Kerajaan SInghasari



Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari atau Singosari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang. 

Wangsa Rajasa yang didirikan oleh Ken Arok. Keluarga kerajaan ini menjadi penguasa Singhasari, dan berlanjut pada kerajaan Majapahit. Terdapat perbedaan antara Pararaton dan Nagarakretagama dalam menyebutkan urutan raja-raja Singhasari.

Versi Pararaton adalah:

Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1247)

Anusapati (1247 - 1249)

Tohjaya (1249 - 1250)

Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272)

Kertanagara (1272 - 1292)


Versi Nagarakretagama adalah:

Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 - 1227)

Anusapati (1227 - 1248)

Wisnuwardhana (1248 - 1254)

Kertanagara (1254 - 1292)


Kisah suksesi raja-raja Tumapel versi Pararaton diwarnai pertumpahan darah yang dilatari balas dendam. Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati dibunuh Tohjaya (anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati akibat pemberontakan Ranggawuni (anak Anusapati). Hanya Ranggawuni yang digantikan Kertanagara (putranya) secara damai. Sementara itu versi Nagarakretagama tidak menyebutkan adanya pembunuhan antara raja pengganti terhadap raja sebelumnya. Hal ini dapat dimaklumi karena Nagarakretagama adalah kitab pujian untuk Hayam Wuruk raja Majapahit. Peristiwa berdarah yang menimpa leluhur Hayam Wuruk tersebut dianggap sebagai aib.


Related Posts:

KEBERLANJUTAN DALAM SEJARAH


Perubahan dapat diartikan sebagai segala aspek kehidupan yang terus bergerak seiring dengan perjalanan kehidupan masyarakat dan membuat perbedaan. Perubahan dapat terjadi secara cepat maupun lambat. Sebagai contoh, peristiwa pemboman kota Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Peristiwa tersebut berimbas pada menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Konsep perubahan dalam contoh di atas adalah penyerahan pasukan Jepang kepada sekutu dalam waktu singkat. Sedangkan, contoh perubahan secara lambat dapat di lihat dalam penerapan politik etis di Hindia Belanda yang mendorong adanya kebangkitan nasional pada awal abad XX.

Heraclitus mengatakan “Panta rei’’ artinya tidak ada yang tidak berubah, semuanya mengalir, masyarakat sewaktu-waktu bergerak dan berubah. Wertheim, menuliskan, “History is a continuity and change” Sejarah adalah peristiwa yang berkesinambungan dan perubahan.

Perubahan merupakan ketidaksamaan suatu keadaan dengan keadaan lain dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, perubahan dari masa kolonial ke masa kemerdekaan dan dari masa orde lama ke masa orde baru. Perubahan yang masuk kategori peristiwa sejarah adalah perubahan yang memiliki makna penting bagi kehidupan masyarakat. Contoh konsep perubahan nusantara yang berjaya karena kerajaan-kerajaan besar lalu akhirnya datang masa penjajahan, setelah lama dijajah Indonesia akhirnya merdeka.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan adalah sebagai berikut:

Faktor internal penyebab perubahan

⮚ Perubahan jumlah penduduk

⮚ Penemuan & penemuan baru

⮚ Konflik dalam masyarakat Faktor eksternal penyebab perubahan

⮚ Perubahan lingkungan fisik

⮚ Peperangan

⮚ Pengaruh kebudayaan asing Faktor penghambat perubahan

⮚ Sikap masyarakat tradisional

⮚ Kurang berhubungan dengan masyarakat

Dalam mempelajari sejarah, rangkaian peristiwa yang ada merupakan = peristiwa yang berkelanjutan. Kehidupan manusia saat ini merupakan mata rantai dari kehidupan masa lampau, sekarang dan masa mendatang. Setiap peristiwa tidak berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari peristiwa lain. Roeslan Abdul Gani menyatakan ilmu sejarah dapat diibaratkan sebagai penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, masa sekarang, dan masa depan. Hal ini sejalan dengan Arnold J. Toynbee yang mengatakan bahwa mempelajari sejarah adalah mempelajari masa lampau, untuk membangun masa depan (to study history is to study the past to build the future). Selain membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain yaitu waktu. Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah. Sehubungan dengan konsep waktu, dalam ilmu sejarah menurut Kuntowijoyo meliputi perkembangan, keberlanjutan atau kesinambungan, pengulangan dan perubahan.

1. Perkembangan terjadi apabila dalam kehidupan masyarakat terjadi gerak secara berturut-turut dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Perkembangan terjadi biasanya dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks.

2. Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya mengadopsi lembagalembaga lama. Misalnya pada masa kolonial, kebijakan pemerintah kolonial Belanda mengadopsi kebiasaan lama, antara lain dalam menarik upeti raja taklukan, Belanda meniru raja-raja pribumi.

3. Pengulangan merupakan suatu fenomena dimana suatu peristiwa yang terjadi pada masa lampau terjadi pada masa berikutnya.

Tugas!

Ceritakan perubahan dan perkembangan terkait peristiwa di lingkungan kalian.

kirim tugasnya di link berikut https://forms.gle/UTy2nbHxCeNHvYSJ9

Related Posts:

KERAJAAN SRIWIJAYA DAN KADIRI

KERAJAAN SRIWIJAYA

Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, dan pesisir Kalimantan. Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" atau "gemilang", dan wijaya berarti "kemenangan" atau "kejayaan"maka nama Sriwijaya bermakna "kemenangan yang gilang-gemilang". Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan di antaranya serangan dari raja Dharmawangsa Teguh dari Jawa pada tahun 990, dan tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya di bawah kendali kerajaan Dharmasraya. 

KERAJAAN KADIRI

Kerajaan Kadiri atau Kerajaan Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang.

