SEJARAH INDONESIA X (2): KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA


Kehidupan manusia pada zaman praaksara identik dengan mengumpulkan makanan dan berburu menggunakan alat-alat sederhana dari batu, tulang maupun tanduk. Manusia sangat bergantung dengan keadaan iklim dan tumbuh-tumbuhan dalam memenuhi kebutuhan mereka. Tempat tinggal manusia zaman pra aksara secara nomaden, berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain yang menghasilkan bahan makanan.  

Asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia sebagai berikut :
Proto melayu. Orang-orang proto melayu datang dari Cina bagian selatan yang kemudian melakukan migrasi ke Indocina dan Siam sampai ke Kepulauan Indonesia dan menempati pantai di Sumatera Utara, Kalimantan Barat dan Sulawesi Barat yang membawa peradaban batu. Ciri-ciri ras proto melayu yaitu memiliki rambut lurus, kulit berwarna kuning kecokelatan, dan mata yang sipit.
Deutro Melayu. Ras yang datang dari Indocina bagian utara yang membawa kebudayaan berupa perkakas dan senjata besi. Disebut juga orang-orang Dongson. Ciri-ciri ras deutero melayu yaitu memiliki kulit sawo matang, tubuh tidak terlalu tinggi dan rambut lurus.
Melanesoid. Ras ini tersebar di lautan pasifik yang terletak di sebelah timur Papua dan benua Australia. Ras Melanesoid memiliki ciri-ciri yaitu berbadan kekar, kulit kehitaman, rambut keriting, bibir tebal dan hidung mancung.
Pembahasan
Masa praaksara adalah masa ketika manusia belum menegenal aksara atau tulisan. Disebut juga dengan masa prasejarah atau kehidupan manusia purba. Kurun waktu masa praaksara adalah sejak adanya manusia sampai mereka mengenal tulisan. Setiap bangsa mengalami masa praaksara dengan kurun waktu yang berbeda-beda.  

Zaman praaksara dibagi ke beberapa tahapan antara lain :
a. Zaman paleolitikum
b. Zaman mesolitikum
c. Zaman megalitikum
d. Zaman logam

Manusia pada masa pra aksara menggunakan alat-alat sederhana yang didapatkan dari alam untuk memenuhi kebutuhannya seperti berburu. Alat-alat tersebut dibuat dari tulang, batu, logam atau kayu dengan berbagai bentuk seperti pipih, runcing, kecil, besar, bulat sesuai dengan fungsi dari alat yang dibuat.

Masa Praaksara merupakan keadaan dimana manusia saat itu dalam berkebudayaan belum mengenal tulisan. Masa praaksara sendiri terbagi menjadi 3 masa, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam dan menetap, serta masa perundagian.

Setiap masa pada zaman praaksara pun memiliki ciri – ciri khusus tersendiri, diantaranya :

a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan
-  Hidupnya berpindah – pindah.
-  Hidup secara berkelompok namun dalam skala kecil.
-  Bertahan hidup sangat bergantung pada hasil temuan atau buruan.

b. Masa Bercocok tanam dan menetap
- Menjadikan bercocok tanam sebagai cara bertahan hidup.
- Memiliki tempat tinggal yang menetap.
- Hidup secara berkelompok dalam skala besar.
- Memiliki sosok pemimpin yang mengatur jalannya kelompok.

c.    Masa perundagian
- Menjadikan bidang perniagaan sebagai cara bertahan hidup.
- Memiliki tempat tinggal yang menetap dan lebih layak huni.
- Hidup secara berkelompok yang sangat besar.
- Memiliki pemimpin dan berpikiran lebih maju

Dari ketiga masa dalam zaman Praaksara, terdapat hasil-hasil, nilai-nilai, serta pengaruhnya, antara lain :
1. Hasil – hasil Zaman Praaksara
a. Kapak Genggam
b. Mata tombak, alat penusuk dari tulang.
c. Kapak Lonjong.
d. Gerabah.
e. Peralatan dari besi.
f. Nekara
g. Kapak perunggu, dsb



2. Nilai – nilai serta pengaruh Zaman Praaksara

a. Nilai Kepercayaan/Religius, merupakan kepercayaan akan keberadaan makhluk / roh halus, serta kepercayaan terhadap benda – benda tertentu yang memiliki kekuatan ghaib. Nilai kepercayaan ini disebut animisme dan dinamisme. Nilai ini memiliki pengaruh yang cukup kuat hingga saat ini, bisa dikatakan mayoritas masyarakat Indonesia masih percaya akan kekuatan tertentu pada benda – benda serta kepercayaan akan keberadaan makhluk / roh halus.

b. Nilai Musyawarah, merupakan nilai yang didapat sewaktu masa bercocok tanam dan perundagian, nilai ini terbentuk akibat kebutuhan adanya sosok pemimpin kala itu, serta akibat kebutuhan akan penyelesaian segala sesuatu pokok permasalahan yang tidak dapat diselesaikan secara individu. Nilai ini memiliki pengaruh terbentuknya sikap, sifat, serta tatanan negara Indonesia berupa Demokrasi yang melekat pada jiwa bangsa Indonesia.

c. Nilai Gotong Royong, merupakan nilai yang dapat dibuktikan bahwa manusia pada zaman praaksara lebih memilih hidup secara berkelompok, dimana segala pekerjaan dilakukan secara bersama – sama, seperti membangun tempat tinggal, menjaga wilayah tempat tinggal, bersama – sama mencari hewan buruan / tumbuhan untuk dimakan, dsb. Nilai ini menjadikan masyarakat Indonesia memiliki jiwa gotong royong yang tinggi terutama masyarakat Indonesia yang tinggal di kawasan pedesaan.

d. Nilai Keadilan, merupakan nilai yang terbentuk sejak masa berburu dan paling mencolok ketika masa perundagian. Nilai Keadilan pada zaman praaksara dapat dibuktikan bahwa setiap elemen / komponen di dalam suatu kelompok memiliki tugas serta keahlian masing – masing. Kaum Wanita tidak mendapat tugas seperti kaum Pria, begitu juga sebaliknya. Kaum wanita lebih ditekankan dalam tugas logistik serta tugas yang minim menggunakan kekuatan, sedangkan kaum pria lebih ditekankan memiliki tugas yang menggunakan kekuatan. Pada masa perundagian, setiap tugas diemban oleh orang yang memang memiliki keahlian dengan tugas yang bersangkutan. Nilai ini memiliki pengaruh terbentuknya sikap yang adil, dimana hak dan kewajiban diberikan sesuai porsinya tanpa mengurangi dan melebihkan.

Related Posts:

0 Response to "SEJARAH INDONESIA X (2): KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA"

Post a Comment