Wujud akulturasi dalam bidang bahasa dapat di lihat dari adanya penggunaan bahasa sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang dalam bahasa Indonesia. Sebagaimana adanya penemuan prasasti (batu tulis) peninggalan kerajaan Hindu pada abad ke 5-7 M, contohnya prasasti Yupa dari Kutai, Prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara.
Relief Kapal diCandi Borobudur |
Pada perkembangan selanjutnya, bahasa Sansekerta digantikan oleh Bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7-13 M. Adapun untuk aksara, dapat dibuktikan dengan digunakannya huruf Pallawa, yang selanjutnya berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis sebagaimana dibuktikan dalam Prasasti Dinoyo (Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno. Selanjutnya wujud Akulturasi dalam sistem Religi/kepercayaan dimana Agama Hindu yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Dengan kata lain, Sinkritisme merupakan bagian dari proses akulturasi yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Untuk itu agama Hindu yang berkembang di Indonesia berbeda dengan yang dianut oleh masyarakat India, sebagai bukti Upacara Nyepi yang dilaksanakan Umat Hindu Bali tidak dilaksanakan oleh Umat Hindu di India. Berikutnya Akultusari dalam bidang Organisasi Sosial Kemasyarakatan dapat dilihat dari sejarah panjang sistem pemerintahan dan Organisasi politik yang ada dalam sejarah Indonesia dengan silih bergantinya berdiri kerajaan yang diperintah oleh raja secara turun menurun. Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan seperti yang dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul). Gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu. Di dalam candi-candi Hindu, relief yang mengambil kisah yang terdapat dalam Kepercayaan Hindu seperti kisah Ramayana, yang digambarkan melalui relief candi Prambanan ataupun candi Panataran. Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesi juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia.
1. Masuknya budaya dari India baik yang bercorak Hindu maupun Budha tidak terlepas dari terjadi perubahan jalur lalu lintas pelayaran dagang antara India dengan Cina pada abad 1 yang semula pedagang pedagang baik dari India ke Cina maupun sebaliknya menggunakan jalan darat atau yang dikenal dengan jalan sutera (The Silk Road), beralih menggunakan jalur darat.
2. Proses interaksi antara pedagang pedagang India dengan masyarakat di nusantara bersifat akulturasi yaitu bertemunya dua unsur kebudayaan yang dapat hidup saling berdampingan serta saling mengisi tanpa menghilangkan unsur unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut.Namun dalam hal sistem huruf tidak terjadi proses interaksi yang bersifat akulturasi melainkan bersifat adopsi dikarenakan sebelum masuknya budaya dari India bangsa Indonesia belum mengenal tulisan, sehingga dikatakan masih berada pada masa praaksara.
3. Terjadinya akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan India adalah karena kebudayaan Hindu–Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima begitu saja oleh bangsa Indonesia disebabkan sebelum masuknya budaya dari India, bangsa Indonesia sudah memiliki kepandaian lokal (local genius).
4. Akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan asli Indonesia terjadi diberbagai bidang diantaranya: seni bangun, seni rupa, seni pertunjukan, sistem kepercayaan, sistem pemerintahan.
5. Tidak terjadi proses akulturasi dalam hal perkembangan sistem huruf di Indonesia, melainkan yang terjadi adalah proses adopsi, karena sebelum masuknya budaya dari India, masyarakat Indonesia belum memiliki kepandaian menulis. Sehingga masuknya budaya menulis dari India ini membawa bangsa Indonesia masuk kedalam Jaman Sejarah
0 Response to " AKULTURASI MASA HINDU BUDHA"
Post a Comment