Masa-masa awal Kerajaan Panjalu atau Kadiri tidak banyak diketahui. Prasasti Turun Hyang II (1044) yang diterbitkan Kerajaan Janggala hanya memberitakan adanya perang saudara antara kedua kerajaan sepeninggal Airlangga.

Sejarah Kerajaan Panjalu mulai diketahui dengan adanya prasasti Sirah Keting tahun 1104 atas nama Sri Jayawarsa. Raja-raja sebelum Sri Jayawarsa hanya Sri Samarawijaya yang sudah diketahui, sedangkan urutan raja-raja sesudah Sri Jayawarsa sudah dapat diketahui dengan jelas berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan.

Kerajaan Panjalu di bawah pemerintahan Sri Jayabhaya berhasil menaklukkan Kerajaan Janggala dengan semboyannya yang terkenal dalam prasasti Ngantang (1135), yaitu Panjalu Jayati, atau Panjalu Menang.

Pada masa pemerintahan Sri Jayabhaya inilah, Kerajaan Panjalu mengalami masa kejayaannya. Wilayah kerajaan ini meliputi seluruh Jawa dan beberapa pulau di Nusantara, bahkan sampai mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya di Sumatra.

Hal ini diperkuat kronik Cina berjudul Ling wai tai ta karya Chou Ku-fei tahun 1178, bahwa pada masa itu negeri paling kaya selain Cina secara berurutan adalah Arab, Jawa, dan Sumatra. Saat itu yang berkuasa di Arab adalah Bani Abbasiyah, di Jawa ada Kerajaan Panjalu, sedangkan Sumatra dikuasai Kerajaan Sriwijaya.

Tugas!

Buatlah peta kekuasaan kerjaan sriwijaya atau kadiri (salah satu)

kirim tugas di https://forms.gle/UTy2nbHxCeNHvYSJ9

Related Posts:

SEJARAH SEBAGAI CERITA/KISAH

Sejarah sebagai cerita atau kisah adalah peristiwa sejarah yang diceritakan atau dikisahkan kembali sebagai hasil rekonstruksi ahli sejarah (sejarawan) terhadap sejarah sebagai peristiwa. Sejarah sebagai cerita merupakan rekonstruksi dari suatu peristiwa baik yang dituliskan maupun diceritakan oleh seseorang sehingga sejarah dapat berupa kisah yang berbentuk lisan dan tulisan.  

Sejarah sebagai kisah merupakan peristiwa sejarah yang dikisahkan kembali atau diceritakan kembali sebagai hasil konstruksi dari para ahli sejarah (sejarawan) terhadap sejarah sebagai peristiwa. Oleh R. Moh Ali (2005) hal itu disebut sejarah sebagai serba subjek. Sehingga  tidak tertutup kemungkinan sejarah sebagai kisah bersifat subjektif.  

Subjektivitasnya ada pada bagaimana sejarah itu disampaikan, diceritakan oleh seseorang. Faktor kepentingan dan  latar belakang penulis sejarah itu juga mempengaruhi cara penulisan sejarah.  Penulisan yang dapat dipertanggungjawabkan harus melalui penafsiran yang mendekati kebenaran peristiwa yang terjadi. Sementara itu untuk merekonstruksi kisah sejarah harus mengikuti metode analisis serta pendekatan tertentu.  

Suatu peristiwa yang sama dapat saja dikisahkan dengan cara berbeda oleh dua orang atau lebih karena mereka memiliki penafsiran yang berbeda. Misalnya ketika kita mewawancarai orang-orang yang pernah mengalami atau melihat peristiwa Bandung Lautan Api pada 1946 akan berbeda mengisahkannya antara satu dengan yang lainnya. Apabila yang kita wawancarai adalah seorang prajurit yang terlibat pertempuran tersebut, kemungkinan ia akan menceritakan peristiwa Bandung Lautan Api dalam perspektif dirinya sebagai seorang tentara. Demikian halnya apabila yang kita wawancarai adalah seorang petani, dia akan menceritakan peristiwa tersebut berbeda dengan sudut pandang prajurit.  

Apabila kita mendengarkan seseorang menceritakan tentang peristiwa Bandung Lautan Api, maka itu termasuk kategori kisah lisan. Namun, apabila kita ingin mengetahui peristiwa Bandung Lautan Api dengan membaca buku-buku yang bercerita tentang Bandung Lautan Api, maka itu termasuk dalam kategori kisah tulisan.

Tugas!

Ceritakan cerita/kisah keluarga (ayah/ibu) dan nilai-nilai perlu diteladani.

kirim tugas https://forms.gle/UTy2nbHxCeNHvYSJ9

Related Posts:

KERAJAAN MATARAM KUNO



Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah dengan intinya yang sering disebut Bumi Mataram. Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dan gunung-gunung, seperti Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu. Daerah ini juga dialiri oleh banyak sungai, seperti Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo dan Sungai Bengawan Solo. Itulah sebabnya daerah ini sangat subur.

Kerajaan Mataram Kuno atau juga yang sering disebut Kerajaan Medang merupakan kerajaan yang bercorak agraris. Tercatat terdapat 3 Wangsa (dinasti) yang pernah menguasai Kerjaan Mataram Kuno yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Syailendra dan Wangsa Isana. Wangsa Sanjaya merupakan pemuluk Agama Hindu beraliran Syiwa sedangkan Wangsa Syailendra merupakan pengikut agama Budah, Wangsa Isana sendiri merupakan Wangsa baru yang didirikan oleh Mpu Sindok.

Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno adalah Sanjaya yang juga merupakan pendiri Wangsa Sanjya yang menganut agama Hindu. Setelah wafat, Sanjaya digantikan oleh Rakai Panangkaran yang kemudian berpindah agama Budha beraliran Mahayana. Saat itulah Wangsa Sayilendra berkuasa. Pada saat itu baik agama Hindu dan Budha berkembang bersama di Kerajaan Mataram Kuno. Mereka yang beragama Hindu tinggal di Jawa Tengah bagian utara, dan mereka yang menganut agama Buddha berada di wilayah Jawa Tengah bagian selatan.

