PEMBELAJARAN RISET BERBASIS SCHOOL WELL-BEING DI MAN 2 TUBAN

PEMBELAJARAN RISET BERBASIS SCHOOL WELL-BEING DI MAN 2 TUBAN: STRATEGI HUMANIS DALAM MENUMBUHKAN LITERASI ILMIAH PESERTA DIDIK

Muhammad Rofiul Alim
MAN 2 Tuban

Pendahuluan Pembelajaran riset di tingkat sekolah menengah merupakan upaya penting dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, kolaboratif, dan problem solving peserta didik. Namun demikian, pendekatan yang hanya berorientasi pada produk akademik sering kali mengabaikan aspek sosial-emosional peserta didik, yang justru menjadi fondasi kesiapan mereka dalam berpikir dan bertindak ilmiah. Konsep school well-being hadir sebagai pendekatan yang menyeimbangkan antara perkembangan akademik dan kesejahteraan psikologis peserta didik (Suldo et al., 2009). MAN 2 Tuban sebagai madrasah berbasis riset dan lingkungan mengembangkan pembelajaran riset dengan pendekatan well-being yang mengedepankan suasana belajar yang aman, kolaboratif, dan menyenangkan. Peserta didik diberi ruang untuk mengekspresikan ide, bekerja sesuai minat, serta terlibat dalam proses ilmiah tanpa tekanan berlebih.

Desain Pembelajaran Riset Berbasis Well-Being

Pembelajaran riset dimulai dengan pemilihan topik berdasarkan minat peserta didik. Peserta didik bekerja dalam kelompok kecil dengan pembagian peran fleksibel: peneliti utama, editor, dokumentator, hingga narator. Setiap kelompok juga melakukan check-in emosi sebelum memulai diskusi dan refleksi setelah kegiatan. Ini dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran emosi dan membangun kerja sama yang sehat.

Prinsip Pembelajaran

  1. Mendalam yang Tercermin Pembelajaran riset ini mencerminkan tiga prinsip mendalam:
  2. Berkesadaran, karena peserta didik dilatih mengenali peran, emosi, dan dinamika kelompoknya.
  3. Bermakna, karena topik riset berhubungan langsung dengan konteks sosial dan lingkungan mereka.
  4. Menggembirakan, karena proses dilaksanakan dalam suasana yang mendukung kreativitas dan ekspresi diri.
Contoh Praktik Proyek "GFA MANDATU"
Salah satu proyek unggulan adalah Green Friday Adiwiyata MAN 2 Tuban (GFA MANDATU) yang dikembangkan oleh peserta didik dalam rangka lomba esai kehutanan. Proyek ini menggabungkan kegiatan pembibitan tanaman hutan dengan nilai pendidikan karakter dan konservasi. Proses riset dilakukan dengan pendekatan kolaboratif dan reflektif, serta memperhatikan peran aktif dan kenyamanan emosional setiap anggota kelompok.

Tantangan dan Refleksi Guru
Beberapa tantangan yang dihadapi dalam implementasi pendekatan ini antara lain: Belum semua peserta didik terbiasa melakukan refleksi emosional secara terbuka. Guru perlu membangun keseimbangan antara target akademik dan ruang ekspresi sosial.

Simpulan

Pembelajaran riset berbasis school well-being di MAN 2 Tuban menunjukkan bahwa literasi ilmiah dapat dikembangkan secara lebih humanis dan utuh. Ketika peserta didik merasa aman, didengar, dan dilibatkan sesuai potensinya, mereka mampu menunjukkan prestasi akademik sekaligus perkembangan karakter sosial-emosional yang positif.



Related Posts:

0 Response to "PEMBELAJARAN RISET BERBASIS SCHOOL WELL-BEING DI MAN 2 TUBAN"

Post a Comment