis, yang terletak di wilayah timur Anatolia” (Syauqi, 2013:763).
Nursi memandang bahwasanya jihat di zaman sekarang atau era modern adalah jihat melalui tulisan / pemikiran, bukan fisik. Karena itu, sewajarnya bila Nursi memiliki banyak karya – karya meskipun Nursi berada dalam penjara. Dalam buku yang ditulis oleh Zulfahmi (2014 : 61) Sang Inspirator Gerakan Damai Masayarakat Sipil di Turki mengatakan “...meski waktu banyak dihabiskan dipenjara, ia masih bisa melakukan jihat dengan menulis. Karya Nursi, Rasail al-Nur...” salah satu karyanya ini membahas dekadensi moral (kemrosotan moral), sikap masyarakat yang pasif terhadap pemerintahan yang berkuasa, dan jauhnya masyarakat dari kata spiritulitas. Pemikiran ini muncul karena Musatafa Kemal Ataturk menjalankan sekularisme di dalam pemerintahannya dan menghapuskan peran agama dalam berbagai bidang. Soeparyo, W (1977 : 139 – 140) berpendapat “Sekularisme telah dijalankan dengan ditandai penghapusan Khalifah pada tahun 1924, menghapus pengadilan syariah menjadi negeri, menghapus campur tangan agama dalam urusan sosial politik”. Hal ini mencerminkan kritikan Nursi yang tertuang dalam Rasail al-Nur yang menginginkan masyarakat lebih kritis bukan hanya menerima begitu saja tanpa menyeleksinya dan tetap memegang iman dalam kehidupan. Nursi membuktikan konsistensinya dengan tidak pernah melawan pemerintah dengan cara fisik atau pedang tetapi dengan pemikiran atau diskusi, karena menurutnya kekerasan tidaklah layak untuk era yang modern saat ini. Karena itu, Nursi dalam konteks ini menyumbang pemikiran Fethullah Gulen akan tetapi pemikiran Nursin dan Gulen tidaklah sama. Nursi menentang penerapan paham sekuler, tetapi Gulen lebih fleksibel dan mengambil jalan tengah atau dalam dunia education social yaitu pendekatan Win – Win Solution. Gulen berpendapat tidak menentang sekulerisme di Turki akan tetapi Turki tidak berhak melarang perkembangan Islam. Selain itu dimungkinkan politik dan tasawuf Gulen banyak terinspirasi dari karya – karya Nursi antara lain : ”Al-Mathnawi an-Nuri, Al-Kalimat, Al-Maktubat, Al-Lama’at, Al-Malahiq, Syirah Zatiah, Shaiqal al-Islam, Isyarat al-I Jaz fi Mazhan al-Ijaz, Al-syi’a’at” (Suhayib, 2013 : 64-65). Pandang politik Gulen yang terinspirasi Nursi salah satunya ialah moderitas Turki yang merupakan perpaduan antar pemikiran Nasionalisme dan Religius.
Bagi seorang Gulen mempelajari pemikiran Nursi adalah hal yang tepat karena Gulen menganggap pemikiran Nursi melihat situasi umat dan meluangkan waktunya dijalan yang benar dengan landasan dari pemikiran ulama Al-ghazali, Jalaludin ar-Rumi, dan Imam Rabani dirasa sangat menarik oleh Gulen. Nursi sangatlah menginspirasi Gulen terlihat bahwasanya Gulen bergabung di kelompok Nurcu atau pengikut Said Nursi dan menganjurkan masyarakat khusunya orang Islam untuk bergabung.

3) Pemikiran dan Karya Fethullah Gulen
Fethullah Gulen seorang pemimpin agama yang terkenal gerakan sosialnya, dengan ideologi islam modern dari aliran sunni. Gulen aktif dalam belajar dan mengajar, berpergian (dakwah), menulis (artikel dan buku) yang menginspirasi masyakat Turki dan dunia.

3.1) Relasi Islam dan Sains
Menurut Gulen, agama tidak bisa dipisahkan dengan pengetahuan karena agama adalah benteng yang menjaga dari kehancuran. Kebenaran menurut Gulen adalah hal yang sudah pasti (bersifat independent) bukan hasil dari fikiran manusia, manusia hanya bertugas mencarinya. “Gulen percaya pada gagasan kebenaran objektif sebagaimana berulang ditegaskan kaum agamawan dan filsuf. Kebenaran itu utuh, tak bisa dipengaruhi oleh terbatasnya pengalaman subjektif manusia, dan hanya menunggu untuk ditemukan” (Billa, 2012 : 6). Dengan hal ini jelas Gulen meyakini sumber kebenaran sudah ada, tugas manusia hanya mencari kebenaran itu. Pengetahuan atau sains alat manusia untuk mengetahui kebenaran itu sendiri.

3.2) Toleransi dan Perdamaian
Toleransi merupakan hal dasar dari sebuah perdamaian, menurut KBBI Online (kbbi.web.id)  toleransi berasal dari kata toleran yang bermakna menghargai, membiarkan, memperbolehkan. Sedangkan perdamaian berasal dari kata damai yang berarti tidak ada perang, tidak ada kerusuhan, aman. Dengan ini maka toleransi dan perdamaian merupakan satu kesatuan dimana ketika sebuah kelompok menerima, menghargai, memperbolehkan kelompok lain maka tidak ada permasalahan yang membuat rusuh bahkan tidak ada perang. Gulen mengingikan dialog anatar agama dengan tujuan kerukunan agama dan bisa berjalan bersama, beliau juga berpendapat “keadilan hanya dapat muncul dan dipertahankan memlaui pendidikan universal yang memadai” (Zulfahmi, 2013 : 71). Dengan pendidikan dimaksudkan akan muncul pemahaman dan toleransi yang memadai dalam masyarakat. Karena itu, Gulen menolak Islam radikal dan mengutuk gerakan teroris, lebih berfikir Islam moderat yang menekankan pada dialog antar agama dan peran ilmu pengetahuan dalam kehidupan.

3.3) Cara Pandang Terhadap Kitab Suci yang Lebih Luas
Gulen adalah seorang Muslim bahkan merupakan agamawan internasional yang ditandai banyaknya buku karangannya diterjemahkan ke bahasa inggris, Francis, dan bahasa lainnya. Bukan hal yang aneh bila karya seseorang yang baru dan unik akan diminati oleh berbagai kalangan, jelas karena buku Gulen berbeda dengan ulama – ulama sebelumnya. Al- Quran menurut Gulen (2005 : 3) dalam bukunya yang berjudul Pearls Of Wisdom (Mutiara Kebijaksanaan) berpendapat “In accordance with humanity’s worth and value, and considering the human heart, spirit, mind, and physical being, the Quran descended from the Highest of the High. Containing the most perfect messages, it is a collection of Divine Laws.” Beliau berpendapat bahwasanya Al-Quran diturunkan dari tertinggi dari yang tinggi, bahwasanya Al-Quran merupakan anugrah yang paling baik dari yang terbaik, serta berisi pesan yang sempurna dan hukum dari illahi. Dengan kata lain Al – Quran menyimpan banyak makna dengan sedikit teks yang tertera, dengan inilah maka Manusia dituntut memaknai dan memahami secara lebih luas dengan dasar – dasar yang jelas.

3.4) Institusi Pendidikan dan Gerakan Gulen (Hizmet)
Institusi pendidikan masuk dalam gerakan Gulen tetapi bidang pendidikanlah yang lebih ditekankan oleh gerakan ini, yang dianggap kunci dari masyarakat Turki yang damai.

3.4.1) Institusi Pendidikan Gulen
Pendidikan sangatlah diperhatikan oleh Gulen selain memgembangkan pendidikan di Turki Gulen dan pengikutnya mendirikan serta mengelola institusi pendidikan lebih dari 90 negara yang tersebar di Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Utara. “Alasan mengapa Fethullah Gülen menitik beratkan pada pendidikan karena sejatinya pendidikan adalah jawaban untuk menjadikan seorang individu yang produktif dan berkontribusi untuk setiap masyarakat” (Faturahman, 2011 : 48). Nama institusi di setiap negara berbeda – beda akan tetapi tujuannya adalah pendidikan dan selain itu memperhatikan ekonomi dan budaya. 

3.4.2 Gerakan Gulen (Hizmet)
Gerakan Gulen sebenarnya bukanlah gerakan moderat yang pertama yang ada di Turki, sebelum gerkan ini adalah Gerakan Turki Muda yang bercipta karena kemunduran Turki Usmani pada saat itu. “Awal mula Gerakan Turki Muda mengusung pemikiran moderat akan tetapi dalam prateknya dan berjalannya waktu menjadi radikal, gerakan ini didirikan secara rahasia pada tahun 1896...” (Soepratignyo & Sumartini, 1994 : 67). Berbeda dengan Gerakan Gulen yang konsisten dengan cara pandang moderat dan motto hizmet yang menjadi dasar gerakan Gulen. Semangat yang di bawa oleh pengikut Gulen adalah Hizmet yang berarti semangat pelayanan. Sebenarnya Hizmet kata serapan dari bahas arab yaitu Khit Mah (  )yang berarti pelayanan, dengan hal ini maka pengikut Gulen melayani dengan baik dan untuk kebaikan. Hal inilah yang membedakan gerakan Gulen dengan pendahulunnya yang  tidak konsisten dan jiwa pelayanan yang iklas. Menurut Faturahman (2011 : 42) mengatakan “Gerakan Fethullah Gülen (Gülen Movement) merupakan sebuah gerakan sosial baru karena yang menjadi isu utama dalam gerakan ini adalah masalah kontemporer, yaitu pendidikan dalam bentuk pelayanan sosial kepada masyarakat”. 

Related Posts:

0 Response to "TOKOH FETHULLAH GULEN (Sejarah Asia Barat Daya)"

Post a Comment