ü  Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno

Kapan tepatnya berdirinya Kerajaan Mataram Kuno masih belum jelas, namun menurut Prasasti Mantyasih (907) menyebutkan Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno adalah Sanjaya. Sanjaya sendiri mengeluarkan Prasasti Canggal (732) tanpa menyebut jelas apa nama kerajaannya. Dalam prasasti itu, Sanjaya menyebutkan terdapat raja yang memerintah di pulau Jawa sebelum dirinya. Raja tersebut bernama Sanna atau yang dikenal dengan Bratasena yang merupakan raja dari Kerajaan Galuh yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda (akhir dari Kerajaan Tarumanegara).

Kekuasaan Sanna digulingkan dari tahta Kerajaan Galuh oleh Purbasora dan kemudian melarikan diri ke Kerjaan Sunda untuk memperoleh perlindungan dari Tarusbawa, Raja Sunda. Tarusbawa kemudian mengambil Sanjaya yang merupakan keponakan dari Sanna sebagai menantunya. Setelah naik tahta, Sanjaya pun berniat untuk menguasai Kerajaan Galuh kembali. Setelah berhasil menguasai Kerajaan Sunda, Galuh dan Kalingga, Sanjaya memutuskan untuk membuat kerajaan baru yaitu Kerajaan Mataram Kuno.

Dari prasasti yang dikeluarkan oleh Sanjaya pada yaitu Prasasti Canggal, bisa dipastikan Kerajaan Mataram Kuno telah berdiri dan berkembang sejak abad ke-7 dengan rajanya yang pertama adalah Sanjaya dengan gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.

 

ü  Prasasti-prasasti

o   Prasasti Canggal, ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa Canggal berangka tahun 732 M. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta yang isinya menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan di samping itu juga diceritakan bawa yang menjadi raja sebelumnya adalah Sanna yang digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara perempuan Sanna).

o   Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778M, ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh Raja Pangkaran atas permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha (umat Budha).

o   Prasasti Mantyasih, ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah berangka 907M yang menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja Mataram yang mendahului Rakai Watukura Dyah Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, rakai Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang.

o   Prasasti Klurak, ditemukan di desa Prambanan berangka 782M ditulis dalam huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan Acra Manjusri oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.

 

ü  Raja-raja Mataram

Selama berdiri, Kerajaan Mataram Kuno pernah dipimpin oleh raja-raja diantaranya sebagai berikut:

1.       Sanjaya, pendiri Kerajaan Mataram Kuno

2.       Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Sailendra

3.       Rakai Panunggalan alias Dharanindra

4.       Rakai Warak alias Samaragrawira

5.       Rakai Garung alias Samaratungga

6.       Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa Sanjaya

7.       Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala

8.       Rakai Watuhumalang

9.       Rakai Watukura Dyah Balitung

10.   Mpu Daksa

11.   Rakai Layang Dyah Tulodong

12.   Rakai Sumba Dyah Wawa

13.   Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur

14.   Sri Lokapala suami Sri Isanatunggawijaya

15.   Makuthawangsawardhana

16.   Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Mataram Kuno berakhir

 

Tugas!

Identifikasi dan kategorikan raja Mataram Kuno berdasarkan dinasti/angsa dalam tabel! di foto dikirim ke whatsapp

Related Posts:

SEJARAH SEBAGAI FAKTA DAN PERISTIWA


Berita yang kita baca di surat kabar bukanlah kejadian melainkan berupa pernyataan tentang suatu kejadian atau fakta. Kejadian yang telah terjadi sebagai sejarah dalam arti obyektif tidak dapat lagi diulang atau dialami kembali. Namun, jejaknya sebagai memori dapat diungkapkan kembali (Kartodirdjo 1992:17) 

Sejarah sebagai fakta dapat didefinisikan sebagai suatu unsur yang dijabarkan  baik secara langsung maupun tidak langsung dari dokumen-dokumen atau sumber sejarah setelah melalui serangkaian pengujian dan kritik. Dokumen-dokumen atau sumber sejarah yang merupakan data tersebut diteliti oleh sejarawan untuk menemukan fakta. Fakta-fakta tersebut di interpretasi/ditafsirkan.  

Fakta merupakan bahan utama yang digunakan sejarawan untuk menyusun suatu cerita atau menganalisis sejarah. Pada hakikatnya fakta itu merupakan suatu konstruk yang dibuat oleh sejarawan  sehingga mengandung faktor subyektivitas (Kartodirdjo 1992:88) 

Ada fakta yang untuk jangka waktu lama masih belum mantap atau masih lunak, misalnya tentang pembunuhan presiden Amerika Serikat J.F. Kennedy di tahun 60-an. Siapakah pembunuhnya masih merupakan tanda tanya. Di samping itu ada banyak teori berbeda yang digunakan berkenaan dengan pembunuhan tersebut. Selain itu ada pula fakta keras, antara lain Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. 

Sejarawan memerlukan informasi berupa fakta sebanyak mungkin sesuai dengan keperluan penelitian dan penulisan. Bagi sejarawan fakta-fakta itu dapat diibaratkan sebagai batu bangunan kajian sejarah. Adalah sesuatu yang mustahil untuk memahami dunia ini tanpa fakta karena tanpa adanya fakta-fakta itu kita tidak dapat mendapatkan gambaran tentang kejadian atau individu di masa lalu (Sjamsudin 2012:17) 

Sejarawan Amerika Carl L. Becker berpendapat bahwa fakta adalah sebuah simbol. Sebuah fakta yang sederhana dapat berubah menjadi fakta yang sangat penting karena jaringan-jaringan yang terbentuk mempunyai kaitan yang jauh lebih besar dan besar. Becker memberikan contoh tentang penyeberangan sungai kecil yang bernama Rubicon yang berada di perbatasan antara Galia (sekarang Prancis) dan Italia. Sudah banyak orang yang menyeberangi sungai kecil itu sepanjang masa. Namun, peristiwa penyeberangan oleh orang-orang itu tidak pernah diangkat menjadi fakta sejarah. Ketika Julius Caesar (100-44 SM) menyeberanginya pada 49 sebelum Masehi, barulah peristiwa itu menjadi fakta sejarah. Caesar merupakan panglima tentara Romawi di Galia. Ia dipecat oleh Senat Romawi sebagai komandan. Caesar menolak pemecatan itu dan bersama pasukannya ia kembali ke Roma dengan  menyeberangi Sungai Rubicon. Caesar lalu berhasil merebut Roma dan menyingkirkan lawan-lawannya hingga akhirnya menjadi penguasa emperium Romawi. Tindakan Caesar menyeberangi Sungai Rubicon merupakan suatu keputusan yang menentukan nasibnya di kemudian hari yang juga berkaitan dengan nasib lawan-lawannya para senator yang memecatnya. Demikian juga nasib Republik Roma, rakyat dan emperium selanjutnya (Ankersmit 1987: 99; Sjamsudin 2012:19) 

Sejarah sebagai peristiwa dapat dipahami sebagai sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat pada masa lampau. Di sini, pengertian ‘sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat’ merupakan hal penting karena segala sesuatu yang terjadi yang tidak ada hubungannya dengan kehidupan masyarakat bukanlah sejarah.  

Berikutnya, pengertian ‘pada masa lampau’ sangat jelas bahwa sejarah merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lalu, bukan sekarang yang menurut R. Moh Ali disebut sejarah sebagai obyek.  

Namun, tidak semua peristiwa yang terjadi  pada masa lalu dianggap sebagai sejarah. Suatu peristiwa dianggap sebagai peristiwa sejarah jika peristiwa itu dapat dikaitkan dengan peristiwa yang lain sebagai bagian dari proses dinamika dalam konteks historis. Selain itu peristiwa-peristiwa tersebut perlu pula diseleksi untuk mendapatkan peristiwa yang memang penting dan berguna. 

Peristiwa yang dapat digolongkan sebagai peristiwa sejarah haruslah unik, terjadi sekali saja (eenmalig) dan memiliki pengaruh yang besar pada masanya dan masa sesudahnya.  

Sejarah sebagai peristiwa tidak dapat kita amati lagi karena kita tidak dapat lagi menyaksikan peristiwa tersebut. Misalnya peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ketika itu Soekarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan.

Tuliskan di komentar. Nama_Kelas_Absen. Cerita terkait peristiwa yang berkesan dan sangat diingat selama ini.

Related Posts:

RANGKUMAN KONSEP BERPIKIR SINKRONIK DAN DIAKRONIK DALAM SEJARAH

1. Peristiwa sejarah tidak akan lepas dalam konsep ruang dan waktu. Ruang merupakan tempat suatu peristiwa itu terjadi sedangkan waktu adalah saat terjadinya peristiwa sejarah. Dalam konsep berpikir sejarah baik secara diakronik maupun sinkronik akan menguraikan ruang dan waktu saat suatu peristiwa sejarah itu tejadi sehingga akan membantu proses interpretasi yang tepat dalam merekonstruksi pembuktian sejarah. Konsep berpikir diakronik menekankan sifatnya yang kronologis, sedangkan konsep berpikir sinkronik cenderung menguraikan masalah-masalah atau pembahasan pada satu peritiwa. Diakronik cenderung memanjang, sedangkan sinkronik cenderung meluas.

2. Cara berpikir sejarah itu bersifat Diakronis yakni memanjang dalam waktu, dan mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa. Sedangkan, berpikir ilmu sosial itu bersifat Sinkronik, memanjang dalam ruang serta mengutamakan struktur dalam suatu peristiwa. Perbedaan keduanya terletak pada cara memahami dan mempelajari hal – hal yang ada di peristiwa atau kejadian tertentu.

3. Sejarah merupakan pengetahuan yang akan bermakna penting dalam membentuk sikap nasionalis dan patriotis apabila dengan interpretasi yang kritis kita menggunakan konsep berpikir sejarah secara diakronik dan sinkronik.

4. Penerapan berpikir sejarah secara diakronik dan sinkronik dapat dilakukan dalam merekonstruksi peristiwa-peristiwa sejarah sehingga akan memberikan sebuah nilai pembelajaran pada masyarakat dimasa sekarang untuk masa depan yang lebih sejahtera.

5. Untuk memahami sebuah peristiwa sejarah yang sama dapat diuraikan dengan menggunakan dua konsep berfikir dalam sejarah yaitu konsep berfikir Diakronik maupun Sinkronik

6. Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Berpikir diakronik adalah berpikir kronologis (urutan) dalam menganalisis sesuatu.

7. Sinkronik ini ialah mempelajari peristiwa sejarah dengan seluruh aspek yang terkait di masa atau juga waktu tertentu itu dengan lebih mendalam, hal tersebut karena Sejarah tidak semata mata bertujuan untuk menceritakan urutan kejadian, tetapi bermaksud menerangkan kejadian itu dengan mengkaji sebab sebabnya, kondisi lingkungannya, kondisi social budayanya secara lebih mendalam.


Tugas.

-Berikan contoh diakronis dan singkronis dalam kehidupan atau sekitar kalian.

Tulislah di kolom komentar identitas (Nama_Kelas_Absen) dan jawaban.

