Peradaban Cina Kuno
Peradaban Cina Kuno berkembang di daerah sekitar Sungai Huang Ho (Kuning) di utara dan Sungai Yang Tsedi sebelah selatan. Sungai Kuning dan Yang Tse sering membawa bencana banjir sekaligus berkah bagi penduduk di sekitarnya. Luapan banjir membawa endapan tanah yang subur yang memungkinkan berbagai tanaman tumbuh di atasnya. Penduduk Cina kuno sejak Masa Neolitikum (Batu Muda) sudah mengembangkan budaya agraris di sekitar sungai tersebut. Amati peta berikut.
Sejarah Cina Kuno ditandai oleh muncul dan runtuhnya dinasti. Setiap dinasti memiliki ciri yang berbeda dalam hal peradaban yang diciptakannya.
a) Dinasti Shang dan Peradabannya (1500–1027 SM)
Dinasti Shang beribu kota di Anyang yang terletak di sebelah utara Lembah Sungai Kuning. Pada masa Dinasti Shang, tulisan mulai dikenal. Awal terciptanya tulisan Cina berkaitan dengan kepercayaan yang dianut Dinasti Shang. Raja-raja Shang adalah juga pendeta yang sering memohon kepada dewa. Alat yang digunakan untuk meminta permohonan dan doa tersebut adalah tulisan gambar (pictograph) yang ditulis di permukaan tulang sapi. Tulisan tersebut lama kelamaan berkembang dan digunakan oleh banyak orang pada generasi-generasi mendatang. Tulisan ini akhirnya bukan hanya menyebar di daratan Cina, melainkan juga ke Korea dan Jepang.
b) Dinasti Chou dan Berkembangnya Ajaran Filsafat Cina (1027–221 SM)
Masa Dinasti Chou ditandai dengan kemajuan kreativitas intelektual. Para pemikir Cina masa Chou tersebut antara lain Konfusius yang mengembangkan konfusianisme, Lao Tze yang mengembangkan Taoisme, Han Fei Tsu, dan Li Ssu yang mengembangkan ajaran legalisme.
c) Masa Imperium Cina dan Hasil Peradabannya
Cina memasuki masa dinasti baru setelah Shih Huang Ti diangkat sebagai kaisar pertama Dinasti Ch’in. Dalam menjalankan pemerintahannya, Kaisar Shih Huang Ti melakukan tindakan-tindakan yang drastis. Pertama, dia menghancurkan kekuasaan feodal dan mengadakan landreform. Para petani diberi hak lebih besar. Kedua, masalah luasnya wilayah Cina dan keragaman dialek dalam berkomunikasi bisa dipecahkan dengan membuat standarisasi dalam tulisan, mata uang dan timbangan yang tujuannya untuk memudahkan pemungutan pajak. Ketiga, sistem pertahanan ditingkatkan untuk menghadapi ancaman invasi bangsa Hundi utara, dia membangun tembok raksasa (The Great Wall of Cina) yang membentang sepanjang perbatasan sebelah utara panjangnya sekitar 6400 km. Tampilnya Liu Pang sebagai kaisar Dinasti Han (206 SM–220 M) dalam panggung sejarah Cina menandai lahirnya Masa Imperium. Dinasti baru ini meneruskan tradisi dinasti sebelumnya, tetapi feodalisme tetap dikekang, pemerintah bersifat otokratis yang didukung oleh pejabat berpendidikan yang bukan berasal dari golongan aristokrat. Pada pemerintahan Han Wu Ti, wilayah imperium diperluas ke Turkestan, India, Korea, dan Indocina. Perdagangan mengalami kemajuan, dan melalui kegiatan ini terjadi pertemuan budaya Cina dan India. Wilayah Indocina mendapat pengaruh dari kebudayaan Cina dan India. Pada masa ini juga, agama Buddha masuk ke Cina melalui hubungan dagang. Peradaban masa Han yang paling mengagumkan adalah ditemukannya kertas sekitar tahun 105 M. Penemuan tersebut mampu menunjang berkembangnya peradaban yang lebih tinggi pada dinasti-dinasti berikutnya. Masa setelah runtuhnya Dinasti Han pada 220 M ditandai dengan perang saudara. Setelah kurang lebih 400 tahun berperang, Cina disatukan lagi oleh Dinasti Tang (618–906M).Sejak masa Tang, pendidikan di Cina mengalami kemajuan, perdagangan dan perjanjian dagang dengan negara tetangga banyak dilakukan. Hubungan dagang dengan India, Persia, Arab, dan Jepang lebih intensif. Empat dinasti yang berkuasa sampai abad ke-20 adalah Sung (906–1280 M), Mongol (1259–1368 M), Ming (1368–1644 M), dan Manchu (1644–1912 M).
Peradaban Mesopotamia
Bangsa Sumeria yang kemudian diikuti oleh bangsa Akadia membangun kota-kota di tepian Sungai Euphrat dan Tigris serta cabang-cabangnya. Terbentuklah kota-kota Ur, Lagash, dan Nipur. Kota-kota ini dibangun dengan menggunakan lumpur dan tanah liat. Bangunan tanah liat itu kemudian menjadi ciri khas peradaban arsitektur Mesopotamia.
a) Sistem Kepercayaan
Bangsa Sumeria percaya pada banyak dewa (polytheisme).Setiap dewa memiliki sifat berbeda. Mereka percaya pada dewa bumi yang disebut Enlil. Dia adalah raja dewa yang berkuasa atas alam semesta. Enki, dewa yang bijaksana yang menjalankan kebijaksanaan Enlil di bumi. Bangsa Babylonia percaya bahwa para dewa telah memilih Marduksebagai raja dewa.
b) Penyebaran Peradaban Mesopotamia
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang membangun pola dasar sosial ekonomi dan kehidupan intelektual di Mesopotamia, sedangkan bangsa Semit adalah yang menyebarkannya ke luar dari wilayah Mesopotamia. Kira-kira tahun 2331 SM, bangsa Semit di bawah pimpinan Sargon menaklukkan bangsa Sumeria dan mendirikan imperium baru dengan ibu kota Akkad. Pada masa ini, peradaban Mesopotamia menyebar ke Suriah dan pantai timur Laut Tengah serta Mesir.
c) Imperium Babylonia
Imperium Babylonia menggantikan Imperium Sargon. Pada masa ini, perdagangan bukan hanya berkembang pesat di sepanjang Sungai Euphrat dan Tigris, melainkan juga di Assyria, Armenia, Suriah, Palestina, dan Laut Tengah. Kota-kota di kawasan ini tumbuh pesat berkat kegiatan dagang. Berkembangnya Babylonia juga ditunjang oleh peran rajanya yang memiliki pandangan jauh ke depan. Raja tersebut bernama Hammurabi (1792–1750 SM). Sumbangan terbesar Hammurabi bagi peradaban manusia adalah Undang-Undang Hammurabi atau Law Code of Hammuraby. Tulisan yang pertama di Mesopotamia yang berbentuk cuneiform ditemukan oleh bangsa Sumeria pada kira-kira tahun 3100 SM.
d) Ilmu Pengetahuan Mesopotamia
Bangsa Mesopotamia telah memelopori konsep satu jam adalah 60 menit dan satu menit adalah 60 detik, serta satu lingkaran adalah 360 derajat yang dapat digunakan sekarang. Hasil karya matematika berupa geometri dan trigonometri digunakan untuk memecahkan masalah-masalah nyata, misalnya untuk membangun kota, istana, kuil, dan kanal. Di bidang pengobatan, mereka telah mampu memadukan antara gaib, obat, dan bedah. Mereka percaya bahwa rasa sakit disebabkan setan dan karena itu harus diusir dengan kekuatan gaib. Namun, usaha tersebut harus dibantu obat yang bersumber dari tanaman, hewan, dan bahan mineral. Para ahli astrologi mampu menghitung lewatnya waktu dengan jam matahari atau sundial dan jam air atau water clock, membagi minggu ke dalam 7 hari, dan satu hari ke dalam 12 jam ganda seperti yang kita gunakan sekarang.
Peradaban Mesir Kuno di Afrika
Sejarawan Yunani Kuno pada abad ke-5 SM menyebut Mesir sebagai “Hadiah dari Sungai Nil” (The give of the Nile). Dengan kata lain, kemakmuran mereka diperoleh berkat hadiah Sungai Nil. Walaupun demikian, kemakmuran yang dihadiahkan Sungai Nil lebih banyak dinikmati oleh para Firaun dan golongan bangsawan, bukan oleh petani. Pada 3250 SM, pengaruh Mesopotamia masuk terutama dalam teknik arsitektur dan bahan-bahan yang digunakan. Dari tahun 1680–1580 SM, wilayah utara Mesir diperintah oleh bangsa Hyksos. Pengaruh tersebut telah memperkaya peradaban Mesir tanpa mengubah ciri khasnya.
a. Sistem Kepercayaan
Pusat sistem kepercayaan dan kehidupan politik Mesir Kuno adalah Firaun atau raja/penguasa Mesir. Bagi bangsa Mesir Kuno, Firaun dianggap sebagai:
1. Dewa Horus sebagai anak dari Osiris yang kelak akan bersatu dengan Osiris setelah mati;
2. Perantara bangsa Mesir dengan dewa-dewanya;
3. Penguasa yang harus menjadi pemersatu antara manusia dan dewanya serta antara alam dan manusia; dan
4. Pemelihara kemakmuran di kawasan Sungai Nil.
b. Pemerintahan Imperium Mesir
Bangsa Mesir memasuki masa Imperium setelah mereka berhasil mengusir bangsa Hyksos. Firaun Ahmose (1558–1533 SM) salah satu dari Firaun Delapan Belas Dinasti mendesak bangsa Hyksos keluar dari daerah delta di Utara. Kerajaan Mesir meluas ke sebelah selatan, utara, dan timur. Firaun Thutmose I (1512–1500 SM) berhasil merebut Nubia di selatan dan Thutmose III (1490–1436 SM) menaklukkan Palestina dan Syria. Raja terkenal dari Delapan Belas Dinasti firaun adalah Ramses II pada abad ke-13 SM.
c. Stratifikasi Sosial Ekonomi Masyarakat Mesir
Kegiatan ekonomi penduduk Mesir Kuno adalah pertanian atau agraria. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, para perajin juga membuat gerabah, lena (bahan pakaian), gelas, permata, dan kerajinan kulit. Hubungandagang dilakukan dengan negara-negara tetangga. Mereka memperoleh emas dan gading dari bangsa-bangsa Afrika. Adapun tembaga diperoleh dari Kepulauan Aegia Yunani, kuda dan kayu dari Babylonia, serta bahan cat dari Funisia. Sebaliknya, mereka mengekspor gandum dari hasil kelebihan produksi di Lembah Sungai Nil. Susunan Masyarakat terdiri dari golongan petani, buruh perkotaan, dan budak, para pedagang, dan bangsawan.
d. Arsitektur
Bidang seni dan arsitektur berkembang karena didukung oleh keinginan firaun untuk membangun proyek-proyek raksasa yang kuat dan tahan lama. Firaun juga berambisi memiliki bangunan yang indah, seperti piramida, dan kuil-kuil yang ditopang dengan tiang-tiang raksasa. Bangunan patung-patung firaun dan binatang sebagai bagian upacara ritual untuk menyembah dewa-dewa.
e. Tulisan dan Aksara
Ilmu pengetahuan Mesir Kuno sampai pada kita karena kemampuan mereka mencatatkannya melalui aksara atau tulisan. Tulisan tersebut adalah hierogliph yang merupakan tulisan gambar. Pada 1799 ditemukan batu hitam besar di Rosetta di Muara Sungai Nil yang kemudian disebut Batu Rosetta. Teka-teki mengenai batu tersebut bisa diungkapkan oleh seorang sarjana Prancis bernama Jean Champoleon.
f. Astronomi
Bangsa Mesir mampu membuat sistem penanggalan atau kalender bulan berdasarkan siklus bulan. Kalender yang dibuat bangsa Mesir Kuno terdiri atas 12 bulan. Tiap bulan terdiri atas 30 hari. Satu masa ditambah dengan lima hari. Jadi, jumlah hari dalam setahun menjadi 365. Selain itu, mereka juga sudah mengenal tahun kabisat seperti yang kita kenal dewasa ini.
g. Pengobatan
Tradisi pengobatan diantaranya dikenal tradisi pengawetan atau pembalseman mayat-mayat firaun dengan menggunakan ramuan-ramuan tertentu atau biasa disebut sebagai mummy.
0 Response to "PERADABAN KUNO CINA, MESOPOTAMIA, DAN AFRIKA"
Post a Comment