Perangkat Pembelajaran Sejarah Kelas X Kurikulum Merdeka: Membangun Kesadaran Historis Sejak Dini Kurikulum Merdeka membawa semangat baru dalam dunia pendidikan Indonesia. Salah satu muatan penting dari kurikulum ini adalah penguatan pembelajaran berbasis kompetensi dan diferensiasi. Mata pelajaran Sejarah di kelas X pun mengalami penyesuaian, baik dari segi konten, pendekatan, hingga cara penilaiannya. Untuk menjawab tantangan tersebut, penyusunan perangkat pembelajaran Sejarah menjadi langkah awal yang krusial dalam menciptakan pembelajaran yang kontekstual, relevan, dan bermakna.
1. Fungsi Strategis Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran bukan sekadar administrasi, tetapi peta jalan pembelajaran yang memuat arah, strategi, dan metode yang akan digunakan guru. Di dalam Kurikulum Merdeka, perangkat ini terdiri dari Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan Pembelajaran (TP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Modul Ajar, dan Asesmen Pembelajaran. Semua komponen ini dirancang untuk membentuk pengalaman belajar yang utuh dan berpusat pada peserta didik.
2. Capaian Pembelajaran Sejarah Kelas X Pada jenjang kelas X, capaian pembelajaran sejarah fokus pada pembentukan kesadaran sejarah, pemahaman terhadap kronologi dan dinamika peradaban manusia, serta pengenalan terhadap identitas kebangsaan. Materi mencakup perkembangan masyarakat Indonesia masa prasejarah, kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan Islam, serta interaksi awal dengan bangsa asing. Tujuannya bukan hanya memahami fakta sejarah, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir kritis, kolaboratif, dan reflektif. Peserta didik didorong untuk melihat sejarah sebagai bagian dari identitas diri dan bangsa.
3. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) disusun berdasarkan tahapan berpikir peserta didik: mulai dari mengenali, memahami, menganalisis, hingga mengevaluasi peristiwa sejarah. Modul ajar dirancang fleksibel, memberikan ruang eksplorasi melalui diskusi, pemecahan masalah, studi sumber sejarah, proyek mini, dan refleksi personal. Contoh modul ajar: "Mengenal Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Kerajaan Nusantara" yang mengaitkan nilai sejarah dengan praktik hidup sehari-hari siswa.
4. Asesmen: Menilai Proses dan Progres Asesmen dalam Kurikulum Merdeka tidak lagi menitikberatkan pada ulangan semata, tetapi juga mencakup penilaian formatif (berbasis proses) dan sumatif (hasil belajar). Refleksi, proyek sejarah, diskusi kelompok, dan jurnal belajar menjadi bentuk asesmen autentik yang digunakan untuk melihat pemahaman mendalam siswa terhadap materi.
5. Peran Guru: Fasilitator dan Inspirator Guru sejarah dalam Kurikulum Merdeka diharapkan menjadi fasilitator yang membantu peserta didik menggali makna sejarah, bukan hanya menghafal fakta. Dengan perangkat pembelajaran yang dirancang adaptif dan kontekstual, guru dapat memadukan pendekatan saintifik dengan nilai-nilai lokal dan nasionalisme yang kuat.
3. Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
4. Modul Ajar
0 Response to "KURIKULUM MERDEKA - PERANGKAT PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X"
Post a Comment