Related Posts:

DOWNLOAD! BUKU PAKET EDISI REVISI SD-MI/SMP-MTs/SMA-MA UNTUK GURU DAN SISWA

 


x

Ayo sekarang kita manfaatkan dan  lebih pintar lagi menggunakan ponsel pintar kita dengan cara mendownload dan diperuntukkan untuk membaca buku pelajaran, mengulas pelajaran, bahkan cari referensi, semua bias di lakukan pada ponsel pintar kita, melalui link yang telah disediakan oleh Mendikbuddikti dan atau kementrian agama. Ya, semua macam buku-buku pelajaran ada di genggaman kita!

Sudah tidak jamannya lagi sekolah/madrasah membeli buku dari took-toko buku, karena pemerintah sudah menyediakan-buku buku elektronik yang di peruntukkan untuk siswa dan guru dari tingkat bawah sampai atas (RA/TK, SD/MI, MTS/SMP dan SMA/MA/SMK. Jangan  menggunakan ponsel pintar kita hanya untuk bermain game, streaming youtube, atau berswafoto ria sering kita dengar dengan sebutan selfie lalu mengunggahnya ke media sosial?

Link dari mendikbud dan kementrian agama merupakan cara praktis meningkatkan kemampuan belajar melalui ponsel pintar. Aplikasi keluaran dua instansi tersebut menawarkan lebih dari 2.000 buku sekolah elektronik (ebook) berbagai jenjang pendidikan.

Jangan tunggu lama-lama buruan mendownload dan kita mulai belajar dari layar ponsel pintar kita, karena semua jenis macam buku ada mulai dari sekolah dasar hingga menengah atas, dengan kurikulum 2013 yang revisi terbaru. Banyak manfaat bisa didapat dari sini, namun perlu cermat memilih dan tahu bagaimana cara mengoperasikannya. Kita hanya mendownload aplikasi PDF saja.

Adapun buku pelajaran yang di sediakan adalah sebagai berikut :

Buku Umum SD/MI, Download disini

Buku Umum SMP/MTs, Download disini

Buku Umum SMA/MA, Download disini

Buku PAI dan Bahasa Arab SD/MI, Download disini

Buku PAI dan Bahasa Arab SMP/MTs, Download disini

Buku PAI dan Bahasa Arab SMA/MA, Download disini

Semua Buku Umum serta PAI dan Bahasa Arab dari Jenjang Sekolah dasar sampai menengah atas, Download disini

Subcribe youtube kami https://www.youtube.com/channel/UC94s1rtPV8hbZo2G2hI3SCQ

Related Posts:

Download E-Book Seleksi PTN/PTS, UN SMA/SMK/SMP, Olimpiade (OSN)



Berikut ini beberapa file Buku dan Ebook yang cukup bagus dijadikan sebagai referensi belajar baik itu untuk siswa, ataupun guru sebagai bahan belajar menghadapi Ulangan, Ujian Nasional, Seleksi Masuk PTN, dan Olimpiade Sains Nasional atau pun kompetisi lainnya. Kalian bisa download secara gratis cukup dengan klik satu kali tulisan "Download".

Ebook SBMPTN/Seleksi PTN/PTS
1. Kimia Sakti: [Download]
2. Soal-Soal Kimia: [Download]
3. Ebook TPA SBMPTN: [Download]
4. Fisika SBMPTN: [Download]
5. Biologi SBMPTN: [Download]
6. Ebook UMB PTN: [Download]
7. Buku Matematika Dasar SBMPTN: [Download]
8. Buku 1 TPA SBMPTN: [Download]
9. Buku 2 TPA SBMPTN: [Download]
10. Buku SOSHUM SBMPTN: [Download]
11. Buku Materi Cerdik SBMPTN: [Download]
12. Buku Lolos SBMPTN-SAINTEK: [Download]
13. Buku 1 Lolos USM PKN STAN:[Download]
14. Buku 2 Paket Prediksi Akurat Masuk STAN:[Download]
15 Buku FOKUS UN-USBN-SBMPTN: [Download
16. Mega Bank SBMPTN SOSHUM 2018
: [Download]
17. Mega Bank SBMPTN SAINTEK 2017: [Download]
18. Mega Bank Soal MATEMATIKA - FISIKA 1 2 3: [Download]
19. Sukses UN-USBN-SBMPTN SMA IPS 2019: [Download]
20. Top One SBMPTN SOSHUM 2019: [Download]

Ebook UN SMA
1. Buku Soal UN Fisika SMA: [Download]
2. Ringkasan Matematika SMA: [Download]
3. SPM Biologi SMA: [Download]
4. Buku UN SMA Komplit: [Download]
5. Buku Paket Try Out UN SMA/MA Prog. IPA: [Download]
6. Buku Pintar Rumus Super Lengkap: [Download]
7. Buku Kamus Pintar Fisika:[Download]
8. Buku Lulus UN SMA/MA Prog. IPS: [Download]
9. Big Book Biologi SMA: [Download]
10. Buku Pintar Kimia SMA/MA: [Download]
11. Big Book Matematika SMA: [Download]
12. Big Book Fisika SMA: [Download]
13. Buku Cara Mudah Menghadapi UN dan SPMB: [Download]

Ebook UN SMK/MAK
1. Buku 1 UN SMK/MAK: [Download]

Ebook UN SMP/MTs
1. Buku 1 UN SMP/MTs Komplit: [Download]
2. Buku Try Out UN SMP/MTs: [Download ]
3. Buku 2 UN SMP/MTs Komplit: [Download]
4. Big Book Matematika SMP: [Download]

Buku Olimpiade
1. Buku OSN Matematika Didik.S: [Download]
2. Buku 1 Olimpiade Biologi SMA: [Download]
3. Buku 2 Olimpiade Biologi SMA: [Download]
4. Buku Olimpiade Astronomi dan Astrofisika: [Download]
5. Ebook OSN Kimia: [Download]
6. Booklet OSN Matematika: [Download]
7. Shortlist OSN Matematika: [Download]
8. Buku 1 OSN SMP Bidang Matematika:[Download]

Related Posts:

Preodesasi dalam Sejarah


Periodisasi adalah pembagian waktu menurut zamannya. Istilah periodisasi dalam bahasa Indonesia sepadan dengan penzamanan atau pembabakan. Ketiga istilah ini  (peridisasi, penzamana dan pembabakan) mempunyai pengertian yang sama, yakni pembagian waktu menurut zamannya.

Kata periodisasi berasal dari kata periode. Dalam bahasa Indonesia, kata periode mempunyai tiga pengertian: (1) kurun waktu, (2) lingkaran waktu, dan (3) masa. Ketiga pengertian ini mengandung arti yang sama yakni berkaitan dengan dimensi waktu. Oleh karena itu memahami periode menjadi sangat penting dalam belajar sejarah karena dimensi waktu merupakan sesuatu yang paling mendasar dalam ilmu sejarah. Periodisasi dalam ilmu sejarah berfungsi untuk menyusun sistematika dalam penulisan sejarah.

Periodisasi diberikan berdasarkan caesuur atau pembagian waktu yang diberikan. Pemberian caesuur diberikan oleh para pujangga untuk historiografi tradisional, dan sejarawan untuk historiografi modern. Keduanya mempunyai perbedaan sebagai berikut:

Dalam historiografi tradisional suatu zaman diberi nama menurut seorang raja yang memerintah, atau dinasti yang memerintah, atau nama kerajaannya. Sebagai contoh masa Raja HawamWuruk dalam sejarah Kerajaan Majapahit, Masa dinasti atau wangsaSyailendra dalam sejarah Kerajaan Mataram Hindu yang mendirikan Candi Borobudur, atau sejarah kota Makasar pada masa Kesultanan Gowa. Dalam historigrafi modern, pembagian waktu diberikan berdasarkan penamaan kurun waktu, misalnya periodisasi dalam sejarah Eropa yang dibagi menjadi tiga zaman, yaitu zaman kuno, zaman pertengahan dan zaman modern. Pembagian ini diberikan oleh ChristophorusCellarius (1638-1707), seorang ahli sejarah klasik Eropa berkebangsaan Jerman yang hidup pada abad ke-17. Dialah yang membagi sejarah Eropa menjadi zaman kuno. pertengahan, dam modern. Setiap periode diberikan batasan waktu 500 tahun. Berdasarkan pembagian waktu ini maka zaman kuno Eropa berlangsung antara tahun 500 hingga tahun 1000, zaman pertengahan Eropa berlangsung antara tahun 1000 hingga tahun 1500, dan zaman modern Eropa berlangsung mulai dari tahun 1500 hingga sekarang. Pembulatan waktu yang dilakukan Cellarius dalam periodisasinya bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam memahami perjalanan sejarah bangsa Eropa menuju bangsa yang modern. Di samping pembulatan tahun, para sejarawan juga menggunakan pembulatan berdasarkan abad. Sementara satu abad berjumlah 100 tahun. Oleh karena itu pembulatan waktu berdasarkan abad memahami sejarah suatu bangsa dalam kurun waktu setiap seratus tahun. Sebagai contoh dalam historigrafi Barat dikenal periodisasi yang membagi periodisasi menjadi periode Reformasi – Protestan untuk sejarah Eropa pada abad ke-16, periode Rasionalisme untuk sejarah Eropa pada abad ke-17, periode  Sejarah Indonesia X 7

Pencerahan atau Aufklarung untuk sejarah Eropa pada abad ke-18, dan perideRomantismeNasionalisme untuk sejarah Eropa pada abad ke-19. Periodisasi juga diberikan para sejarawan Indonesia. Pada tahun 1957 para sejarawan Indonesia membagi sejarah Indonesia menjadi enam periode, yaitu (1) Jaman Prasejarah Indonesia, (2) Jaman Kuno, (3) Jaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia, (4) Abad Kesembilanbelas, (5) Jaman Kebangkian Nasional dan Masa Akhir Hindia Belanda, dan (6) Jaman Jepang dan Jaman Republik Indonesia. Setiap periode tersebut berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Dalam sejarah politik ada kebiasaan membuat periodisasi berdasarkan pemilihan pada tahun pertistiwa penting, antara lain akhir perang, awal revolusi, awal suatu pemerintahan, dan lain sebagainya. Periodisasi seperti ini membuktikan bahwa ide pentingnya peranan perang, diplomasi, dan peristiwa penting lain sangat menonjol. Jadi dominasi sejarah politik dan perang sangat menentukan. Sebagai contoh adalah Revolusi Perancis pada tahun 1789 yang dijadikan sebagai awal periode modern dalam sejarah Perancis. Dapat disimpulkan bahwa periodisasi dalam sejarah politik dilakukan secara tajam.

Pembagian periode secara tajam sebagaimana berlaku dalam sejarah politik tersebut tidak dilakukan para sejarawan ekonomi dan sosial. Mereka membagi periode berdasarkan konjungtur atau gelombang yang memperhatikan perubahan yang lambat. Sebagai contoh adalah periodisasi yang dilakukan sejarawan Perancis, Braudel. Ia membagi sejarah menjadi tiga periode yaitu sejarah kejadian-kejadian (L‟histoireevenementielle), sejarah konjungtural, dan sejarah jangka panjang atau sejarah structural.

Periodisasi yang paling sederhana adalah periodisasi dalam sejarah politik. Relatif lebih mudah menetapkan caesuur (pembagian waktu) masa pemerintahan penguasa, awal dan akhir perang, atau periode berdirinya suatu negara dan kerajaan. Kesulitan utama dalam membuat periodisasi berkaitan dengan unit sejarah yang diambil. Semakin besar dan kompleks suatu unit, semakin sulit. Dalam menghadapi kesulitan-kesulitan itu perlu diperhatikan bahwa periodisasi hanya suatu modalitas untuk memberi struktur atau bentuk kepada waktu, tidak diperlukan kemutlakan dalam membuat pembatasan. Yang paling pokok ialah memakai kriteria secara konsisten. Kriteria adalah ukuran yang digunakan untuk menetapkan karakteristik zaman

Related Posts:

Kerajaan Tarumanegara


Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Taruma merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu Kerajaan Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.

Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui dengan tujuh buah prasasti batu yang ditemukan. Lima di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa kerajaan dipimpin oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M dan beliau memerintah sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomati (wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara.

Ø  Prasasti yang ditemukan

ü  Prasasti Kebon Kopi, dibuat sekitar 400 M (H Kern 1917), ditemukan di perkebunan kopi milik Jonathan Rig, Ciampea, Bogor.

ü  Prasasti Tugu, ditemukan di Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, sekarang disimpan di museum di Jakarta. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati sepanjang 6112 tombak atau 12km oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya. Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.

ü  Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul, ditemukan di aliran Sungai Cidanghiang yang mengalir di Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten, berisi pujian kepada Raja Purnawarman.

ü  Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor

ü  Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor

ü  Prasasti Jambu, Nanggung,

ü  Bogor Prasasti Pasir Awi, Citeureup, Bogor

Related Posts:

Sejarah sebagai Ilmu


Sejarah sebagai ilmu dapat kita lihat dari berbagai ciri. Pertama, sejarah merupakan ilmu empiris. Empiris berasal dari bahasa Yunani empeiria yang berarti pengalaman. Sejarah sangat tergantung pada pengalaman manusia. Pengalaman manusia tersebut terekam baik dalam bentuk artefak-artefak  maupun dokumen-dokumen.  Artefak-artefak dan dokumen-dokumen yang merupakan data tersebut diteliti oleh sejarawan untuk menemukan fakta. Fakta-fakta tersebut di interpretasi/ditafsirkan. Berdasarkan dari interpretasi atas fakta-fakta tersebut dibuat dalam bentuk tulisan sejarah, misalnya Bung Karno dan Bung Hatta membacakan Proklamasi sebagai data dan kita menafsirkannya menjadi fakta di mana Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.  Berikutnya adalah sejarah memiliki objek. Objek berasal dari bahasa Latin objectus yang berarti di hadapan, sasaran, tujuan. Sejarah biasanya dimasukkan dalam ilmu tentang manusia (humaniora) karena selain objek yang diteliti adalah manusia, khususnya perubahan atau perkembangan manusia pada masa lalu, metodologi yang digunakan juga berbeda dengan ilmu lain, misalnya antropologi. Apabila antropologi membahas manusia pada masa sekarang, maka sejarah berkisah tentang manusia pada masa lalu. Oleh karena itu objek lain dari sejarah adalah waktu. Waktu di sini adalah waktu manusia. Dengan demikian, soal asal mula selalu menjadi bahasan utama sejarah, misalnya masuknya Islam di Indonesia apakah pada abad ke-8 atau ke-13 seharusnya tidak menjadi persoalan bagi sejarawan asalkan penjelasannya dapat diterima.  

Ciri lain adalah sejarah mempunyai generalisasi. Generalisasi dari bahasa Latin generalis yang berarti umum. Sama halnya dengan ilmu-ilmu lain, sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum dari pengamatan yang dilakukan. Antropologi, misalnya membahas pluralisme Amerika, maka mereka dituntut untuk menarik kesimpulan-kesimpulan umum yang berlaku di mana-mana dan dapat dianggap sebagai kebenaran umum. Namun, menurut Sartono Kartodirdjo (1992) bila kita berbicara tentang generalisasi dalam sejarah sebenarnya merupakan suatu pertentangan arti dalam istilah (contradictio in terminis). Generalisasi menunjuk pada suatu keteraturan, dalil atau hukum yang berlaku untuk beberapa kasus, sedangkan sejarah didefinisikan sebagai ilmu yang mengungkapkan peristiwa dalam keunikannya dimana hal-hal unik itu menunjuk kepada sesuatu yang sekali terjadi dan tidak terulang lagi. Yang jelas mengenai tempat dan waktu, situasi dan konteks tidak mungkin diulang, hanya sekali itu saja terjadi. Hal yang berulang dalam sejarah lazimnya berhubungan dengan pola kelakuan manusia berdasarkan orientasi nilai, sistem sosial, kebutuhan ekonomis, sifat psikologis. Contoh generalisasi dalam sejarah adalah Revolusi Industri menciptakan suatu kebutuhan akan sumber-sumber bahan mentah, pasar-pasar baru, dan tempat-tempat penanaman modal yang membawa persaingan di antara bangsa-bangsa untuk mendapatkan kolonikoloni (Sjamsudin 2012: 34) 

Sejarah dengan pendekatan ilmu sosial membuka kesempatan untuk mengungkapkan generalisasi yang hanya dapat diekstrapolasikan dengan alat-alat analitis ilmu-ilmu sosial. Misalnya dalam mengungkapkan suatu konflik ditemukan berbagai fase gerakan sosial, antara lain mobilisasi, agitasi, akselerasi, polarisasi, dan akhirnya tercetuslah kekerasan. Demikian pula dengan jalannya suatu revolusi mirip dengan revolusi lain dalam segi formalnya, tetapi dalam segi substansinya setiap revolusi adalah unik (Kartodirdjo 1992:104) 

Lalu sejarah mempunyai metode. Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara. Menurut Sartono Kartodirdjo (1992) metode adalah bagaimana orang memperoleh pengetahuan (how to know). Berkaitan dengan ilmu sejarah, metode sejarah ialah bagaimana mengetahui sejarah. Seorang sejarawan yang ingin mengetahui, misalnya sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia akan menempuh secara sistematis prosedur penelitian dengan menggunakan teknik-teknik tertentu pengumpulan bahan-bahan sejarah, baik dari arsip-arsip dan perpustakaan-perpustakaan, maupun wawancara dengan tokoh-tokoh yang masih hidup sehubungan dengan peristiwa bersejarah itu, atau dari orang-orang terdekat dengan tokoh-tokoh itu (misalnya anggota keluarga atau sahabat) sehingga ia dapat menjaring informasi selengkap mungkin (Sjamsudin 2012: 12) 

Selain keterampilan teknis praktis dari metode ini, seorang sejarawan harus dilengkapi pula dengan pengetahuan-pengetahuan metodologis, teoritis bahkan juga filsafat. Sejarawan harus mengetahui bagaimana ia menggunakan ilmu metode itu pada tempat yang seharusnya. Ia harus mengetahui prosedur-prosedur apa yang harus ditempuh dalam menjaring informasi; pertanyaan-pertanyaan apa yang harus ditanyakan dan kemungkinan jawaban apa yang akan diperoleh; mengapa dan bagaimana ia melakukan kritik terhadap sumber-sumber yang diperolehnya (Sjamsudin 2012: 12) 

Salah satu ciri penting suatu ilmu adalah teori. Teori berasal dari bahasa Yunani theoria yang berarti renungan. Seperti ilmu lainnya, sejarah juga memiliki teori pengetahuan yang sering disebut filsafat sejarah kritis. Teori dalam sejarah pada umumnya berisi satu kumpulan tentang kaidah pokok suatu ilmu (Kuntowijoyo 2001:62). Menurut Lubasz (1963) yang dikutip oleh Sjamsudin (2012) teori dalam sejarah, terutama dalam eksplanasi sejarah,  pada umumnya digunakan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan suatu keberadaan kolektif, untuk merekonstruksi suatu perangkat kepercayaan menurut suatu analisis karakter kolektif, untuk menguji kebenaran dan ketepatan (verifikasi), penjelasan (eksplanasi) suatu peristiwa kolektif. Teori adalah sangat esensial dalam kajian tentang segala (fenomena) pada masa lalu maupun masa sekarang yang tidak terbuka untuk diamati secara langsung. Fenomena kolektif itu misalnya lembaga-lembaga, kelompok-kelompok, peristiwa-peristiwa kolektif (Sjamsudin 2012: 49)

Related Posts:

Soal PAS Sejarah Indonesia (Wajib) Kelas X. 31-40


31. Tokoh yang pertama kali menemukan manusia purba di Indonesia adalah ….

A. Eugene Dubois

B. Von Koenigswald

C. Opennoorth

D. T. Jacob

E. Ter Haarth


32. Fosil yang pertama kali ditemukan di Indonesia adalah ….

A. Homo soloensis

B. Homo wajakensis

C. Pithecanthropus mojokertensis

D. Pithecanthropus erectus

E. Meganthropus paleojavanicus


33. Meganthropus adalah salah satu jenis fosil manusia purba di Indonesia yang ditemukan oleh Von Koenigswald di daerah ….

A. Trinil

B. Wajak

C. Sangiran 

D. Ngandong

E. Mojokerto


34. Pola hidup berburu dan mengumpulkan makan dapat dikategorikan sebagai kehidupan yang berpola ….

A. food producing

B. food gathering

C. manufacturing

D. semi food gathering

E. semi food producing


35. pada zaman mesolitikum sudah dikenal seni dengan bukti ditemukannya ….

A. gambar tangan pada gua dinding Leang-leang, di Sulawesi Selatan

B. moko denga pola hias prasejarah di Alor, Nusa Tenggara Timur

C. gambar relief perahu lesung pada candi Borobudur

D. nekara di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur

E. relief Ramayana pada candi Prambanan


36. Berikut ini yang bukan ciri-ciri masyarakat nomaden adalaah ….

A. berpindah-pindah tempat

B. berburu binatang

C. hidup berkelompok

D. food gathering

E. bercocok tanam


37. Masa bercocok tanam nerupakan tonggak kemajuan kehidupan manusia karena ….

A. ditemukan rumah-rumah panggung  di atas pohon

B. manusia purba sudah mulai mengenal api

C. revolusi dari food gathering ke food producing 

D. revolusi dari food producing ke food gathering

E. adanya pembagian tugas pada setiap pekerjaan


38. Pada kebudayaan megalitikum di Indonesia ditemukan banyak benda kebudayaan seperti berikut, kecuali ….

A. candrasa

B. dolmen

C. menhir

D. sarkofagus

E. punden berundak-undak


39. Pembuatan bangunan besar pada zaman megalitikum  berkaitan dengan adanya ….

A. sistem kepercayaan mereka

B. nilai guna untuk keperluan sehari-hari

C. tradisi bercocok tanam

D. aspek estetika

E. perburuan


40. Alat-alat yang dihasilkan pada masa perundagian memiliki ciri, yaitu ….

A. berfungsi sebagai hiasan dan kepercayaan

B. bentuk batunya masih kasar

C. terbuat dari bahan logam

D. batu sudah mulai diasah

E. terbuat dari tanah liat


Soal PAS Sejarah Indonesia (Wajib) Kelas X. 1-10

Soal PAS Sejarah Indonesia (Wajib) Kelas X. 11-20

Soal PAS Sejarah Indonesia (Wajib) Kelas X. 21-30

Soal PAS Sejarah Indonesia (Wajib) Kelas X. 31-40

Related Posts: