Rangkuman Pendidikan Pancasila X Semester 2 Materi NKRI dan Kedaulatan Wilayah

1. Perbatasan Negara Indonesia Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 43 Tahun 2008 wilayah NKRI adalah kesatuan dari wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial beserta dasar laut dan tanah di bawahnya, serta ruang udara di atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan yang dikandung. Berkaitan dengan wilayah kedaulatan negara Indonesia terdapat batas wilayah yang menyatakan cakupan status wilayah Indonesia. Batas wilayah Indonesia diatur berdasarkan UUD 1945 beserta sejumlah peraturan perundang-undangan di bawahnya. Wilayah perbatasan punya arti vital dan strategis karena mencerminkan kedaulatan negara. Dalam hal administratif di dalam negeri, perbatasan kabupaten/kota dalam satu provinsi atau perbatasan kabupaten/kota antarprovinsi juga penting untuk diatur secara jelas.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki banyak wilayah berbatasan dengan negara lain. Hal ini terutama disebabkan oleh lokasi Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudra. Dua benua itu adalah benua Australia dan benua Asia, sedangkan dua samudra yang berbatasan dengan Indonesia, yakni samudra Pasifik di sebelah timur dan samudra Hindia di sebelah barat. Batas-batas wilayah Indonesia bersinggungan dengan banyak negara, baik di laut maupun darat. Berikut daftar perbatasan Indonesia dengan negara-negara lain: 1. Kawasan perbatasan laut dengan Thailand, India dan Malaysia di Aceh, Sumatera Utara, dan 2 (dua) pulau kecil terluar. 2. Kawasan perbatasan laut dengan Malaysia, Vietnam dan Singapura di Riau, Kepulauan Riau, dan 20 (dua puluh) pulau kecil terluar. 3. Kawasan perbatasan darat dengan Malaysia di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. 4. Kawasan perbatasan laut dengan Malaysia dan Filipina di Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan 18 (delapan belas) pulau kecil terluar. 5. Kawasan perbatasan laut dengan Pulau di Maluku Utara, Papua Barat, Papua, dan 8 (delapan) pulau kecil terluar. 6. Kawasan perbatasan darat dengan Papua Nugini di Papua. 7. Kawasan perbatasan laut dengan Timor Leste dan Australia di Papua, Maluku, dan 20 (dua puluh) pulau kecil terluar. 8. Kawasan perbatasan darat dengan Timor Leste di Nusa Tenggara Timur. 9. Kawasan perbatasan laut dengan Timor Leste dan Australia di NTT, dan 5 (lima) pulau kecil terluar. 10. Kawasan perbatasan laut berhadapan dengan laut lepas di Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan 19 pulau kecil terluar.

2. Sengketa Perbatasan Indonesia dan Negara Lain Posisi geografis Indonesia dapat dikatakan strategis karena berada di antara dua benua dan dua samudra sehingga Indonesia berbatasan dengan banyak negara, baik di laut maupun darat. Kondisi di atas membuat Indonesia tidak jarang terlibat sengketa dengan negara lain. Setidaknya ada 3 contoh kasus sengketa wilayah antara Indonesia dan Negara lain. Pertama, sengketa perebutan pulau Sipadan dan Ligitan antara Indonesia dan Malaysia. Sengketa wilayah pulau yang ada di selat Makassar itu mencuat sedari 1967. Pada 1998, sengketa Sipadan dan Ligitan dibawa ke Mahkamah Internasional. Namun, Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia dalam sengketa kepemilikan pulau seluas 10,4 hektare dan 7,4 ha itu. Kedua, sengketa perebutan blok ambalat antara Indonesia dan Malaysia yang meletup sejak akhir dekade 1960-an. Blok Ambalat berada di di Laut Sulawesi atau Selat Makassar. Letak Blok Ambalat dekat perpanjangan perbatasan darat antara Sabah (Malaysia) dan Kalimantan Timur (Indonesia). Sengketa ini belum terselesaikan dan blok Ambalat masih jadi milik Indonesia. Ketiga, sengketa antara Indonesia dan China terkait wilayah perairan Natuna. Ketegangan antara kedua negara sering dipicu oleh masuknya kapal-kapal nelayan China ke kawasan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di perairan Natuna. Hingga kini, sengketa tersebut belum terselesaikan. Indonesia berpegang pada dasar bahwa kawasan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) milik RI sudah ditetapkan berdasarkan hukum internasional, yakni UNCLOS 1982. China (Tiongkok) termasuk salah satu bagian dari UNCLOS sehingga wajib menghormati ZEE Indonesia. Di sisi lain, Tiongkok menjadikan 9 garis putus-putus (nine dash line) sebagai dasar menyatakan perairan Natuna masuk dalam wilayahnya.

Related Posts:

Rangkuman Sejarah Peminatan XI Semseter 2



BAB 1

PERANG DUNIA I

1. Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia I

Ada dua sebab (umum dan khusus) yang memengaruhi meletusnya Perang Dunia I.

a. Sebab Umum Meletusnya Perang Dunia I

o Kemajuan Industri

Adanya kemajuan industri di Eropa menimbulkan masalah baru dalam ke-hidupan masyarakat, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Setiap negara berusaha untuk memajukan industri negaranya sehingga timbul persaingan di antara negara-negara Eropa tersebut.

o Politik Kolonialisme dan Imperialisme

Dengan adanya kemajuan industri tersebut mengakibatkan munculnya politik kolonialisme dan imperialisme. Negara-negara tersebut berusaha mendapatkan wilayah jajahan yang luas sebagai tempat pengambilan bahan mentah atau bahan baku dan sekaligus sebagai tempat pemasaran hasil-hasil produksi serta sebagai tempat menanam modal.

o Politik Mencari

Kawan Adanya keadaan fisik dan politik yang semakin tegang merupakan salah satu sebab yang mendorong negara-negara untuk mencari kawan dalarn menghadapi lawan. Eropa terbagi menjadi dua blok yaitu Triple Alliance tahun 1882 (Jerman, Austria-Hungaria, dan Italia) dan Triple Entente 1907 (Prancis. Inggris, dan Rusia).

o Perlombaan Bersenjata

Setiap negara meningkatkan persenjataan dan tidak mau kalah dengan negara yang lain untuk mempersiapkan perang.

b. Sebab Khusus Meletusnya Perang Dunia I

Terbunuhnya Putra Mahkota Austria-Hungaria, Franz Ferdinand di Sarajevo pada tanggal 28 Juni 1914 oleh anggota gerakan Serbia Raya (Gavrilo Princip). Pada waktu itu putra mahkota bersama istrinya sedang mengadakan kunjungan untuk melihat dari dekat latihan perang di daerah Bosnia. Ternyata latihan tersebut dianggap sebagai tantangan oleh pihak Serbia Raya (yang didukung Rusia). Hal tersebut menjadi alasan untuk menghancurkan Serbia. Austria-Hungaria mengajukan sejumlah tuntutan kepada Serbia. Sebenarnya Serbia menerima sejumlah tuntutan dan menawarkan Konferensi Internasional untuk membicarakan tuntutan lainnya. Namun, Austria-Hungaria menolak tuntutan Serbia tersebut. Sebulan setelah Franz Ferdinand meninggal, Austria-Hungaria menyatakan perang terhadap Serbia. Sejak saat itulah dimulai Perang Dunia I.


2. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Perang Dunia I

Pihak-pihak yang terlibat dalam Perang Dunia I sebagai berikut.

o Blok Jerman (pihak Sentral) terdiri dari empat negara yaitu Jerman, Turki, Bulgaria, dan Austria-Hungaria.

o Blok Francis (pihak Sekutu) terdiri dari 23 negara antara lain Francis, Rusia, Inggris, Italia, Amerika Serikat, Serbia, Belgia, Rumania, Yunani, Portugal, dan Jepang.

3. Kronologi Perang Dunia I

a. Awal Perang Dunia I

Perang Dunia 1 terjadi setelah Pangeran Franz Ferdinand dari Austria – Hungaria dan istrinya di bunuh di Sarejevo, Bosnia oleh seorang nasionalis Yugoslavia bersama anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip, pada tanggal 28 Juni 1914. Bosnia merupakan kawasan dari Autria yang dituntut oleh Serbia, salah satu negara kecil di Semenanjung Balkan, dimana telah terjadi pembunuhan yang direncanakan sebelumnya.

Pembunuhan yang kemudian berujung ultimatum Hasburg terhadap Kerajaan Serbia. Sebelum kejadian ini, sejumlah aliansi telah terbentuk selama beberapa dasawarsa. Dalam hitungan minggu, kekuatan – kekuatan besar terlibat dalam perang. Konflik yang awalnya hanya terjadi di wilayah kecil di Eropa kemudian meluas ke seluruh dunia.

Dengan bantuan Jerman, Austria – Hungaria mengobarkan perang terhadap Serbia. Konflik ini merupakan konflik dengan jumlah tentara dan korban terbesar selama sejarah. Senjata kimia digunakan pertama kali, pemboman terhadap warga sipil dilakukan dari udara, serta terjadi pembantaian masal berskala besar pada abad ke 19. Empat dinasti yang memiliki kekuatan besar selama Perang Salib saat itu seperti Hasburg, Romanov, Ottoman dan Hohenzolern seluruhnya jatuh selama perang.

Penyerangan terhadap Serbia dilakukan pada 28 Juli 1914 oleh negara Austria – Hungaria. Rusia dan Perancis bersedia membantu Serbia yang diserang oleh Jerman. Jerman kemudian menyerang Belgia dan Britania membalas menyerang Jerman.

Pada awalnya Jerman memenangkan peperangan, namun Perancis, Britania dan Rusia terus menerus melakukan serangan balik. Perang bukan hanya terjadi dalam lingkup kecil, negara – negara lain pun ikut campur dalam perang ini. Tercatat pada tahun 1915, Italia bergabung dengan Sekutu karena ingin menguasai tanah Austria. Kemudian pada tahun 1917, negeri adidaya Amerika Serikat juga ikut serta dalam peperangan dan memihak Sekutu.

Meskipun pihak Sekutu sangat kuat, namun Jerman terlihat akan memenangkan perang. Setelah tahun 1914, Jerman menguasai Luxemburg, hampir seluruh daratan Belgia, serta sebagian dari Perancis utara.

Disisi lain, tentara Amerika Serikat baru saja tiba dan langsung bergabung dengan Sekutu. Pada tahun 1918 pada musim panas, pasukan Amerika Serikat membantu Sekutu menghalau serangan Jerman terakhir di barat. Jerman kemudian melakukan gencatan senjata pada tanggal 11 November 1918 di Compiegne Forest yang menjadi akhir perseturuan sesungguhnya.

b. Perjanjian Versailes (1919)

Perjanjian Versailes merupakan perjanjian damai yang menandakan berakhirnya Perang Dunia I antara Sekutu dan Jerman. Negosiasi dilakukan pada tanggal 7 Mei 1919, pada peringatan RMS Lustiania. Aturan yang diberikan kepada Jerman adalah penyerahan wilayah yang diduduki Jerman pada PD I kepada negara – negara tetangganya, pelepasan koloni seberang lautan dan wilayah Afrika yang dimiliki Jerman, serta pembatasan tentara Jerman untuk menghambat Jerman melakukan perang lagi.

Jerman tidak diizinkan memberi suara dalam negosiasi tersebut, akibatnya Jerman memberikan protes karena menganggap keputusan dari Sekutu tidak adil dan Jerman memutuskan menarik diri dari perundingan tersebut. Pada akhirnya, menteri luar negeri baru Jerman bernama Herman Muler memberikan persetujuan dan menandatangani Perjanjian Versailles. Perjanjian ini kemudian diratifikasi oleh Liga Bangsa – Bangsa pada tanggal 10 Januari 1920.

Dalam Perjanjian Versailles yang ditandatangai pada 28 Juni 1919 yang juga mencetuskan Liga Bangsa – Bangsa tersebut, Jerman menyerahkan tanah jajahannya dan sebagian wilayahnya di Eropa. Polandia dibebaskan dan mendapat wilayah Posen (sekarang bernama Poznan), sebagian Silesia dan sebagian Prussia Barat.

Alsace dan Lorraine yang sebelumnya diuasai Jerman dikembalikan kepada Perancis. Perancis juga mendapat kekuasaan atas kawasan Saar selama 15 tahun. Perjanjian ini juga meletakkan Rhineland di bawah pendudukan tentara Sekutu selama 15 tahun. Pasukan Jerman diperkecil menjadi 100.000 orang dan dilarang memiliki pasukan udara. Jerman juga harus membayar denda sebanyak £6.600 juta atas Perang Dunia I.

Diperkirakan sebanyak 8.6 juta korban jiwa yang jatuh pada PD I. Blok Sekutu kehilangan 5.1 juta jiwa sedangkan blok Sentral kehilangan 3.5 juta jiwa. PD I mengakibatkan kehancuran pada negara – negara yang terlibat. Amerika Serikat menolak adanya ratifikasi Perjanjian Versailes ini, karena Liga Bangsa – Bangsalah yang membuat perjanjian ini, tidak mengakhiri secara resmi keikutsertaan dalam perang hingga Resolusi Knox – Porter ditandatangani pada tahun 1921.

Setelah Perjnjian Versailles, perjanjian Austria – Hungaria, Bulgaria dan Kesultanan Utsmaniyah disetujui. Namun, pada negosiasi perjanjian terakhir dengan Kesultanan Utsmaniyah, terjadi perselisihan (Perang Kemerdekaan Turki) dan perjanjian damai antara Sekutu dan Republik Turki baru ditandatangani pada tanggal 24 Juli 1923 di Lausanne.

Tugu – tugu yang dibangun di daratan Eropa banyak yang menyebutkan bahwa PD I berakhir ketika ditandatanganinya Perjanjian Versailles pada tahun 1919, yang ditandai dengan banyaknya tentara yang sebelumnya berperang, kembali pulang ke negara masing – masing.

Sebaliknya, banyak juga peringatan berakhirnya PD I yang terpusat pada gencatan senjata pada tanggal 11 November 1918 di Compiegne Forest. Pada dasarnya, secara hukum perjanjian damai formal belum selesai hingga ditandatanganinya perjanjian terakhir, Perjanjian Lausanne. Sesuai ketentuan pasukan Sekutu keluar dari Konstantinopel pada tanggal 23 Agustus 1923.

c. Puncak Perang Dunia I

Perang Dunia I seolah menandai berakhirnya monarki absolut di daratan Eropa. PD I juga menjadi pemicu Revolusi Rusia yang kemudian menginspirasi negara – negara lain untuk merevolusi seperti Tiongkok dan Kuba, serta menjadi basis Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kekalahan Jerman dan penyelesaian yang menggantung pada kemudian hari menjadi dasar kebangkitan Nazi Jerman yang akan mengobarkan Perang Dunia II pada tahun 1939.

d. Akhir Perang Dunia I

Perang Dunia I berakhir pada tanggal 11 November 1918. Perang diakhiri dengan kemenangan blok Sekutu dan kekalahan blok Sentral. Penyelesaian Perang Dunia I dilakukan dengan melalui Konferensi Damai Paris. Konferensi tersebut menghasilkan Perjanjian Versailles yang berisi ketentuan-ketentuan sebagai berikut.

o Jerman menyerahkan Elzas-Lotharingen kepada Prancis dan Eupen Malmedy kepada Belgia.

o Danzig dan sekitarnya menjadi kota merdeka di bawah LBB.

o Daerah Saar di bawah kekuasaan LBB selama lima betas tahun kemudian akan diada-kan plebisit untuk mengetahui rakyat ingin bergabung dengan Jerman atau Prancis.

o Jerman kehilangan semua daerah jajahannya dan diserahkan kepada Inggris, Prancis, dan Jepang.

o Jerman membayar ganti rugi perang sebesar 132 miliar mark emas kepada Sekutu.

o Angkatan perang Jerman diperkecil hingga seratus ribu tentara.

o Kapal-kapal dagang Jerman diserahkan kepada Inggris sebagai ganti kerugian perang.

o Daerah Jerman sebelah barat Sungai Rhein diduduki Sekutu sebagai jaminan selama lima belas tahun.

e. Parit Perlindungan

Perang Dunia I juga terkenal dengan perang parit perlindungan, dimana sejumlah tentara membatasi pergerakannya menggunakan parit – parit perlindungan yang akan menyulitkan pergerakan dari musuh. Strategi ini khususnya dilakukan Front Barat.

f. Front Timur

Front Timur merupakan front dimana Jerman dan Russia berhadapan. Pada awalnya Jerman dapat mengalahkan Russia, meskipun Russia melancarkan mobilisasi yang menyebabkan ekonomi Russia terbengkalai. Pada perkembangannya, pihak Russia mencetus Revolusi Rusia. Namun, karena musim dingin di Russia, tentara Jerman yang tidak dilengkapi pakaian musim dingin akhirnya dikalahkan Rusia.

4. Akibat Perang Dunia I

Berakhirnya Perang Dunia I menyisakan berbagai penderitaan (balk di pihak yang meng-klaim sebagai pemenang rnaupun pihak yang kalah). Berikut akibat Perang Dunia I yang kemudian memengaruhi kehidupan.

1) Bidang Politik

1. Lahirnya negara baru seperti Polandia, Finlandia, Hungaria, Cekoslowakia, Yugoslavia, Mesir, Saudi Arabia, Irak, Syria, Lebanon, dan Trans-Yordania.

2. Austria-Hungaria dipecah menjadi dua negara (Hungaria dan Austria).

3. Turki menyerahkan negara-negara jajahannya. Negara jajahannya diserahkan pada lnggris (Mesir, Palestina, Yordania, Irak, dan Siprus), Prancis (Syria dan Lebanon). serta Italia (Libia).

4. Terbentuknya LBB yang diprakarsai oleh Woodrow Wilson.

5. Timbulnya paham-paham politik baru, seperti di Italia lahir paham fasis (Benito Mussolini). di Jerman lahir paham Nazi (Adolf Hitler), dan di Turki lahir paham etatisme. Munculnya naziisme sangat erat hubungannya dengan kekalahan Jerman pada Perang Dunia I. Naziisme merupakan bentuk kebangkitan spirit nasionalis dan penolakan berbagai perubahan setelah Perang Dunia I.

2) Bidang Ekonomi

1. Hancurnya sarana fisik dan nonfisik.

2. Hancurnya pusat-pusat industri di Eropa.

3. Rusaknya daerah pertanian yang mengakibatkan timbulnya kelaparan yang hebat di Rusia.

4. Terjadinya krisis malaise pada tahun 1929 (krisis ekonomi dunia yang diawali dengan hancurnya sektor-sektor ekonomi Amerika Serikat).

3) Bidang Sosial

1. Negara-negara Eropa banyak yang kehilangan pemuda.

2. Peranan perempuan meningkat, menggantikan generasi muda yang gugur dalam perang.

3. Menelan banyak korban.

4. Munculnya trauma pada sebagian besar masyarakat yang terlibat dalam Perang Dunia I.

BAB 2

SEJARAH PERANG DUNIA II

Masa Awal Perang Dunia II

Perang Dunia II merupakan perang lanjutan dari Perang Dunia I yang berlangsung dari tahun 1939 hingga tahun 1945. Sekitar 55 juta korban jatuh dalam Perang Dunia II ini. Tercatat, PD II merupakan perang yang terbesar dan paling destruktif sepanjang masa.

Jerman mengobarkan PD II  pada tanggal 1 September 1939 dengan menginvasi Polandia. Inggris dan Prancis merespon dengan menyatakan perang kepada Jerman. Pada musim semi tahun 1940, Jerman menginvasi Eropa. Uni Soviet mengikuti langkah Jerman dengan menduduki negara – negara Baltik pada bulan Juni 1940.

Italia sebagai anggota dari blok poros (negara sekutu Jerman), ikut terjun dalam perang pada tanggal 10 Juni 1940. Dari tangal 10 Juli hingga 31 Oktober 1940, Nazi Jerman terlibat perang udara di langit Inggris, Nazi memenangkan perang tersebut dan Inggris harus mengakui kemenangan Nazi Jerman. Perang ini kemudian terkenal dengan Pertempuran Britania.

Setelah berhasil menguasai wilayah Balkan dengan menginvasi negara Yugoslavia dan Yunani pada tanggal 6 April 1941, Jerman dan blok Poros menginvasi Uni Soviet pada tanggal 22 Juni 1941. Berarti Jerman telah melanggar Pakta Jerman – Soviet yang sebelumnya telah disepakati antara kedua belah pihak.

Perang Dunia II

Pada bulan Juni dan Juli 1941, Jerman menguasai wilayah negara – negara Baltik. Pemimpin Soviet, Josetph Stalin kemudian memihak kepada Sekutu dan memimpin Sekutu untuk melawan Jerman dan blok Poros. Selama musim panas dan musim gugur tahun 1941, Jerman semakin merangsek ke Uni Soviet. Uni Soviet melancarkan serangan balasan pada tanggal 6 Desember 1941.

Keesokan harinya, tanggal 7 Desember 1941, Jepang yang merupakan anggota dari blok Poros di Asia melakukan serangan ke Pearl Harbor. Kekaisaran Jepang memang sebelumnya memiliki hasrat menguasai wilayah Asia Timur. Bahkan sebelumnya Jepang telah menginvasi Cina pada tahun 1937. Dengan penyerangan ke pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, Jepang tidak sadar bahwa ia telah membangunkan kekuatan besar di dunia. Dengan diserangnya Pearl Harbor, Amerika Serikat kemudian terjun ke PD II dan bersekutu dengan kekuatan besar lain, Inggris dan Uni Soviet.

Pada bulan Mei 1942, Angkatan Udara Kerajaan Inggris menyerang Kota Cologne di Jerman dengan melakukan pengeboman dan untuk pertama kalinya warga sipil Jerman menjadi korban dalam PD II. Tiga tahun berikutnya, angkatan udara Sekutu melakukan serangan secara bertubi – tubi ke pabrik dan kota di Reich, hingga pada tahun 1945 kota – kota di Jerman hanya tersisa puing – puing bangunan.

Di front timur, selama musim panas tahun 1942, Jerman dan blok Poros melakukan penyerangan ke Uni Soviet dengan tujuan merebut Stalingrad di Sungai Volga serta kota Baku dan ladang minyak Kaukasia. Stalingrad jatuh ke tangan blok Poros. Serangan Jerman terhenti pada medan tersebut hingga akhir muim panas 1942.

Pada bulan November, Uni Soviet melakukan serangan balasan dengan menyerang Stalingrad dan pada tanggal 2 Februari 1943, Angkatan Darat ke enam Jerman menyatakan menyerah kepada Uni Soviet. Jerman melakukan serangan sekali lagi ke Kursk pada bulan Juli 1943 yang merupakan perang tank terbesar dalam sejarah, pada perang tersebut Jerman harus mengakui kekalahannya dan Uni Soviet memegang dominasi militer selama masa peperangan.

Pada bulan Juli 1943, Sekutu melakukan pendaratan di Sisilia, Italia dan pada bulan September merapat di pantai daratan utama Italia. Setelah Dewan Agung Partai Fasis Italia melepaskan jabatan perdana menteri Italia, Benito Mussolini (sekutu Hitler), militer Italia mengambil alih dan melakukan negosiasi untuk menyerah kepada pasukan Anglo-Amerika pada tanggal 8 September 1943. Pasukan Jerman yang ditugaskan di Italia kemudian merebut hampir separuh wilaya Peninsula bagian utara dan melakukan perlawanan.

Mussolini yang ditangkap oleh militer Italia, diselamatkan oleh komando SS Jerman pada bulan September dan selanjutnya mendirikan rezim boneka Neo-Fasis (dibawah pengawasan Jerman) di Italian Utara. Pasukan Jerman menguasai Italia hingga 2 Meri 1945.

Akhir Perang Dunia II

Pada tanggal 6 Juni 1944, lebih dari 150.000 tentara Sekutu melakukan pendaratan di Prancis dan melakukan pembebasan Prancis pada akhir Agustus 1944. Pada tanggal 11 September 1944, pasukan Amerika Serikat memasuki Jerman, sebulan setelah pasukan Uni Soviet melintasi perbatasan timur.

Pada pertengahan Desember, Jerman melakukan serangan balasan dengan menyerang Belgia dan Prancis yang kemudian dikenal dengan Pertempuran Bulge, namun serangan Jerman mampu digagalkan. Angkatan udara Sekutu menyerang balik pabrik – pabrik industri Nazi seperti yang ada di kamp Auschwitz.

Pasukan Soviet melakukan penyerangan pada tanggal 12 Januari 1945 dan membebaskan Polandia barat serta memaksa Hungaria (anggota blok poros) menyerah. Pada pertengahan Februari 1945 Sekutu melakukan pengeboman ke Kota Dresden, Jerman, dan membunuh sekitar 35.000 warga sipil.

Pada tanggal 16 April 1945, pasukan Uni Soviet mengepung Berlin, ibu kota Jerman. Ketika Soviet menyerang ibu kota dan merangsek menuju Kekanseliran Reich pada tanggal 30 April 1945, Hitler bunuh diri. Tanggal 7 Mei 1945, Jerman menyerah tanpa syarat kepada Sekutu Barat di Reims dan pada tanggal 9 Mei kepada Soviet di Berlin. Pada bulan Agustus, Perang Pasifik berakhir setelah Amerika Serikat mengebom Hiroshima dan Nagasaki. Jepang menyerah kepada Sekutu pada 2 September 1945 tanpa syarat.


BAB 3

PERBEDAAN LBB DAN PBB

Perang dunia memunculkan suatu keprihatinan dari berbagai negara tak terkecuali negara yang berperang. Pasca Perang Dunia I dan II masing masing memunculkan organisasi perdamaian berbeda yaitu PBB dan LBB. Berikut ini adalah perbedaan LBB dan PBB

PERBEDAAN

LBB

PBB

Berdiri

Setelah PD 1

Setelah PD 2

Anggota

Terbatas di Eropa

Seluruh dunia

Struktur organisasi

Tidak memiliki struktur yang lengkap

Memiliki struktur yang lengkap

Sumber dana

Terbatas

Tidak terbatas

Pasukan

Tidak memiliki pasukan khusus

Memiliki pasukan khusus

Dukungan negara besar

Tidak didukung

Didukung

Liga Bangsa – Bangsa merupakan lembaga perdamaian yang berdiri pada 10 Januari 1920 tepatnya setelah Konferensi Perdamaian Paris 1919 pasca terjadinya Perang Dunia I. Sedangkan PBB berdiri pada 25 Oktober 1945 pasca Perang Dunia II.

Anggota

Keanggotaan LBB hanya berkutat di wilayah Eropa sedangkan PBB secara keanggotaan berasal dari berbagai benua di dunia.

Struktur organisasi

LBB memiliki struktur organisasi yang kurang lengkap diantaranya Majelis, Dewan, Sekretariat, Mahkamah Tetap Internasional, dan Organisasi Buruh Internasional. Sedangkan PBB memiliki struktur lengkap diantaranya Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Sekretariat, Mahkamah Internasional, Dewan Perwalian,  dan lembaga lembaga lain seperti UNDP, UNEP, UNFPA, UNICEF, ENESCO dan lain – lain.

Sumber Dana

Karena keanggotaannya yang terbatas, maka sumber dana dari LBB pun juga terbatas. Berbeda dengan PBB secara keanggotaan lebih luas maka sumber pendanaan lebih besar.

Pasukan Khusus

LBB tidak memiliki pasukan khusus perdamaian, sedangkan PBB memilikinya.

Dukungan Negara Besar

Secara umum anggota inti dari LBB adalah Inggris, Prancis, Italia, dan Jepang. Dukungan dari negara besar sangat terbatas. Berbeda dengan PBB yang didukung oleh negara – negara besar seperti Amerika Serikat, Russia, Inggris, Prancis dan lain – lain atau dinamakan negara G-20. 


BAB 4

Pearl Harbor

Peristiwa yang melatarbelakangi serangan Jepang terhadap Pearl Harbor adalah peristiwa pada tahun 1931 saat jepang menyerbu Manchuria, salah satu provinsi di Cina. Manchuria merupakan wilayah pertama yang diinvasi Jepang dan kemudian disusul dengan serangan skala besar pada tahun 1947. Melihat hal demikian, Amerika Serikat membantu mendanai Cina dalam bidang militer dan keuangan, sedangkan impor minyak dan bahan mentah lain ke Jepang dihentikan. Embargo ini merupakan ancaman besar terhadap Jepang.

Keadaan inilah yang kemudian menyulut emosi pemerintah Jepang dan memutuskan menaklukkan wilayah Asia Pasifik yang kaya akan minyak dan bahan mentah yang selama ini tidak dimiliki Jepang. Pihak Amerika Serikat mengetahui hal tersebut dan tidak membiarkan Jepang menginvasi negara – negara di Asia. Perangpun tak terelakkan antara Jepang dan Amerika. Jepang kemudian membuat strategi, satu – satunya cara menaklukkan Amerika Serikat yaitu menghancurkan angkatan laut AS yang ada di Pearl Harbor.

Persiapan matang dilakukan oleh Jepang dan memutuskan melakukan penyerangan pada tanggal 7 Desember 1941. Jepang mengobarkan perang Asia Timur Raya. Setelah Pearl Harbor dapat dikuasai, Jepang menduduki beberapa wilayah sekutu diantaranya adalah Indonesia. Serangan ini mengawali Amerika Serikat untuk ikut campur dalam Perang Pasifik. Jepang tidak sadar bahwa ia telah membangunkan raksasa perang dunia.

 “I fear all we have done is to awaken a sleeping giant and fill him with a terrible resolve” Isoroku Yamamoto

Kata – kata diatas berarti, “Saya takut, semua yang telah kita lakukan adalah untuk membangkitkan raksasa tidur dan memenuhinya dengan tekad yang mengerikan” kata Laksamana Isoroku Yamamoto sang perancang taktik penyerangan Jepang. Ketakutan tersebut terjadi. Presiden AS, Franklin D. Roosevelt meanggapi serangan Jepang. Empat tahun setelah penyerangan Pearl Harbor, Jepang yang telah menguasai Asia akhirnya menyerah dan menjadi bulan – bulanan Amerika Serikat terutama setelah pemboman Hiroshima dan Nagasaki. 

BAB 5

HIROSHIMA DAN NAGASAKI

Bom Hiroshima

Amerika membungkam angkatan perang Jepang yang dianggap heroik, pantang menyerah dan loyal kepada kaisar Jepang. Sebanyak 140.000 orang meninggal di Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan 80.000 di Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945.  Pengeboman dua kota ini dilaksanakan atas perintah presiden AS bernama Harry S. Truman.

Hiroshima merupakan tempat yang jarang sekali terjadi pengeboman. Hiroshima merupakan markas militer Jepang. Hiroshima juga dikenal sebagai kota pelabuhan besar. Hal – hal inilah yang menjadi pertimbangan Amerika Serikat dalam memilih Hiroshima sebagai target pertama pengeboman. Hiroshima dijatuhi bom nuklir “Little Boy” pada tanggal 6 Agustus 1945. Sebanyak 140.000 orang terbunuh dalam tragedi ini.

Bom Nagasaki

Tiga hari setelah pengeboman di Hiroshima, Nagasaki menjadi objek selanjutnya. Bom nuklir “Fat Man” dijatuhkan pada tanggal 9 Agustus 1945 yang merenggut 80.000 jiwa. Nagasaki merupakan kota potensial selain Kokura, Kyoto dan Niigita. Terget awal pengeboman pada gelombang dua sebenarnya adalah Kokura, Kyoto dan Niigita. Nagasaki kemudian dipilih menggantikan Kyoto. Kyoto merupakan kota religi yang mendukung pola militer Jepang.  Sedangkan Niigita dicoret dari target pengeboman karena letaknya yang terlalu jauh dari Pangkalan Militer Filipina, tempat lepas landas pesawat – pesawat perang Amerika Serikat sebelum terbang landas ke Jepang. Namun pada akhirnya, hanya Nagasaki yang menjadi target utama pengeboman.

Enam hari setelah bom Nagasaki, Jepang mengumumkan menyerah kepada Sekutu tanpa syarat dan menandatangani instrumen menyerah pada tanggal 2 September 1945. Hal ini menandakan bahwa Jepang secara resmi mengakhiri Perang Pasifik dan Perang Dunia II. Sebelumnya Jerman juga sudah menandatangani bahwa Jerman menyerah kepada sekutu pada tanggal 7 Mei 1945, mengakhiri teather Eropa. Beberapa tahun setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, Jepang mengeluarkan kebijakan Three Non-Nuclear Principles yaitu kebijakan yang melarang Jepang memiliki atau mengembangkan senjata nuklir.

Nagasaki merupakan kota industri yang dikenal dengan perkapalan yang maju. Sebelum bom atom dijatuhkan, Nagasaki sudah pernah dibom selama lima kali dalam 12 bulan terakhir. Alhasil kedua kota Hiroshima dan Nagasaki hancur lebur oleh bom atom Amerika Serikat. Bom – bom atom dijatuhkan dari pesawat B-29 Flying Superfortress bernama Enola Gay yang dipiloti Paul W. Tibbets. Bom atom dijatuhkan dari ketinggian 9.450 m dan meledak pukul 08.15 pagi (waktu Jepang) dengan ledakan mencapai ketinggian 550 meter. Untuk menjatuhkan bom atom, pesawat memang terbang cukup tinggi dengan menggunakan pelindung mata khusus anti radiasi. Bom atom meledak dahsyat seperti berbentuk jamur yang dijatuhkan di tengah pemukiman penduduk.  Hingga kini, pengeboman Hiroshima dan Nagasaki masih menjadi trauma mendalam bagi Jepang dan seluruh dunia.


Related Posts:

Rangkuman Materi Sejarah Indonesia XI Semester 2



BAB 1
Kedatangan Jepang ke Indonesia

Masuknya Jepang ke Indonesia
Sejak pengeboman Pearl Harbour oleh angkatan Perang Jepang pada 8 Desember 1941, serangan terus dilancarkan terhadap angkatan laut Amerika Serikat di Pasifik. Serangan- serangan itu seolah-olah tak dapat dibendung oleh Amerika Serikat.

Sambutan Rakyat Indonesia
Kedatangan Jepang di Indonesia pada awalnya disambut dengan senang hati oleh rakyat Indonesia. Jepang dielu-elukan sebagai “Saudara Tua” yang dipandang dapat membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan Belanda. Sikap simpatik bangsa Indonesia terhadap Jepang antara lain juga dipengaruhi oleh kepercayaan ramalan Jayabaya.
Pembentukan Pemerintahan Militer
Di seluruh Kepulauan Indonesia bekas Hindia Belanda itu wilayahnya dibagi menjadi tiga wilayah pemerintahan militer.

1. Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara Kedua Puluh Lima (Tomi Shudan) untuk Sumatra. Pusatnya di Bukittinggi.
2. Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara Keenam Belas (Asamu Shudan) untuk Jawa dan Madura.
3. Pemerintahan militer Angkatan Laut, yaitu (Armada Selatan Kedua) untuk daerah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.

Pemerintahan Sipil
Untuk mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan Jepang yang bersifat militer, Jepang juga mengembangkan pemerintahan sipil. Pada bulan Agustus 1942, pemerintahan militer berusaha meningkatkan sistem pemerintahan, antara lain dengan mengeluarkan UU No. 27 tentang aturan pemerintahan daerah dan dimantapkan dengan UU No. 28 tentang pemerintahan shu serta tokubetsushi.

Organisasi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang

Organisasi yang Bersifat Sosial Kemasyarakatan
a. Gerakan Tiga A
Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang membentuk sebuah perkumpulan yang dinamakan Gerakan Tiga A (3A). Perkumpulan ini dibentuk pada tanggal 29 Maret 1942. Sesuai dengan namanya, perkumpulan ini memiliki tiga semboyan, yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia.

b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
“Gerakan Tiga A” dinilai gagal oleh Jepang. Kemudian Jepang berusaha mengajak tokoh pergerakan nasional untuk meningkatkan kerja sama. Jepang kemudian mendirikan organisasi pemuda.

c. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) dan Majelis Syura Muslimin (Masyumi)
Berbeda dengan pemerintah Hindia Belanda yang cenderung anti terhadap umat Islam, Jepang lebih ingin bersahabat dengan umat Islam di Indonesia. Jepang sangat memerlukan kekuatan umat Islam untuk membantu melawan Sekutu.
Oleh karena itu, sebuah organisasi Islam MIAI yang cukup berpengaruh pada masa pemerintah kolonial Belanda, mulai dihidupkan kembali oleh pemerintah pendudukan Jepang. Pada tanggal 4 September 1942 MIAI diizinkan aktif kembali.

d. Jawa Hokokai
Tahun 1944, situasi Perang Asia Timur Raya mulai berbalik, tentara Sekutu dapat mengalahkan tentara Jepang di berbagai tempat. Hal ini menyebabkan kedudukan Jepang di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Oleh karena itu, Panglima Tentara ke-16, Jenderal Kumaikici Harada membentuk organisasi baru yang diberi nama Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).
Adapun program-program kegiatan Jawa Hokokai sebagai berikut:
1. melaksanakan segala tindakan dengan nyata dan ikhlas demi pemerintah Jepang
2. memimpin rakyat untuk mengembangkan tenaganya berdasarkan semangat persaudaraan, dan
3. memperkokoh pembelaan tanah air

Organisasi Semimiliter
a. Pengerahan Tenaga Pemuda
Kelompok pemuda memegang peranan penting di Indonesia, apalagi melihat jumlahnya yang cukup besar. Menurut penilaian Jepang, para pemuda apalagi yang tinggal di daerah perdesaan, belum terpengaruh oleh alam pikiran Barat. Mereka secara fisik cukup kuat, semangat, dan pemberani.

b. Organisasi Seinendan
Seinendan (Korps Pemuda) adalah organisasi para pemuda yang berusia 14-22 tahun. Pada awalnya, anggota Seinendan 3.500 orang pemuda dari seluruh Jawa. Tujuan dibentuknya Seinendan adalah untuk mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri.

c. Keibodan
Organisasi Keibodan (Korps Kewaspadaan) merupakan organisasi semimiliter yang anggotanya para pemuda yang berusia antara 25-35 tahun. Ketentuan utama untuk dapat masuk Keibodan adalah mereka yang berbadan sehat dan berkelakuan baik.

d. Barisan Pelopor
Pada pertengahan tahun 1944, diadakan rapat Chuo-Sangi-In (Dewan Pertimbangan Pusat).

e. Hizbullah
Pada tanggal 7 September 1944, PM Jepang, Kaiso mengeluarkan janji tentang kemerdekaan untuk Indonesia. Sementara keadaan di medan perang, Jepang mengalami berbagai kekalahan.

Organisasi Militer
a. Heiho
Heiho (Pasukan Pembantu) adalah prajurit Indonesia yang langsung ditempatkan di dalam organisasi militer Jepang, baik Angkatan Darat maupun Angkatan Laut.

b. Peta
Sekalipun tidak dapat dilepaskan dari rasa ketakutan akan adanya serangan Sekutu, Jepang berusaha agar Indonesia dapat dipertahankan dari serangan Sekutu. Heiho sebagai pasukan yang terintegrasi dengan pasukan Jepang masih dipandang belum memadai. Jepang masih berusaha agar ada pasukan yang secara konkret mempertahankan Indonesia.

Pengerahan dan Penindasan Versus Perlawanan
Ekonomi Perang
Selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, diterapkan konsep “Ekonomi perang”. Artinya, semua kekuatan ekonomi di Indonesia digali untuk menopang kegiatan perang. Perlu dipahami bahwa sebelum memasuki PD II, Jepang sudah berkembang menjadi negara industri dan sekaligus menjadi kelompok negara imperialis di Asia.

Pengendalian di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
Pemerintah Jepang mulai membatasi kegiatan pendidikan. Jumlah sekolah juga dikurangi secara drastis. Jumlah sekolah dasar menurun dari 21.500 menjadi 13.500 buah. Sekolah lanjutan menurun dari 850 menjadi 20 buah. Kegiatan perguruan tinggi boleh dikatakan macet. Jumlah murid sekolah dasar menurun 30% dan jumlah siswa sekolah lanjutan merosot sampai 90%.

Pengerahan Romusa
Berbagai kebijakan dan tindakan Jepang seperti disebutkan di atas telah membuat penderitaan rakyat. Rakyat petani tidak dapat berbuat banyak kecuali harus tunduk kepada praktik-praktik tirani Jepang.

Perang Melawan Sang Tirani
Jepang yang mula-mula disambut dengan senang hati, kemudian berubah menjadi kebencian. Rakyat bahkan lebih benci pada pemerintah Jepang daripada pemerintah Kolonial Belanda. Jepang seringkali bertindak sewenangwenang. Rakyat tidak bersalah ditangkap, ditahan, dan disiksa. Kekejaman itu dilakukan oleh kempetai (polisi militer Jepang).
1. Aceh Angkat Senjata
2. Perlawanan di Singaparna
3. Perlawanan di Indramayu
4. Rakyat Kalimantan Angkat Senjata
5. Perlawanan Rakyat Irian Barat
6. Peta di Blitar Angkat Senjata

Drama Akhir Sang Tirani
Akibat Pendudukan Jepang di Indonesia
a. Bidang Politik
Dalam bidang politik, Jepang melakukan kebijakan dengan melarang penggunaan bahasa Belanda dan mewajibkan penggunaan bahasa Jepang.

b. Keadaan Sosial-Budaya dan Ekonomi
Guna membiayai Perang Pasifik, Jepang mengerahkan semua tenaga kerja dari Indonesia. Mereka dikerahkan untuk membuat benteng-benteng pertahanan. Mula-mula tenaga kerja dikerahkan dari Pulau Jawa yang padat penduduknya.


c. Pendidikan
Pada masa pendudukan Jepang, keadaan pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Pendidikan tingkat dasar hanya satu, yaitu pendidikan enam tahun. Dalam bidang birokrasi, dengan dikeluarkannya UU no. 27 tentang Aturan Pemerintah Daerah dan UU No. 28 tentang Aturan Pemerintah Syu dan Tokubetshu Syi, maka berakhirlah pemerintahan.

Janji Kemerdekaan
Pada tahun 1944, Jepang terdesak, Angkatan Laut Amerika Serikat berhasil merebut kedudukan penting Kepulauan Mariana, sehingga jalan menuju Jepang semakin terbuka. Jenderal Hideki Tojo pun kemudian digantikan oleh Jenderal Kuniaki Kaiso sebagai perdana menteri.

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
BPUPKI kemudian dibubarkan setelah tugas-tugasnya selesai. Selanjutnya dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 7 Agustus 1945. Badan itu beranggotakan 21 orang, yang terdiri dari 12 orang wakil dari Jawa, tiga orang wakil dari Sumatra, dan dua orang dari Sulawesi dan masing-masing satu orang dari Kalimantan, Sunda Kecil, Maluku, dan golongan penduduk Cina, ditambah enam orang tanpa izin dari pihak Jepang.
BAB2
Indonesia Merdeka

Dari Rengasdengklok sampai ke Pegangsaan Timur
Teks proklamasi kemerdekaan telah dibacakan oleh Sukarno dalam upacara pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi ini dilaksanakan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Pernyataan kemerdekaan tersebut disambut bahagia dan suka cita oleh masyarakat Indonesia di berbagai daerah.

Jepang Bertekuk Lutut
Jenderal Terauchi pada tanggal 9 Agustus 1945 memanggil Sukarno, Moh. Hatta, dan Rajiman Wedyodiningrat untuk pergi ke Dalat, Saigon. Saigon adalah salah satu pusat tentara Jepang. Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jenderal Terauchi mengucapkan selamat kepada Sukarno dan Moh.Hatta sebagai ketua dan wakil ketua PPKI. Kemudian Terauchi menegaskan bahwa Jepang akan menyerahkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Sukarno, Moh. Hatta, dan Rajiman Wedyodiningrat pulang kembali ke Jakarta pada tanggal 14 Agustus.
Pada masa-masa inilah terjadi peristiwa yang dramatis di wilayah Indonesia. Walaupun alat komunikasi pada masa tersebut dikuasai Jepang, namun para tokoh perjuangan berhasil mengakses berbagai informasi dunia dengan berbagai cara. Radio sebagai alat yang paling berperan pada masa tersebut telah disegel oleh Jepang.

Peristiwa Rengasdengklok
Hari-hari menjelang tanggal 15 Agustus 1945 merupakan hari yang menegangkan bagi bangsa Jepang dan bangsa Indonesia. Hari Rabu tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul
21.30 WIB, para pemuda yang dipimpin Wikana, dan Darwis datang di rumah Sukarno di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Wikana dan Darwis memaksa Sukarno untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Para pemuda mendesak agar proklamasi malam ini dapat dilaksanakan paling lambat tanggal 16 Agustus 1945. Sambil menimang-nimang senjata Wikana berucap dan bernada ancaman.

Perumusan Teks Proklamasi
Sukarno pertama kali menuliskan kata pernyataan “Proklamasi”. Sukarno kemudian bertanya kepada Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo.“ Bagaimana bunyi rancangan pada draf pembukaan UUD?” Kedua orang yang ditanya pun tidak ingat persis. Ahmad Subarjo kemudian menyampaikan kalimat “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”.
Moh. Hatta menambahkan kalimat: “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempoh yang sesingkat- singkatnya”.
Sukarno menuliskan, “Jakarta, 17-8-’05 Wakil-wakil bangsa Indonesia”, sebagai penutup. Mereka semua sepakat tentang draf itu.

Proklamasi Berkumandang
Pada pukul 5 pagi tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin dan pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda dengan diliputi kebanggaan. Mereka telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan di rumah Sukarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 pada pukul 10 pagi. Sebelum pulang, Moh. Hatta berpesan kepada B.M. Diah untuk memperbanyak teks Proklamasi dan menyiarkannya ke seluruh dunia.

Dukungan dari Berbagai Lapisan
Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia cepat bergema ke berbagai daerah. Rakyat di Jakarta maupun di kota-kota lain menyambut dengan antusias.

Terbentuknya Pemerintahan dan NKRI
Pengesahan UUD 1945 dan Pemilihan Presiden, Wakil Presiden
Kertas suara dibagikan, tetapi atas usul Otto Iskandardinata, maka secara aklamasi terpilih Ir. Sukarno sebagai Presiden RI dan Drs. Moh.Hatta sebagai Wakil Presiden Rl. Sesudah itu, pasal-pasal yang tersisa yang berkaitan dengan Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan disetujui.

Pembentukan Departemen dan Pemerintahan Daerah
laporan Ahmad Subardjo, mengenai pembagian departemen atau kementerian. Adapun hasil yang disepakati, NKRI terbagi atas 12 departemen sebagai berikut.
1. Kementerian Dalam Negeri
2. Kementerian Luar Negeri
3. Kementerian Kehakiman
4. Kementerian Keuangan
5. Kementerian Kemakmuran
6. Kementerian Kesehatan
7. Kementerian Pengajaran
8. Kementerian Sosial
9. Kementerian Pertahanan
10. Kementerian Penerangan
11. Kementerian Perhubungan
12. Kementerian Pekerjaan Umum
13. Kementerian Negara

Pembentukan Badan-Badan Negara
Syahrir dan Amir Syarifudin mengusulkan adanya BPKNIP (Badan Pekerja KNIP) untuk menghadapi suasana genting. BPKNIP akan mengerjakan tugastugas operasional dari KNIP.
Berdasarkan usul-usul dalam sidang tersebut, maka Wakil Presiden selaku wakil pemerintah, mengeluarkan maklumat yang lazim disebut Maklumat Wakil Presiden No. X.

Pembentukan Kabinet
Kabinet RI yang pertama dibentuk oleh Presiden Sukarno pada tanggal 2 September 1945 terdiri atas para menteri sebagai berikut.
1. Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata Kusumah
2. Menteri Luar Negeri : Mr. Ahmad Subarjo
3. Menteri Keuangan : Mr. A.A. Maramis
4. Menteri Kehakiman : Prof. Mr. Supomo
5. Menteri Kemakmuran : Ir. Surakhmad Cokroadisuryo
6. Menteri Keamanan Rakyat : Supriyadi
7. Menteri Kesehatan : Dr. Buntaran Martoatmojo
8. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
9. Menteri Penerangan : Mr. Amir Syarifuddin
10. Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusumasumantri
11. Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Cokrosuyoso
12. Menteri Perhubungan : Abikusno Cokrosuyoso
13. Menteri Negara : Wahid Hasyim
14. Menteri Negara : Dr. M. Amir
15. Menteri Negara : Mr. R.M. Sartono
16. Menteri Negara : R. Otto Iskandardinata

Pembentukan Berbagai Partai Politik
Beberapa partai politik yang kemudian terbentuk misalnya
1. Masyumi
2. PKI
3. PBI
4. Partai Rakyat Jelata
5. Parkindo
6. PSI
7. PRS
8. PKRI
9. Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia
10. PNI (Partai Nasional Indonesia)




Lahirnya Tentara Nasional Indonesia
1. Badan Keamanan Rakyat
2. Tentara Keamanan Rakyat
3. Dari TKR, TRI, ke TNI

Proklamator dan Peran Para Tokoh Sekitar Proklamasi Peran Sang Proklamator
a. Ir. Sukarno
Tanggal 17 Agustus 1945, peranan Sukarno semakin penting. Secara tidak langsung ia terpilih menjadi tokoh nomor satu di Indonesia. Sukarno dengan didampingi Moh. Hatta, diberi kepercayaan membacakan teks proklamasi sebagai pernyataan Kemerdekaan Indonesia.

b. Drs. Moh. Hatta
Moh. Hatta melibatkan diri secara langsung dan ikut andil dalam perumusan teks proklamasi. la juga ikut menandatangani teks proklamasi. Pada peristiwa detik-detik proklamasi, Moh. Hatta tampil sebagai tokoh nomor dua dan mendampingi Bung Karno dalam pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Peran para Tokoh Sekitar Proklamasi
a. Ahmad Subarjo
Sesampainya di Jakarta dini hari, di rumah Maeda dilaksanakan perumusan teks proklamasi, Ahmad Subarjo secara langsung berperan aktif dan memberikan andil pemikiran tentang rumusan teks proklamasi.

b. Sukarni Kartodiwiryo
Ia juga tokoh yang mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani oleh Sukarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. la juga memimpin pertemuan untuk membahas strategi penyebarluasan teks  proklamasi dan berita tentang proklamasi.


c. Sayuti Melik
la telah menyaksikan penyusunan teks proklamasi di ruang makan rumah Maeda. Bahkan akhirnya ia dipercaya untuk mengetik teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Sukarno.

d. Burhanuddin Mohammad Diah
la salah seorang pemuda yang ikut menyaksikan perumusan teks proklamasi. Ia juga sangat berperan dalam upaya penyebarluasan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

e. Latif Hendraningrat
Latief Hendraningrat dengan dibantu S. Suhud mengibarkan Sang Saka Merah Putih, dan yang membantu membawakan bendera Merah Putih adalah SK. Trimurti
BAB 3
Awal Kemerdekaan

A. Tantangan Awal Kemerdekaan
1. Kondisi Awal Indonesia Merdeka
Secara politis keadaan Indonesia pada awal kemerdekaan belum begitu mapan. Ketegangan, kekacauan, dan berbagai insiden masih terus terjadi. Hal ini tidak lain karena masih ada kekuatan asing yang tidak rela kalau Indonesia merdeka.

2. Kedatangan Sekutu dan Belanda
Bagi Sekutu dan Belanda, Indonesia dalam masa vacum of power atau kekosongan pemerintahan. Karena itu, logika Belanda adalah kembali berkuasa atas Indonesia seperti sebelum Indonesia direbut Jepang.
Dengan kata lain, Belanda ingin menjajah kembali Indonesia. Bagi Sekutu, setelah selesai PD II, maka negara-negara bekas jajahan Jepang merupakan tanggung jawab Sekutu.

3. Merdeka atau Mati
Kedatangan Sekutu di Indonesia menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat Indonesia. Apalagi dengan memboncengnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. Hal ini mengakibatkan berbagai upaya penentangan dan perlawanan dari masyarakat.

a. Perjuangan rakyat Semarang dalam melawan tentara Jepang
Suasana di Semarang semakin panas. Jepang tidak menghiraukan seruan pemerintahan di Semarang. Pada tanggal 7 Oktober 1945, ribuan pemuda Semarang mengerumuni tangsi tentara Jepang, Kedobutai di Jatingaleh.

b. Pengambilalihan Kekuasaan Jepang di Yogyakarta
Di Yogyakarta, perebutan kekuasaan secara serentak dimulai pada tanggal 26 September 1945. Sejak pukul 10 pagi, semua pegawai instansi pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang dikuasai oleh Jepang mengadakan aksi pemogokan.

c. Arek-arek Surabaya untuk Indonesia
Bung Tomo, terkenal karena perjuangannya dalam pertempuran Surabaya pada tahun 1945. Pertempuran rakyat Surabaya dengan Sekutu terjadi pada tahun 1945 tersebut, menyebabkan ribuan rakyat yang gugur.

d. Pertempuran Palagan Ambarawa
Pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 29 November dan berakhir pada 15 Desember 1945 antara pasukan TKR dan pemuda Indonesia melawan pasukan Inggris.

e. Pertempuran Medan Area
Pada tanggal 9 November 1945, pasukan Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mendarat di Sumatra Utara.

f. Bandung Lautan Api
Di Bandung pertempuran diawali oleh usaha para pemuda untuk merebut pangkalan udara Andir dan pabrik senjata bekas Artillerie Constructie Winkel (ACW-sekarang Pindad) dan berlangsung terus sampai kedatangan pasukan Sekutu di Bandung pada 17 Oktober 1945.

g. Berita Proklamasi di Sulawesi
Berita proklamasi yang dikumandangkan oleh Sukarno dan Moh. Hatta, sampai pula di Sulawesi.

h. Operasi Lintas Laut Banyuwangi – Bali
Operasi lintas Laut Banyuwangi-Bali merupakan operasi gabungan dan pertempuran laut pertama sejak berdirinya negara Republik Indonesia.

B. Antara Perang dan Diplomasi
1. Rangkaian Perjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati merupakan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Republik Indonesia untuk memperoleh pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda dengan jalan diplomasi.

a. Perundingan Awal di Jakarta
Pada tanggal I Oktober 1945, telah diadakan perundingan antara Christison (Inggris) dengan pihak Republik Indonesia. Dalam perundingan ini Christison mengakui secara de facto terhadap Republik Indonesia.

b. Perundingan Hooge Veluwe
Perundingan dilanjutkan di negeri Belanda, di kota Hooge Veluwe bulan April 1946. Pokok pembicaraan dalam perundingan itu adalah memutus pembicaraan yang dilakukan di Jakarta oleh Van Mook dan Syahrir.

c. Pelaksanaan Perundingan Linggarjati
Pada awal November 1946, perundingan diadakan di Indonesia, bertempat di Linggarjati. Pelaksanaan sidang-sidangnya berlangsung pada tanggal 11 – 15 November 1946.

d. Konferensi Malino
Tekanan politik dilakukan dengan menyelenggarakan Konferensi Malino. Penyelenggaraan konferensi ini bertujuan untuk membentuk negara-negara federal di daerah yang baru diserahterimakan oleh Inggris dan Australia kepada Belanda.


2. Agresi Militer I
Di tengah-tengah upaya mencari kesepakatan dalam pelaksanaan isi Persetujuan Linggarjati, ternyata Belanda terus melakukan tindakan yang justru bertentangan dengan isi Persetujuan Linggarjati.

3. Peran Komisi Tiga Negara
Atas usul Amerika Serikat DK PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) yang beranggotakan Amerika Serikat, Australia, dan Belgia. KTN berperan aktif dalam penyelenggaraan Perjanjian Renville Serangan Belanda pada Agresi Militer II dilancarkan di depan mata KTN sebagai wakil DK PBB di Indonesia.

4. Perjanjian Renville
Isi Perjanjian Renville mendapat tentangan sehingga muncul mosi tidak percaya terhadap Kabinet Amir Syarifuddin dan pada tanggal 23 Januari 1948, Amir menyerahkan kembali mandatnya kepada Presiden.

5. Agresi Militer II dan Penangkapan Pimpinan Negara
Agresi militer II itu telah menimbulkan bencana militer dan politik, baik bagi Belanda maupun Indonesia. Walaupun Belanda tampak memperoleh kemenangan dengan mudah, tetapi sebenarnya membayar cukup mahal. Serangan Belanda ini telah menuai kritik dari berbagai negara.

6. Peran PDRI : Penjaga Eksistensi RI
Pada saat terjadi agresi militer Belanda II, Presiden Sukarno telah membuat mandat kepada Syafruddin Prawiranegara yang ketika itu berada di Bukittinggi untuk membentuk pemerintah darurat.

7. Tetap Memimpin Gerilya
Dalam gerakan gerilya dengan satu paru-paru itu Sudirman kadang harus ditandu atau dipapah oleh pengawal masuk hutan, naik gunung, turun jurang harus memimpin pasukan, memberikan motivasi dan komando kepada TNI dan para pejuang untuk terus mempertahankan tegaknya panji-panji NKRI.


8. Serangan Umum 1 Maret 1949
Pada tanggal 1 Maret 1949 dini hari sekitar pukul 06.00 sewaktu sirine berbunyi sebagai tanda berakhirnya jam malam, serangan umum dilancarkan dari segala penjuru. Letkol Soeharto langsung memegang komando menyerang ke pusat kota. Serangan umum ini ternyata sukses.

9. Persetujuan Roem-Royen
Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dilancarkan oleh para pejuang Indonesia, telah membuka mata dunia bahwa propaganda Belanda itu tidak benar. RI dan TNI masih tetap ada. Namun Belanda tetap membandel dan tidak mau melaksanakan resolusi DK PBB 28 Januari. Perundingan pun menjadi macet.

10. Yogya Kembali
Peristiwa keluarnya tentara Belanda dan masuknya TNI ke Yogyakarta dikenal dengan Peristiwa Yogya Kembali. Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta ke Yogyakarta pada tanggal 6 Juli 1949.

11. Konferensi Inter Indonesia
Hasil Konferensi Inter-Indonesia yang diselenggarakan di Yogyakarta antara lain:
a. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS) berdasarkan demokrasi dan federalisme;
b. RIS akan dikepalai oleh seorang presiden dibantu oleh menteri-menteri yang bertanggung jawab kepada presiden;
c. RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari RI maupun Belanda;
d. Angkatan Perang RIS adalah Angkatan Perang Nasional, dan Presiden RIS adalah Panglima Tertinggi Angkatan Perang; dan
e. Pembentukan Angkatan Perang RIS adalah semata-mata soal bangsa Indonesia sendiri.

12. Konferensi Meja Bundar
KMB dibuka pada tanggal 23 Agustus 1949 di Den Haag. Delegasi Belanda dipimpin oleh Mr. Van Maarseveen dan dari UNCI sebagai mediator adalah Chritchley. Tujuan diadakan KMB adalah untuk:
a) menyelesaikan persengketaan antara Indonesia dan Belanda; dan b) mencapai kesepakatan antara para peserta.

13. Pembentukan Republik Indonesia Serikat
Isi KMB diterima oleh KNIP melalui sidangnya pada tanggal 6 Desember 1949. Tanggal 14 Desember 1949 diadakan pertemuan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.

14. Pengakuan Kedaulatan
Pada tanggal 27 Desember 1949, terjadilah penyerahan kedaulatan Belanda kepada Indonesia yang dilakukan di Belanda dan di Indonesia.

15. Kembali ke Negara Kesatuan
Setelah RIS menerima pengakuan kedaulatan, segera muncul rasa tidak puas di kalangan rakyat terutama negara-negara bagian di luar RI. Sejumlah 15 negara bagian/daerah yang merupakan ciptaan Belanda, terasa berbau kolonial.

C. Nilai-nilai Kejuangan Masa Revolusi
1. Persatuan dan Kesatuan
2. Rela Berkorban dan Tanpa Pamrih
3. Cinta pada Tanah Air
4. Saling Pengertian dan Harga Menghargai



Daftar Pustaka :
Sardiman AM, dan Amurwani Dwi Lestariningsih. 2017. Sejarah Indonesia Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud

Related Posts: