Peradaban Kuno di Eropa dan Indonesia

Peradaban kuno di Eropa terdiri dari dua peradaban besar yaitu peradaban Yunani kuno dan Romawi Kuno. Masing-masing peradaban memiliki karakteristik yang berbeda dalam menjalankan kehidupan satu sama lainnya.


a. Peradaban Yunani Kuno

Peradaban Pulau Kreta dikembangkan oleh bangsa Minoa dan membentuk imperium yang berlangsung kurang lebih selama 16 abad (3000–1450 SM).Diperkirakan bahwa peradaban Yunani berasal dari Pulau Kreta. Bangsa Minoa adalah bangsa pedagang yang menguasai jalur Laut Aegia dan Laut Tengah sebelah timur. Pada 1450, bangsa Mysenaea berhasil menaklukkan Kreta dan menduduki istana Cnossus. Setelah selama 50 tahun menguasai Cnossus, bangsa Mysenaea berhasil meluaskan jaringan dagang ke Laut Aegia, Anatolia (Turki), Siprus, dan Mesir. Kebudayaan Mysenaea menyebar ke daratan Yunani dan seluruh Laut Aegia.

a) Polis dan Sistem Pemerintahannya

Secara fisik, pengertian polis adalah sebuah kota kecil dan desa sekitarnya. Di dalamnya tinggal penduduk di perumahan yang homogen. Pada abad ke-5 SM, umumnya polis dikelilingi oleh tembok serta memiliki tempat yang berbukit di tengah kota yang disebut acropolis, alun-alun di tengah kota, dan pasar terbuka (agora). Di acropolis terletak kuil, altar, monumen, serta bermacam peralatan yang digunakan untuk menyembah dewa.

1)            Polis Sparta

Polis Sparta mengembangkan sistem pendidikan militer. Fisik setiap anak laki-laki diseleksi. Anak yang sehat dan kuat dididik di sekolah militer yang diselenggarakan negara. Pada usia 20 tahun, anak yang telah mendapat pendidikan militer diizinkan untuk kawin dan tinggal di barak-barak militer. Pada usia 30 tahun, mereka diberi tanah serta budak-budak yang akan mengolahnya. Dengan sistem ini, Sparta menjadi negara kota terkuat di Yunani.

2)            Polis Athena

Berbeda dengan Sparta, Athena mengembangkan bentuk pemerintahan yang demokratis atau pemerintahan yang memberikan hak yang lebih besar kepada rakyat untuk ikut serta dalam mengontrol jalannya pemerintahan. Pada masa pemerintahan Pericles (461–429 SM), Athena benar-benar mengalami masa keemasan. Di bidang politik pemerintahan, Athena menjadi guru bangsa Yunani.

b.            Bangsa Macedonia Imperium Alexander Agung

Di bawah pimpinan Alexander, Macedonia berhasil meluaskan wilayahnya di sepanjang Laut Tengah dan Laut Aegia. Setelah Mesir direbut, dia menjadikan Alexandria (Iskandariah) sebagai pusat kebudayaan Hellenik. Ekspansinya ke timur sampai ke India, namun tidak berhasil menyeberang Sungai Indus ke timur. Dia mendirikan ibu kota imperium barunya di Babylonia pada 324 SM.

c.             Kehidupan Religi atau Kepercayaan

Di bidang kehidupan agama, orang Athena dan bangsa Yunani umumnya menyembah dewa yang sama. Mereka percaya pada Dewa Zeus, Hera, Apollo, Athena. Untuk menghormati Dewa Zeus, setiap 4 tahun diadakan festival dan permainan di kota Olympus. Festival di Olympus berkembang menjadi beragam pertandingan olahraga. Pesertanya berasal dari polis-polis Yunani yang kelak menjadi cikal bakal olimpiade modern.

d.            Ilmu Pengetahuan dan Filsafat

Keinginan bangsa Yunani untuk mengungkap alam tidak didasarkan mitos atau epos seperti bangsa Mesopotamia dan India, tetapi dengan mengajukan pertanyaan secara rasional mengenai apa dan bagaimana sesuatu terjadi. Para pemikir Yunani terkenal yang mengembangkan ilmu pengetahuan dan filsafat, antara lain Thales (640–546 SM), Heraclitus (500 SM), Pythagoras (590 SM), Democritus(460 SM),Hippocrates (abad 5 SM), Socrates (469–399 SM), Plato(427–347 SM) dan Aristoteles (348–322 SM).

e.            Kebudayaan Hellenistik

Di bidang arsitektur, ciri yang menonjol adalah keindahannya dan lebih ekspresif dibanding dengan kebudayaan Hellenik. Salah satu bangunan besar peninggalan peradaban ini adalah Mercusuar Pharos di Alexandria. Tingginya 400 kaki dengan 8 tiang penyangga lampu di atasnya.

f.             Peradaban Romawi Kuno

-              Munculnya Peradaban Romawi Kuno

Secara garis besar, sejarah Romawi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1)            Masa Republik, yaitu suatu masa ketika Roma tumbuh dari negara kota kecil menjadi republik yang luas, dan

2)            Masa Imperium, yaitu masa berkuasanya monarki konstitusional. Sebelum memasuki kedua masa tersebut, Italia (tempat kota Roma berdiri) dimasuki berbagai bangsa dari utara, timur, dan selatan.

g.            Pemerintahan Republik Romawi

Pada masa pemerintahan republik terdapat beberapa unsur yang menjalankan pemerintahan. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh dua orang Consul (konsul) yang dipilih untuk masa jabatan setahun. Jabatan konsul hanya boleh dipegang oleh golongan bangsawan atau disebut Patricia. Kekuasaan legislatif terdiri atas dua kamar pertama (Majelis Tinggi) yang disebut Senat, beranggotakan 300 orang golongan patricia dengan jabatan seumur hidup. Lower house (Majelis Rendah) disebut comitia atau majelis yang anggotanya berasal dari kalangan laki-laki yang mampu menggunakan senjata. Comitia hanya memiliki sedikit kekuasaan. Pemerintahan di Romawi diantraranya dipegang oleh Triumvirat I (60 SM)di bawah kekuasaan  Julius Caesar (100–44 SM) dan Crassus (115–53 SM).

h.            Imperium Romawi

Imperium Romawi, menggantikan Republik Romawi, terjadi setelah tampilnya Octavianus sebagai konsul atas seluruh Romawi. Dengan sistem pemerintahan yang baru, imperium mengalami masa keemasan. Wilayah imperium meluas ke barat, seperti Spanyol, Prancis, perbatasan Sungai Rhein di utara, wilayah Sungai Danube di Balkan sehingga bangsa-bangsa Barbar di wilayah yang ditaklukkannya mendapat pengaruh peradaban Romawi. Masa sejak kekuasaan Augustus dan 200 tahun kemudian disebut sebagai Pax Romana atau masa perdamaian. Kaisar Constantine (312–337 M) adalah kaisar pertama yang memindahkan ibu kota Romawi ke Bizantium dan menamakannya sebagai Constantinopel (sekarang Istambul). Peristiwa ini merupakan awal perpecahan Romawi, pada 400 M terbagi menjadi dua,yaitu Imperium Romawi Barat dengan ibu kota Roma dan Imperium Romawi Timur dengan ibu kota Constantinopel.

 

i.              Warisan Peradaban Romawi

Bangsa Romawi adalah bangsa yang bersifat terbuka terhadap kebudayaan luar. Peradaban Hellenik (Yunani) dan Hellenistik (campuran peradaban Yunani dan peradaban Timur) diadopsi, kemudian dikembangkan menjadi satu peradaban baru, peradaban Romawi. Di bidang arsitektur, peradaban Romawi memiliki keunggulan, seperti dalam teknik beton dan penggunaan lengkung bundar. Di bidang sastra, peradaban mereka menghasilkan sastrawan besar seperti Cicero (104–43 SM), Virgil (79–19 SM), Horacius (68–8 SM), dan dramawan Rerenciusdan Plantus.

Pengetahuan mengenai obat-obatan Hellenik dikembangkan oleh Galen (131–201 M) yang menjadi satu standar dalam pengobatan Romawi dan penerusnya. Didukung oleh tersebarnya bahasa Latin, pengetahuan obat-obatan tersebut dipelajari oleh bangsa-bangsa lain yang mendapat pengaruh Romawi. Sekarang, pengetahuan mengenai obat-obatan, hukum, dan kedokteran ditulis dalam bahasa Latin. Di bidang hukum, bangsa Romawi merupakan penyumbang terbesar bagi peradaban Barat dalam menegakkan keadilan. Sebagai contoh adalah Kode Hukum Justianus yang pada abad 6 M menjadi dasar hukum negara-negara Barat sekarang. Kode Napoleon yang terkenal pada prinsipnya mengadopsi dari hukum Romawi, begitu juga dengan Hukum Kanon Gereja Katholik sekarang.

 

Peradaban Awal Masyarakat Indonesia

1.            Kehidupan Berburu dari Masyarakat Berpindah Tempat (nomaden)

Ciri hidup peradaban awal masyarakat Indonesia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana (Palaeolithikum) dan masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut (Mesolithikum) adalah berpindah pindah (nomaden). Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tradisi hidup seperti itu terus dilakukan dari generasi ke generasi dikenal dengan tradisi mengumpulkan makanan (food gathering).Kepandaian mengumpulkan makanan atau memburu binatang bagi mereka dapat menentukan status sosial dalam kelompoknya. Melalui sistemprimus interpares,mereka yang kuat kemungkinan akan diangkat menjadi pemimpin kelompoknya.

2.            Konsep Keluarga

Pada kehidupan awal peradaban di Indonesia belum ada konsep perkawinan. Pemimpin kelompok memiliki hak untuk mengawini banyak perempuan anggota kelompoknya. Ketika anak lahir, perempuan yang melahirkan berperan untuk menjaga bayinya berdasarkan naluri kewanitaannya. Perempuan akan membesarkan dan menjaga anaknya karena dialah yang melahirkannya. Ketika jumlah anggota kelompok semakin banyak, kepala kelompok harus melindungi semua anggota kelompoknya. Dengan demikian, konsep keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak belum dikenal pada kehidupan awal masyarakat Indonesia. Keluarga inti terbentuk melalui proses evolusi sejalan dengan perkembangan budaya.

3.            Berburu dan Persebaran Masyarakat Nomaden

Ketika berlangsung Masa Es (Pleistocen), wilayah-wilayah Indonesia bagian barat menyatu dengan daratan Asia sementara Indonesia bagian timur dengan daratan Australia. Dalam kondisi geografis seperti ini berlangsung perpindahan (migrasi) fauna dan manusia dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu pulau ke pulau lain. Banyak kelompok nomaden yang berasal dari daratan Asia menyeberang ke Kepulauan Indonesia membawa alat-alat peradaban budayanya. Demikian juga sebaliknya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh von Koenigswald pada 1935, penggunaan peralatan dari batu serta tulang-tulang binatang sangat umum di seluruh Indonesia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana (Palaeolithikum) dan masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut (Mesolithikum). Alat-alat dari batu tersebut antara lain berupa kapak perimbas, kapak penetak, kapak genggam Sumatera, dan alat serpih. Penelitian yang dilakukan H.R. van Heekeren, Basoeki, dan R.P. Soejonodi Pacitan, membuktikan penggunaan alat-alat seperti itu. Dengan digunakannya alat-alat tersebut, maka jumlah makanan yang dikumpulkan mampu memenuhi kebutuhan hidup anggota kelompoknya.

4.            Tradisi Bercocok Tanam

Sejak akhir masa Mesolithikum dan Neolithikum, kehidupan manusia Indonesia ditandai dengan tradisi bercocok tanam dan menghasilkan makanan sendiri yang biasa disebut food producing. Menurut hasil penelitian arkeologi diperkirakan bahwa kemampuan berpikir serta proses evolusi berpengaruh terhadap timbulnya tradisi baru tersebut. Begitu juga dengan percampuran dengan kelompok-kelompok suku lain menyebabkan terjadinya pertukaran pengalaman di antara mereka. Dari pertukaran pengalaman ini, lahirlah tradisi baru, yaitu tradisi untuk bertempat tinggal menetap, bercocok tanam, beternak, dan memelihara ikan. Tradisi ini terus berlangsung dalam proses evolusi hingga Masa Logam dan Masa Sejarah sekarang dalam tingkatan yang semakin maju. Mereka juga mulai menjinakkan binatang buruan, seperti babi, kerbau, sapi, dan ayam.

5.            Organisasi Sosial

Secara umum, ketua kelompok tidak sekedar primus interpares atau orang terkuat di antara kelompoknya dan memiliki kedudukan istimewa. Ketua kelompok juga bekerja bersama secara komunal (bersama-sama) dengan anggota kelompok lainnya. Kegiatan bersama ini disebut tradisi gotong royong. Anak laki-laki berperan membantu orang dewasa di ladang, dan berburu binatang untuk dipelihara. Adapun perempuan dewasa memasak makanan dan memelihara anak selain bekerja di ladang. Untuk melindungi anak-anaknya perempuan mulai membangun tempat berlindung yang kemudian berkembang menjadi tempat tinggal menetap.

6.            Aspek Religi dan Kepercayaan

Kepercayaan yang berkembang di masyarakat diantaranya adanya kekuatan gaib di luar dirinya yang disebut roh. Keyakinan terhadap adanya roh tersebut dalam perkembangannya ditujukan kepada kekuatan gaib dari orang-orang yang sudah meninggal. Keyakinan terhadap roh tersebut dikenal juga dengan animisme. Adapun keyakinan bahwa benda-benda memiliki roh disebut dinamisme. Bangunan-bangunan seperti menhir yang digunakan sebagai medium untuk menghadirkan roh nenek moyang, dolmen(meja batu untuk meletakkan sesaji), arca batu (sebagai penolak bala), sarkofagus(kubur peti batu), serta punden berundak-undak adalah bentuk fisik kepercayaan animisme dan dinamisme masa awal peradaban Indonesia.

7.            Dari Proses Migrasi Menjadi Bangsa Bahari

1)            Bangsa Bahari

Seperti telah disebutkan sebelumnya, nenek moyang bangsa Indonesia merupakan campuran antara bangsa pendatang diantaranya bangsa-bangsa Austronesia yang bermigrasi dari dataran Asia sejak 2000 tahun SM sampai permulaan abad Masehi. Mereka disebut sebagai bangsa bahari karena mereka menggunakan laut sebagai sarana komunikasi dan migrasi dari daratan Asia ke Kepulauan Indonesia. Sepanjang hidupnya mereka juga bergantung pada laut untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka juga telah menggunakan teknologi sederhana dengan cara membuat perahu bercadik untuk berlayar.

2)            Bangsa Agraris

Menurut penelitian Sukmono, tradisi bersawah berasal dari Indonesia yang kemudian menyebar ke daratan Asia lainnya melalui Asia Tenggara. Dipadukan dengan kepandaian berladang dan berhuma yang sudah dikembangkan sebelumnya, terbentuklah tradisi mata pencarian pertanian berupa tanaman padi di sawah dengan menggunakan sistem pengairan.

3)            Bangsa yang Hidup Bergotong Royong

Hidup gotong royong berkembang pada masyarakat pra-aksara, terutama ketika menghadapi tantangan alam. Ketika mereka membuka hutan belukar untuk ladang-ladang dan sawah kerja sama antaranggota kelompok komunal sangat diperlukan. Pada masyarakat pra-aksara, konsep hak milik belum dikenal yang ada adalah konsep milik bersama. Jadi, ladang yang dikerjakan bersama-sama oleh komunal adalah milik semua orang yang mengerjakannya

Related Posts:

Silang budaya Masuknya Islam Ke Indonesia



Berkembangnya kebudayaan Islam di Kepulauan Indonesia telah menambah khasanah budaya nasional Indonesia, serta ikut memberikan dan menentukan corak kebudayaan bangsa Indonesia. Akan tetapi karena kebudayaan yang berkembang di Indonesia sudah begitu kuat di lingkungan masyarakat maka berkembangnya kebudayaan Islam tidak menggantikan atau memusnahkan kebudayaan yang sudah ada. Dengan demikian terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan yang sudah ada. Hasil proses akulturasi antara kebudayaan praIslam dengan ketika Islam masuk tidak hanya berbentuk fisik kebendaan seperti seni bangunan, seni ukir atau pahat, dan karya sastra tetapi juga menyangkut pola hidup dan kebudayaan non fisik lainnya.

Beberapa contoh bentuk akulturasi akan ditunjukkan pada modul ini antara lain:

A. Seni Bangunan

Seni dan arsitektur bangunan Islam di Indonesia sangat unik, menarik dan akulturatif. Seni bangunan yang menonjol di zaman perkembangan Islam ini terutama masjid, menara serta makam.

a. Masjid dan Menara

Dalam seni bangunan di zaman perkembangan Islam, nampak ada perpaduan antara unsur Islam dengan kebudayaan praIslam yang telah ada. Seni bangunan Islam yang menonjol adalah masjid.

Fungsi utama dari masjid, adalah tempat beribadah bagi orang Islam.

Masjid atau mesjid dalam bahasa Arab mungkin berasal dari bahasa Aramik atau bentuk bebas dari perkataan sajada yang artinya merebahkan diri untuk bersujud. Dalam bahasa Ethiopia terdapat perkataan mesgad yang dapat diartikan dengan kuil atau gereja. Di antara dua pengertian tersebut yang mungkin primer ialah tempat orang merebahkan diri untuk bersujud ketika salat atau sembahyang. Pengertian tersebut dapat dikaitkan dengan salah satu hadis sahih al-Bukhârî yang menyatakan bahwa “Bumi ini dijadikan bagiku untuk masjid (tempat salat) dan alat pensucian (buat tayamum) dan di tempat mana saja seseorang dari umatku mendapat waktu salat, maka salatlah di situ.” Jika pengertian tersebut dapat dibenarkan dapat pula diambil asumsi bahwa ternyata agama Islam telah memberikan pengertian perkataan masjid atau mesjid itu bersifat universal. Dengan sifat universal itu, orang-orang Muslim diberikan keleluasaan untuk melakukan ibadah salat di tempat manapun asalkan bersih. Karena itu tidak mengherankan apabila ada orang Muslim yang melakukan salat di atas batu di sebuah sungai, di atas batu di tengah sawah atau ladang, di tepi jalan, di lapangan rumput, di atas gubug penjaga sawah atau ranggon (Jawa, Sunda), di atas bangunan gedung dan sebagainya. Meskipun pengertian hadist tersebut memberikan keleluasaan bagi setiap Muslim untuk salat, namun dirasakan perlunya mendirikan bangunan khusus yang disebut masjid sebagai tempat peribadatan umat Islam.

Masjid sebenarnya mempunyai fungsi yang luas yaitu sebagai pusat untuk menyelenggarakan keagamaan Islam, pusat untuk mempraktikkan ajaran-ajaran persamaan hak dan persahabatan di kalangan umat Islam. Demikian pula masjid dapat dianggap sebagai pusat kebudayaan bagi orang-orang Muslim. Di Indonesia sebutan masjid serta bangunan tempat peribadatan lainnya ada bermacam-macam sesuai dan tergantung kepada masyarakat dan bahasa setempat. Sebutan masjid, dalam bahasa Jawa lazim disebut mesjid, dalam bahasa Sunda disebut masigit, dalam bahasa Aceh disebut meuseugit, dalam bahasa Makassar dan Bugis disebut masigi. Bangunan masjid-masjid kuno di Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1. Atapnya berupa atap tumpang, yaitu atap yang bersusun, semakin ke atas semakin kecil dan tingkat yang paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpang biasanya selalu gasal/ ganjil, ada yang tiga, ada juga yang lima. Ada pula yang tumpangnya dua, tetapi yang ini dinamakan tumpang satu, jadi angka gasal juga. Atap yang demikian disebut meru. Atap masjid biasanya masih diberi lagi sebuah kemuncak/ puncak yang dinamakan mustaka.

2. Tidak ada menara yang berfungsi sebagai tempat mengumandangkan adzan. Berbeda dengan masjid-masjid di luar Indonesia yang umumnya terdapat menara. Pada masjid-masjid kuno di Indonesia untuk menandai datangnya waktu salat dilakukan dengan memukul beduk atau kentongan. Yang istimewa dari Masjid Kudus dan Masjid Banten adalah menaranya yang bentuknya begitu unik. Bentuk menara Masjid Kudus merupakan sebuah candi langgam Jawa Timur yang telah diubah dan disesuaikan penggunaannya dengan diberi atap tumpang. Pada Masjid Banten, menara tambahannya dibuat menyerupai mercusuar.

3. Masjid umumnya didirikan di ibu kota atau dekat istana kerajaan. Ada juga masjidmasjid yang dipandang keramat yang dibangun di atas bukit atau dekat makam. Masjid-masjid di zaman Wali Sanga umumnya berdekatan dengan makam.

B. Makam-makam

Makam yang lokasinya di dataran dekat masjid agung, bekas kota pusat kesultanan antara lain makam sultan sultan Demak di samping Masjid Agung Demak, makam raja raja Mataram-Islam Kota Gede (D.I. Yogyakarta), makam sultan sultan Palembang, makam sultan-sultan di daerah Nanggroe Aceh, yaitu kompleks makam di Samudera Pasai, makam sultan-sultan Aceh di Kandang XII, Gunongan dan di tempat lainnya di Nanggroe Aceh, makam sultan-sultan Siak Indrapura (Riau), makam sultan-sultan Palembang, makam sultan-sultan Banjar di Kuin (Banjarmasin), makam sultan-sultan di Martapura (Kalimantan Selatan), makam sultan-sultan Kutai (Kalimantan Timur), makam Sultan Ternate di Ternate, makam sultan-sultan Goa di Tamalate, dan kompleks makam raja-raja di Jeneponto dan kompleks makam di Watan Lamuru (Sulawesi Selatan), makam-makam di berbagai daerah lainnya di Sulawesi Selatan, serta kompleks makam Selaparang di Nusa Tenggara. Di beberapa tempat terdapat makam-makam yang meski tokoh yang dikubur termasuk wali atau syaikh namun, penempatannya berada di daerah dataran tinggi

C. Seni Ukir

Pada masa perkembangan Islam di zaman madya, berkembang ajaran bahwa seni ukir, patung, dan melukis makhluk hidup, apalagi manusia secara nyata, tidak diperbolehkan. Di Indonesia ajaran tersebut ditaati. Hal ini menyebabkan seni patung di Indonesia pada zaman madya, kurang berkembang. Padahal pada masa sebelumnya seni patung sangat berkembang, baik patung-patung bentuk manusia maupun binatang. Akan tetapi, sesudah zaman madya, seni patung berkembang seperti yang dapat kita saksikan sekarang ini.

Walaupun seni patung untuk menggambarkan makhluk hidup secara nyata tidak diperbolehkan. Akan tetapi, seni pahat atau seni ukir terus berkembang. Para seniman tidak ragu-ragu mengembangkan seni hias dan seni ukir dengan motif daun-daunan dan bunga-bungaan seperti yang telah dikembangkan sebelumnya. Kemudian juga ditambah seni hias dengan huruf Arab (kaligrafi). Bahkan muncul kreasi baru, yaitu kalau terpaksa ingin melukiskan makhluk hidup, akan disamar dengan berbagai hiasan, sehingga tidak lagi jelasjelas berwujud binatang atau manusia. Banyak sekali bangunan-bangunan Islam yang dihiasi dengan berbagai motif ukir-ukiran. Misalnya, ukir-ukiran pada pintu atau tiang pada bangunan keraton ataupun masjid, pada gapura atau pintu gerbang. Dikembangkan juga seni hias atau seni ukir dengan bentuk tulisan Arab yang dicampur dengan ragam hias yang lain. Bahkan ada seni kaligrafi yang membentuk orang, binatang, atau wayang.

D. Aksara dan Sastra

Tersebarnya Islam di Indonesia membawa pengaruh dalam bidang aksara atau tulisan. Abjad atau huruf-huruf Arab sebagai abjad yang digunakan untuk menulis bahasa Arab mulai digunakan di Indonesia. Bahkan huruf Arab digunakan di bidang seni ukir. Berkaitan dengan itu berkembang seni kaligrafi di zaman madya tidak terlepas dari pengaruh unsur sastra sebelumnya. Dengan demikian terjadilah akulturasi antara sastra

E. Kesenian

Di Indonesia, Islam menghasilkan kesenian bernafas Islam yang bertujuan untuk menyebarkan ajaran Islam. Kesenian tersebut, misalnya sebagai berikut.

a. Permainan debus, yaitu tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan benda tajam ke tubuhnya tanpa meninggalkan luka. Tarian ini diawali dengan pembacaan ayatayat dalam Al Quran dan salawat nabi. Tarian ini terdapat di Banten dan Minangkabau.

b. Seudati, sebuah bentuk tarian dari Aceh. Seudati berasal dan kata syaidati yang artinya permainan orang-orang besar. Seudati sering disebut saman artinya delapan. Tarian ini aslinya dimainkan oleh delapan orang penari. Para pemain menyanyikan lagu yang isinya antara lain salawat nabi

c. Wayang, termasuk wayang kulit. Pertunjukan wayang sudah berkembang sejak zaman Hindu, akan tetapi, pada zaman Islam terus dikembangkan. Kemudian berdasarkan cerita Amir Hamzah dikembangkan pertunjukan wayang golek.

F. Kalender

Menjelang tahun ketiga pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, beliau berusaha membenahi kalender Islam. Perhitungan tahun yang dipakai atas dasar peredaran bulan (komariyah). Umar menetapkan tahun 1 H bertepatan dengan tanggal 14 September 622 M, sehingga sekarang kita mengenal tahun Hijriyah. Sistem kalender itu juga berpengaruh di Nusantara. Bukti perkembangan sistem penanggalan (kalender) yang paling nyata adalah sistem kalender yang diciptakan oleh Sultan Agung. Ia melakukan sedikit perubahan, mengenai nama-nama bulan pada tahun Saka

Related Posts:

Menonton Film Sejarah

 

Silahkan tonton film sejarah bertemakan bebas.

Buat catatan:

1. SS Film, Judul, dan Kesimpulan film

2. Tokoh yang disukai, dan Karakter

3. Pelajaran yang kalian dapatkan

ditulis tangan, di foto dan dikirim ke email yahoo: muhammadrofiulalim@yahoo.com

Related Posts:

TUGAS POSTER!

TUGAS KETRAMPILAN.

BUATLAH POSTER TENTANG MASJID DI DESA KALIAN MASING-MASING.

Waktu Pengerjaan: 1 Minggu (dikumpulkan sebelum jam pertemuan pelajaran minggu depan).

Bentuk: Poster dengan Aplikasi Digital/Komputer/Smartphone.

Alur Pengumpulan: siswa -> wakil ketua kelasnya -> guru matpel (dikirim ke wakil ketua kelas untuk dijadikan 1 file. Wakil ketua kirimkan ke whatsapp saya).

Komponen yang harus ada dalam poster:

  • Foto Masjid
  • Lokasi Maps Masjid
  • Nama Masjid
  • Sejarah singkat masjid (apa nama masjid? kapan berdiri? kapan direnovasi? dimana lokasi masjid? siapa ketua takmirnya? apa dan bagaimana kegiatan-kegiatan dimasjid?) 
  • Nama dan Foto kalian (sebelah kanan bawah)
DILARANG EDIT/JIPLAK DAN SEJENISNYA DARI TUGAS TEMANNYA!
DILARANG TIDAK MENGUMPULKAN! (WAJIB MENGUMPULKAN).
TUGAS WAJIB BAGI PESERTA LURING/DARING!


Format Tugas

Related Posts:

PENCARIAN TERPOPULER WARGANET TAHUN 2020


Era Internet of Things atau lebih dikenal dengan istilah IoT menawarkan kemudahan sekaligus tuntutan tersendiri bagi penggunanya jika dilakukan dengan tidak tepat. Tuntutan zaman yang menginginkan serba cepat dalam mengambil keputusan, praktis dalam menjalankan, dan hasil yang terukur, menjadikan teknologi dikembangkan sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan. Penggunaan internet di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pertumbuhan pengguna internet berdasarkan data survei APJII sebesar 8,9% dengan demikian total pengguna internet di Indonesia 73,7% dari populasi keseluruhan. Hal ini juga merupakan dampak dari pandemi yang memaksa sebagian aktivitas masyarakat dilaksanakan secara daring. Pengguna internet atau warganet secara intens masa pandemi ini dari berbagai kalangan usia, pekerjaan, dan ekonomi. Hal ini mendorong terjadinya aktivitas di dunia maya semakin meningkat. Google dalam laman nya "Google Trending in 2020-Indonesia" memaparkan data pencarian paling sering dicari pengguna selama 2020 oleh pengguna internet di Indonesia. Pengelompokan trending selama tahun 2020 dibagi menjadi sembilan kategori.

Pertama, kelompok "Apa itu..." terdiri dari Ghosting, Gabut, Lockdown, Rebahan, dan WFH. Data tersebut menjadi trending selama pandemi yang mana pemerintah menerapkan lockdown dan WFH. Istilah ghosting muncul akhir tahun 2020 yang merupakan sebuah istilah dalam hubungan seseorang yang tiba-tiba menghilang tanpa ada kejelasan. Kedua, kelompok "Bagaimana cara..." yang berisikan Cara Daftar UMKM, Cara Menjadi YouTuber Pemula, Cara Menjadi Reseller, Cara Membuat Hand Sanitizer, dan Cara Menjadi terkenal. Kategori bagaimana cara di dominasi dari latar belakang ekonomi. Aktivitas yang dibatasi dan phk yang dirasakan masyarakat membuat masyarakat mencoba usaha UMKM, menjadi YouTuber untuk mendapatkan pendapatan dari adsense, menjadi reseller sebuah produk, dan menjadi terkenal sebagai usaha meraih kesuksesan. Ketiga, kelompok "Berita" diisi dengan Kartu Pra Kerja, Daftar UMKM Online, Stimulus PLN, Omnibus Law, dan Sunda Empire. Keunikan terlihat pada Sunda Empire yang menempati nomor lima yang mana sempat menyita perhatian sebelum pandemi.

Keempat, kelompok "Film/Tv Series" yang terdiri dari Tilik, Crash Landing on You, Milea, The World of The Married, dan Mariposa. Keenam diisi dengan kelompok "Kepergian Tokoh" yang terdiri dari Nama Glenn Fredly, Didi Kempot, Omas, Kobe Bryant, dan Chadwick Boseman. Keenam, kelompok "Lirik Lagu" diisi dengan lagu Lathi - Weird Genius ft. Sara Fajira, Dynamite - BTS, Psycho - Red Velvet, Cuek - Rizky Febian, Menghapus Jejak mu - BCL ft. Ariel Noah.

Ketujuh diisi Penelusuran Terpopuler dari semua bidang berisikan Virus Corona, PSBB, Kartu Pra Kerja, Sepeda Lipat, dan Odading. Odading merupakan jajan tradisional sudah lama, namun mencuat kembali dengan beredarnya video Ade Lodok yang viral. Kedelapan, kelompok "Resep" terdiri dari DOnat, Dalgona Coffe, Odading, Bakso Mercon, dan Rendang Sapi. Sedangkan kelompok terakhir terkait "Siapa..." diisi dengan Bitang Emon, Hyun Bin, Kim Soo Hyun, Najwa Shihab, dan George Floyd.

Dari data diatas dapat dipahami bahwa trending di tahun 2020 didominasi dengan ekonomi, kesehatan, hiburan, dan kebijakan. Bagaimana dengan dunia pendidikan? Memang trending bukan menjadi tolok ukur satu-satu bahwa dunia pendidikan tidak diperhatikan oleh warganet.

Bagaimana pendidik dengan konten edukasi nya bisa menjadi trending? Apakah cukup dengan setiap hari mengunggah video pembelajaran? Dalam hal ini, Director of YouTube Global Creator & Artist Development Chris Schremp mengatakan algoritme YouTube lebih rumit dari itu, sehingga hanya dengan mengunggah video setiap hari tidak menjadikan video tersebut masuk ke jajaran video yang sedang populer.

Dalam hal ini google memberikan “Apa yang mampu membuat trending di YouTube?”.

1) Dianggap menarik oleh cakupan penonton yang luas

2) Tidak menyesatkan, bersifat clickbait, atau sensasional

3) Memperlihatkan keragaman peristiwa yang sedang terjadi di YouTube dan di seluruh dunia

4) Menampilkan keragaman kreator dan

5) Idealnya, video yang mengejutkan atau benar-benar baru.

Kemungkinan dapat dicoba jika pendidik ingin trending materi pembelajaran nya diusahakan kontekstual dengan kejadian yang baru terjadi dengan penyampaian yang menarik.

Related Posts:

OPTIMALISASI PUBLIKASI DIGITAL MAN KOTA BATU

https://gln.kemdikbud.go.id/

Dewasa ini internet merambah dalam setiap bidang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Interconnection-networking memiliki fasilitas bernama Word wide web yang merupakan sistem informasi dengan pendekatan hypertext. Internet pada madrasah dimanfaatkan sebagai media publikasi informasi, komunikasi, administrasi dan kegiatan literasi. Penggunaan internet sebagai publikasi digital dinilai efektif dan sebagai bentuk dukungan terhadap konsep paperless. Konsep ini sebagai upaya mengurangi penggunaan kertas atau tidak menggunakan kertas sama sekali. Hasil survie pengguna internet tahun 2019-2020 (Q2) yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia menunjukkan jumlah pengguna internet di Indonesia sebesar 73,7% dari populasi atau 196.714.07,3. Pertumbuhan dari tahun sebelumnya sebesar 8,9% atau setara dengan 25.537.353,5 pengguna internet, sedangkan pertumbuhan populasi tahun 2019 sebesar 1,03%. Pengguna internet semakin meningkat diharapkan sebanding lurus dengan kemampuan dan kecakapan terkait literasi digital untuk memperoleh informasi dan penggunaan media digital.
Literasi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Gerakan Literasi Nasional (GLN) membagi literasi mengategorikan menjadi literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital, dan literasi budaya dan kewarganegaraan. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Batu berupaya menumbuhkan budaya literasi pada warga madrasah dan masyarakat sekitarnya dengan membentuk Tim Gerakan Literasi Madrasah (GELEM). Gelem merupakan usaha komprehensif untuk mewujudkan madrasah sebagai bentuk masyarakat pembelajar terdiri dari semua warga madrasah.
Gerakan literasi sudah berjalan lama dengan istilah sebelumnya Gerakan Literasi Sekolah (GELIS) Madrasah Aliyah Negeri Kota Batu. Literasi memiliki program tersusun yang dirasakan manfaatnya bagi warga madrasah dan masyarakat. Publikasi digital gerakan literasi madrasah sangat penting dengan tujuan menyajikan literasi menarik yang dapat dimanfaatkan masyarakat luas dan optimal. Akses sebuah informasi yang efektif dan efisien dinilai sangat penting dan dapat menyaring informasi yang benar dan kredibel. Literasi digital menjadi sejalan dengan publikasi digital mengingat adanya aspek pengetahuan dan kecakapan yang melibatkan bidang digital. Literasi digital sendiri merupakan pengetahuan dan kecakapan dalam penggunaan media, alat-alat komunikasi digital untuk menggunakan, membuat informasi, dan evaluasi. Pemanfaatnya bersifat sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam komunikasi dan interaksi.
Publikasi dengan pemanfaatan website dan media sosial sebagai sarana penyalur informasi kepada masyarakat luas dirasa sangat efektif dibandingkan media cetak. Pentingnya publikasi digital terkait pengetahuan dan informasi sebagai upaya meramaikan internet dengan hal positif baik di website ataupun sosial media. Publikasi digital dengan informasi yang faktual, aktual dan kredibel akan membantu peserta didik untuk tidak mempercayai berita hoax. Bahaya berita hoax sangat berdampak kurang baik terutama bagi peserta didik berusia remaja. Berdasarkan hasil survei wabah hoax nasional 2019 yang dilaksanakan Masyarakat Telematika Indonesia (mastel.id) tema berita hoax tiga teratas sering tersebar terkait sosial politik 93,2%, SARA 76,20%, dan pemerintah 61,70%. Bentuk berita hoax sering diterima masyarakat tiga kategori teratas berbentuk tulisan 70,7%, repost berita/foto/video lama 69,20%, dan foto dengan caption palsu 66,3%. Saluran penyebar hoax pada masyarakat tiga kategori teratas yakni sosial media 92,40%, aplikasi chatting 62,80%, dan website 34,90%. Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) di lansir dalam Sindonews, mencatat bulan Januari sampai Agustus 2020 terdapat 1.028 berita hoax terkait Covid-19. Komarudin Hidayat di lansir dalam CCN Indonesia mengatakan momok dari penyebaran berita bohong atau hoax tak ubahnya seperti peredaran narkotik dan pornografi. Bila dibiarkan, kata dia, berita hoax bisa membahayakan dan merugikan masyarakat.
Pendidikan keluarga sebagai pendidikan utama peserta didik menjadikan fondasi awal. Pendidikan formal dan non-formal sebaiknya menanamkan pendidikan karakter, cara berfikir kritis dan komputasi sebagai bekal peserta didik. Memulai meramaikan internet dengan hal positif yang memuat nilai pendidikan dan fakta-fakta yang dapat dipertanggung jawabkan. Tiga tahapan literasi secara umum juga diimplementasi dalam literasi digital di Madrsah Aliyah Negeri (MAN) Kota Batu. Tiga tahap literasi digital yakni tahap pembiasaan penggunaan teknologi dan informasi, tahap pengembangan dengan mengarahkan peserta didik untuk pemanfaatan dan pengembangan teknologi dan tahap pembelajaran berbasis informasi teknologi.
berikut alamat publikasi digital MAN Kota Batu:
Website: https://mankotabatu.sch.id/
Facebook: @mankotabatuofficial
Instagram: @mankotabatu
Youtube: MAN Kota Batu Official
email: manbatu@kemenag.go.id dan literasimakoba@gmail.com
Madrasah Hebat Bermartabat!

Related Posts:

PERADABAN KUNO CINA, MESOPOTAMIA, DAN AFRIKA

 Peradaban Cina Kuno

Peradaban Cina Kuno berkembang di daerah sekitar Sungai Huang Ho (Kuning) di utara dan Sungai Yang Tsedi sebelah selatan. Sungai Kuning dan Yang Tse sering membawa bencana banjir sekaligus berkah bagi penduduk di sekitarnya. Luapan banjir membawa endapan tanah yang subur yang memungkinkan berbagai tanaman tumbuh di atasnya. Penduduk Cina kuno sejak Masa Neolitikum (Batu Muda) sudah mengembangkan budaya agraris di sekitar sungai tersebut. Amati peta berikut.

Sejarah Cina Kuno ditandai oleh muncul dan runtuhnya dinasti. Setiap dinasti memiliki ciri yang berbeda dalam hal peradaban yang diciptakannya.


a) Dinasti Shang dan Peradabannya (1500–1027 SM)

Dinasti Shang beribu kota di Anyang yang terletak di sebelah utara Lembah Sungai Kuning. Pada masa Dinasti Shang, tulisan mulai dikenal. Awal terciptanya tulisan Cina berkaitan dengan kepercayaan yang dianut Dinasti Shang. Raja-raja Shang adalah juga pendeta yang sering memohon kepada dewa. Alat yang digunakan untuk meminta permohonan dan doa tersebut adalah tulisan gambar (pictograph) yang ditulis di permukaan tulang sapi. Tulisan tersebut lama kelamaan berkembang dan digunakan oleh banyak orang pada generasi-generasi mendatang. Tulisan ini akhirnya bukan hanya menyebar di daratan Cina, melainkan juga ke Korea dan Jepang.

b) Dinasti Chou dan Berkembangnya Ajaran Filsafat Cina (1027–221 SM)

Masa Dinasti Chou ditandai dengan kemajuan kreativitas intelektual. Para pemikir Cina masa Chou tersebut antara lain Konfusius yang mengembangkan konfusianisme, Lao Tze yang mengembangkan Taoisme, Han Fei Tsu, dan Li Ssu yang mengembangkan ajaran legalisme.

c) Masa Imperium Cina dan Hasil Peradabannya

Cina memasuki masa dinasti baru setelah Shih Huang Ti diangkat sebagai kaisar pertama Dinasti Ch’in. Dalam menjalankan pemerintahannya, Kaisar Shih Huang Ti melakukan tindakan-tindakan yang drastis. Pertama, dia menghancurkan kekuasaan feodal dan mengadakan landreform. Para petani diberi hak lebih besar. Kedua, masalah luasnya wilayah Cina dan keragaman dialek dalam berkomunikasi bisa dipecahkan dengan membuat standarisasi dalam tulisan, mata uang dan timbangan yang tujuannya untuk memudahkan pemungutan pajak. Ketiga, sistem pertahanan ditingkatkan untuk menghadapi ancaman invasi bangsa Hundi utara, dia membangun tembok raksasa (The Great Wall of Cina) yang membentang sepanjang perbatasan sebelah utara panjangnya sekitar 6400 km. Tampilnya Liu Pang sebagai kaisar Dinasti Han (206 SM–220 M) dalam panggung sejarah Cina menandai lahirnya Masa Imperium. Dinasti baru ini meneruskan tradisi dinasti sebelumnya, tetapi feodalisme tetap dikekang, pemerintah bersifat otokratis yang didukung oleh pejabat berpendidikan yang bukan berasal dari golongan aristokrat. Pada pemerintahan Han Wu Ti, wilayah imperium diperluas ke Turkestan, India, Korea, dan Indocina. Perdagangan mengalami kemajuan, dan melalui kegiatan ini terjadi pertemuan budaya Cina dan India. Wilayah Indocina mendapat pengaruh dari kebudayaan Cina dan India. Pada masa ini juga, agama Buddha masuk ke Cina melalui hubungan dagang. Peradaban masa Han yang paling mengagumkan adalah ditemukannya kertas sekitar tahun 105 M. Penemuan tersebut mampu menunjang berkembangnya peradaban yang lebih tinggi pada dinasti-dinasti berikutnya. Masa setelah runtuhnya Dinasti Han pada 220 M ditandai dengan perang saudara. Setelah kurang lebih 400 tahun berperang, Cina disatukan lagi oleh Dinasti Tang (618–906M).Sejak masa Tang, pendidikan di Cina mengalami kemajuan, perdagangan dan perjanjian dagang dengan negara tetangga banyak dilakukan. Hubungan dagang dengan India, Persia, Arab, dan Jepang lebih intensif. Empat dinasti yang berkuasa sampai abad ke-20 adalah Sung (906–1280 M), Mongol (1259–1368 M), Ming (1368–1644 M), dan Manchu (1644–1912 M).


Peradaban Mesopotamia

Bangsa Sumeria yang kemudian diikuti oleh bangsa Akadia membangun kota-kota di tepian Sungai Euphrat dan Tigris serta cabang-cabangnya. Terbentuklah kota-kota Ur, Lagash, dan Nipur. Kota-kota ini dibangun dengan menggunakan lumpur dan tanah liat. Bangunan tanah liat itu kemudian menjadi ciri khas peradaban arsitektur Mesopotamia.

a) Sistem Kepercayaan

Bangsa Sumeria percaya pada banyak dewa (polytheisme).Setiap dewa memiliki sifat berbeda. Mereka percaya pada dewa bumi yang disebut Enlil. Dia adalah raja dewa yang berkuasa atas alam semesta. Enki, dewa yang bijaksana yang menjalankan kebijaksanaan Enlil di bumi. Bangsa Babylonia percaya bahwa para dewa telah memilih Marduksebagai raja dewa.

b) Penyebaran Peradaban Mesopotamia

Bangsa Sumeria adalah bangsa yang membangun pola dasar sosial ekonomi dan kehidupan intelektual di Mesopotamia, sedangkan bangsa Semit adalah yang menyebarkannya ke luar dari wilayah Mesopotamia. Kira-kira tahun 2331 SM, bangsa Semit di bawah pimpinan Sargon menaklukkan bangsa Sumeria dan mendirikan imperium baru dengan ibu kota Akkad. Pada masa ini, peradaban Mesopotamia menyebar ke Suriah dan pantai timur Laut Tengah serta Mesir.

c) Imperium Babylonia

Imperium Babylonia menggantikan Imperium Sargon. Pada masa ini, perdagangan bukan hanya berkembang pesat di sepanjang Sungai Euphrat dan Tigris, melainkan juga di Assyria, Armenia, Suriah, Palestina, dan Laut Tengah. Kota-kota di kawasan ini tumbuh pesat berkat kegiatan dagang. Berkembangnya Babylonia juga ditunjang oleh peran rajanya yang memiliki pandangan jauh ke depan. Raja tersebut bernama Hammurabi (1792–1750 SM). Sumbangan terbesar Hammurabi bagi peradaban manusia adalah Undang-Undang Hammurabi atau Law Code of Hammuraby. Tulisan yang pertama di Mesopotamia yang berbentuk cuneiform ditemukan oleh bangsa Sumeria pada kira-kira tahun 3100 SM.

d) Ilmu Pengetahuan Mesopotamia

Bangsa Mesopotamia telah memelopori konsep satu jam adalah 60 menit dan satu menit adalah 60 detik, serta satu lingkaran adalah 360 derajat yang dapat digunakan sekarang. Hasil karya matematika berupa geometri dan trigonometri digunakan untuk memecahkan masalah-masalah nyata, misalnya untuk membangun kota, istana, kuil, dan kanal. Di bidang pengobatan, mereka telah mampu memadukan antara gaib, obat, dan bedah. Mereka percaya bahwa rasa sakit disebabkan setan dan karena itu harus diusir dengan kekuatan gaib. Namun, usaha tersebut harus dibantu obat yang bersumber dari tanaman, hewan, dan bahan mineral. Para ahli astrologi mampu menghitung lewatnya waktu dengan jam matahari atau sundial dan jam air atau water clock, membagi minggu ke dalam 7 hari, dan satu hari ke dalam 12 jam ganda seperti yang kita gunakan sekarang.

Peradaban Mesir Kuno di Afrika

Sejarawan Yunani Kuno pada abad ke-5 SM menyebut Mesir sebagai “Hadiah dari Sungai Nil” (The give of the Nile). Dengan kata lain, kemakmuran mereka diperoleh berkat hadiah Sungai Nil. Walaupun demikian, kemakmuran yang dihadiahkan Sungai Nil lebih banyak dinikmati oleh para Firaun dan golongan bangsawan, bukan oleh petani. Pada 3250 SM, pengaruh Mesopotamia masuk terutama dalam teknik arsitektur dan bahan-bahan yang digunakan. Dari tahun 1680–1580 SM, wilayah utara Mesir diperintah oleh bangsa Hyksos. Pengaruh tersebut telah memperkaya peradaban Mesir tanpa mengubah ciri khasnya.

a. Sistem Kepercayaan

Pusat sistem kepercayaan dan kehidupan politik Mesir Kuno adalah Firaun atau raja/penguasa Mesir. Bagi bangsa Mesir Kuno, Firaun dianggap sebagai:

1. Dewa Horus sebagai anak dari Osiris yang kelak akan bersatu dengan Osiris setelah mati;

2. Perantara bangsa Mesir dengan dewa-dewanya;

3. Penguasa yang harus menjadi pemersatu antara manusia dan dewanya serta antara alam dan manusia; dan

4. Pemelihara kemakmuran di kawasan Sungai Nil.


b. Pemerintahan Imperium Mesir

Bangsa Mesir memasuki masa Imperium setelah mereka berhasil mengusir bangsa Hyksos. Firaun Ahmose (1558–1533 SM) salah satu dari Firaun Delapan Belas Dinasti mendesak bangsa Hyksos keluar dari daerah delta di Utara. Kerajaan Mesir meluas ke sebelah selatan, utara, dan timur. Firaun Thutmose I (1512–1500 SM) berhasil merebut Nubia di selatan dan Thutmose III (1490–1436 SM) menaklukkan Palestina dan Syria. Raja terkenal dari Delapan Belas Dinasti firaun adalah Ramses II pada abad ke-13 SM.

c. Stratifikasi Sosial Ekonomi Masyarakat Mesir

Kegiatan ekonomi penduduk Mesir Kuno adalah pertanian atau agraria. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, para perajin juga membuat gerabah, lena (bahan pakaian), gelas, permata, dan kerajinan kulit. Hubungandagang dilakukan dengan negara-negara tetangga. Mereka memperoleh emas dan gading dari bangsa-bangsa Afrika. Adapun tembaga diperoleh dari Kepulauan Aegia Yunani, kuda dan kayu dari Babylonia, serta bahan cat dari Funisia. Sebaliknya, mereka mengekspor gandum dari hasil kelebihan produksi di Lembah Sungai Nil. Susunan Masyarakat terdiri dari golongan petani, buruh perkotaan, dan budak, para pedagang, dan bangsawan.

d. Arsitektur

Bidang seni dan arsitektur berkembang karena didukung oleh keinginan firaun untuk membangun proyek-proyek raksasa yang kuat dan tahan lama. Firaun juga berambisi memiliki bangunan yang indah, seperti piramida, dan kuil-kuil yang ditopang dengan tiang-tiang raksasa. Bangunan patung-patung firaun dan binatang sebagai bagian upacara ritual untuk menyembah dewa-dewa.

e. Tulisan dan Aksara

Ilmu pengetahuan Mesir Kuno sampai pada kita karena kemampuan mereka mencatatkannya melalui aksara atau tulisan. Tulisan tersebut adalah hierogliph yang merupakan tulisan gambar. Pada 1799 ditemukan batu hitam besar di Rosetta di Muara Sungai Nil yang kemudian disebut Batu Rosetta. Teka-teki mengenai batu tersebut bisa diungkapkan oleh seorang sarjana Prancis bernama Jean Champoleon.

f. Astronomi

Bangsa Mesir mampu membuat sistem penanggalan atau kalender bulan berdasarkan siklus bulan. Kalender yang dibuat bangsa Mesir Kuno terdiri atas 12 bulan. Tiap bulan terdiri atas 30 hari. Satu masa ditambah dengan lima hari. Jadi, jumlah hari dalam setahun menjadi 365. Selain itu, mereka juga sudah mengenal tahun kabisat seperti yang kita kenal dewasa ini.

g. Pengobatan

Tradisi pengobatan diantaranya dikenal tradisi pengawetan atau pembalseman mayat-mayat firaun dengan menggunakan ramuan-ramuan tertentu atau biasa disebut sebagai mummy.

Related Posts:

PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA

Agama Islam di Kepulauan Indonesia semakin berkembang, setelah dianut oleh penduduk pesisir Indonesia, agama dan kebudayaan Islam semakin berkembang ke hampir seluruh wilayah Indonesia. Perkembangan agama Islam tidak terjadi secara spontan, melainkan melalui suatu proses secara damai, responsif, dan proaktif. Oleh, karena itu, masyarakat Indonesia yang belum menganut Islam mudah tertarik dengan agama dan kebudayaan Islam. Banyak cara yang dilakukan untuk menyebarkan agama dan kebudayaan Islam antara lain melalui cara:

1. Perdagangan


Saluran perdagangan merupakan tahap yang paling wala dalam tahap Islamisasi, yang diperkirakan dimulai pada abad ke-7 M yang melibatkan pedagang-pedagang Arab, Persia, dan India. Menurut Thome Pires, sekitar Abad ke-7 sampai Abad ke-16 lalu lintas perdagangan yang melalui Indonesia sangat ramai. Dalam agama Islam siapapun bisa sebagai penyebar Islam, sehingga hal ini menguntungkan karena mereka melakukannya sambil berdagang.

Pada saluran ini hampur semua kelompok masyarakat terlibat mulai dari raja, birokrat, bangsawan, masyarakat kaya, sampai menengah ke bawah. Proses ini dipercepat dengan runtuhnya kerajan-kerajaan Hindhu-Budha.

2. Perkawinan

Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap perdagangan. Para pedagang yang datang lama-kelamaan menetap dan terbentuklah perkampungan yang dikenal dengan nama pekojan. Tahap selanjutnya, para pedagang yang menetap ada yang membentuk keluarga dengan penduduk setempat dengan cara menikah, misalnya Raden Rahmat (Sunan Ampel) dengan Nyai Manila. Mengingat pernikahan Islam dengan agama lain tidak sah, maka penduduk lokal yang akan dinikahi harus memeluk Islam terlebih dahulu. Dan cara untuk memeluk agama Islam pun tidak terlalu sulit, cukup dengan mengucapkan kalimat Syahadat. Penyebaran agama Islam dengan saluran ini berjalan lancar mengingat akan adanya keluarga muslim yang menghasilkan keturunan-keturunan muslim dan mengundang ketertarikan penduduk lain untuk memeluk agama Islam. Dalam beberapa babad diceritakan adanya proses ini, antara lain :

a. Maulana Ishak menikahi putri Blambangan dan melahirkan Sunan Giri

b. Babad Cirebon diceritakan perkawinan antara Putri Kawunganten dengan Sunan Gunung Jati

c. Babad Tuban menceritakan perkawinan antara Raden Ayu Teja, Putri Adipati Tuban dengan Syekh Ngabdurahman

3. Pendidikan

Para ulama, kiai, dan guru agama berperan penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam. Para tokoh ini menyelenggarakan pendidikan melalui pondok pesantren bagi para santri-santrinya. Dari para santri inilah nantinya Islam akan disosialisasikan di tengah masyarakat. Pesantren yang telah berdiri pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, antara lain Pesantren Sunan Ampel di Surabaya dan Pesantren Sunan Giri di Giri. Pada saat itu, terdapat berbagai kyai dan ulama yang dijadikan guru agama atau penasihat agama di kerajaan-kerajaan. Kyai Dukuh adalah guru Maulana Yusuf di Kerajaan Banten.

Kyai Ageng Sela adalah guru dari Jaka Tingkir. Syekh Yusuf merupakan penasihat agama Sultan Ageng Tirtayasa di Kerajaan Banten.

4. Kesenian

Penyebaran Islam melalui seni budaya dapat dilakukan memalui beberapa cara seperti seni bangunan, seni pahat atau ukir, tari, musik, dan sastra. Saluran seni yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang dan musik.

Dasar Pitutur (Sunan Kalijaga) Sunan Kalijaga merupakan salah satu wali yang aktif menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana wayang. Cerita wayang diambil dari kisah Mahabarata dan Ramayana, tetapi oleh Sunan Kalijaga diseliptakan tokoh-tokoh dari pahlawan Islam. Nama tertentu disebutnya sebagai simbol Islam. Misalnya, panah kalimasada, sebuah senjata paling ampuh, dihubungkan dengan kalimat syahadat, pernyataan yang berisi pengakuan kepada Allah swt, dan Nabi Muhammad Saw. sebagai rukun islam yang pertama.

Sementara untuk musik banyak dilakukan oleh Sunan Bonang. Karya Sunan Bonang yang paling populer adalah Tombo Ati, yang hingga hari ini masih dinyanyikan banyak orang. Contoh lainnya antara lain Gamelan (oleh sunan Drajad) serta Ganding (lagu-lagu) yang berisi Syair-sayair nasehat dan dasar - dasar Islam. Kesenian yang telah berkembang sebelumnya tidak musnah, tetapi diperkaya oleh seni Islam (Akulturasi). Pesan-pesan islamisasi juga dilakukan melalui sastra, misalnya kitab primbon pada abad ke-16 M yang disusun oleh Sunan Bonang. Kitab-kitab tasawuf diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu dan bahasa daerah. Babad dan hikayat juga ditulis dalam bahasa daerah dengan huruf daerah dan Arab. Penyebaran Islam juga tidak dapat di lepaskan dari peranan para Wali. Ada Sembilan wali yang menyebarkan Islam yang dikenal dengan cara berdakwah, yang di sebut juga Walisongo. mereka di kenal telah memiliki Ilmu serta penghayatan yang tinggi terhadap Agama Islam. berikut yang termasuk WaliSongo;

1). Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik berasal dari Persia.

2). Sunan Ampel atau Raden Rahmat.

3). Sunan Drajat atau Syarifudin (putra Raden Rahmat)

4). SunanBonang atau Mahdun Ibrahim (putra Raden Rahmat)

5). Sunan Giri atau Raden Paku (murid Sunan Ampel).

6). Sunan Kalijaga atau Joko Said.

7). Sunan Kudus atau Jafar Sidiq.

8). Sunan Muri atau Raden Umar Said.

9). Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah.

Peranan para wali dalam penyebaran agama Islam sangat besar. Mereka penyebarkan agama Islam dengan cara bijaksana dan damai. Dengan cara tersebut, ajaran Islam mudah diterima oleh masyarakat. Peranan mereka diantaranya menjadi guru agama atau penasihat raja dan mengembangkan budaya setempat yang disesuaikan dengan unsur Islam.

5. Politik

Kekuasaan raja memiliki peranan sangat besar dalam penyebaran Islam di Indonesia. Ketika seorang raja memeluk Islam, maka secara tidak langsung rakyat akan mengikuti. Dengan demikian, setelah agama Islam mulai tumbuh di masyarakat, kepentingan politik dilaksanakan melalui perluasan wilayah kerajaan yang diikuti dengan penyebaran agama. Contohnya, Sultan Demak yang mengirimkan pasukannya dibawah Fatahilah untuk menduduki wilayah Jawa Barat dan memerintahkan untuk menyebarkan agama Islam.

6. Tasawuf

Kata "tasawuf" sendiri biasanya berasal di kata "sufi" yang berarti Kain Wol yang terbuat dari bulu Domba. Tasawuf adalah ajaran untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh hubungan langsung secara sadar dengan Allah dan memperoleh ridha-Nya. Saluran tasawuf berperan dalam membentuk kehidupan sisoal bangsa Indonesia, hal ini dimunkinkan karena sifat tasawuf yang memberikan kemudahan dalam pengkajian ajarannya karena disesuaikan dengan alam pikiran masyarakatnya.

Bukti-bukti mengenai hal ini dapat diketahui dari Sejarah Banten, Babad Tanah Jawi, dan Hikayat Raja-raja Pasai. . Ajaran Tasawuf ini masuk ke indonesia sekitar Abad ke-13, tetapi baru berkembang Pesat sekitar Abad ke-17.dan mazhab yang pelinga berpengaruh adalah Mazhab Syafi’i. Tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia, antara lain Hamzah Fansyuri, Syamsuddin as Sumatrani, Nur al Din al Raniri, Abdul al Rauf, Syekh Siti Jenar, dan Sunan Bonang.

Related Posts: