Masa Bercocok Tanam


Secara garis besar ciri – ciri dari kehidupan pada masa bercocok tanam adalah sebagai berikut. a. Kepercayaan Manusia pada masa bermukim dan bercocok tanam sudah mengenal suatu kepercayaan terhadap kekuatan gaib. Mereka percaya terhadap hal-hal yang menakutkan atau serba hebat. Selain itu mereka juga memuja roh nenek moyangnya kadangkala kalau melihat pohon yang besar tinggi dan rimbun manusia merasa ngeri. Manusia pada saat itu menganggap bahwa kengerian ini disebabkan karena pohon tersebut dihuni oleh roh. Begitupun terhadap batu besar serta binatang yang besar atau menakutkan mereka juga memujanya kekuatan alam yang besar seperti petir, topan, banjir dan gunung meletus yang dianggap menakutkan dan mengerikan juga dipuja. Jika terjadi letusan gunung berapi mereka beranggapan bahwa yang menguasai gunung sedang murka. Sistem kepercayaan masyarakat pada masa bermukim dan bercocok tanam dapat dibedakan atas dua hal yaitu animisme dan dinamisme. 1) Animisme Animisme adalah kepercayaan yang meyakini bahwa roh mendiami bendabenda tertentu. Contoh animisme ini adalah upacara kenduri panen dengan memanggil roh pertanian.

2) Dinamisme Dinamisme adalah kepercayaan yang meyakini bahwa ada kekuatan gaib pada benda-benda tertentu. Misalkan saja menaruh hormat kepada pohon, batu besar, gunung, dan jimat. Praktek religi dan kepercayaan berupa pemujaan arwah para leluhur masih dianut oleh suku-suku pedalaman di Indonesia misalnya suku bangsa Dayak di Kalimantan yang masih mempraktekkan ritual-ritual animisme dan dinamisme.

Sosial

Berikut ini beberapa hal yang menceritakan gambaran kehidupan sosial masyarakat pada masa bercocok tanam, sebagai berikut: 1) Kehidupan bercocok tanamnya dikenal dengan berhuma, yaitu teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan menanaminya. Setelah tanah tidak subur maka mereka akan berpindah ke tempat lain yang masih subur dan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang. Pada perkembangannya mulai menetapkan kehidupan bercocok tanam pada tanah-tanah persawahan. 3) Telah tinggal menetap di suatu tempat, mereka tinggal di sekitar huma tersebut, dengan cara bercocok tanam dan memelihara hewan-hewan jenis tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa mereka telah hidup menetap. Hal ini juga menunjukkan bahwa manusia telah dapat menguasai alam lingkungan. 4) Dengan hidup menetap, merupakan titik awal dan perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai kemajuan. Dengan hidup menetap, akal pikiran manusia mulai berkembang dan mengerti akan perubahanperubahan hidup yang terjadi. 5) Jumlah anggota kelompoknya semakin besar sehingga membuat kelompok-kelompok perkampungan, meskipun mereka masih sering berpindah-pindah tempat tinggal. Populasi penduduk meningkat, usia rata-rata manusia masa ini 35 tahun. 6) Muncul kegiatan kehidupan perkampungan, oleh karena itu di buat peraturan, untuk menjaga ketertiban kehidupan masyarakat. 7) Diangkat seorang pemimpin yang berwibawa, kuat, dan disegani untuk mengatur para anggotanya. 8) Mereka hidup bergotong royong, sehingga mereka saling melengkapi, saling membantu, dan saling berinteraksi dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.

Budaya

1) Kebudayaan semakin berkembang pesat, manusia telah dapat mengembangkan dirinya untuk menciptakan kebudayaan yang lebih baik 2) Peninggalan kebudayaan manusia pada masa bercocok tanam semakin banyak dan beragam, baik yang terbuat dari tanah liat, batu maupun tulang 3) Hasil kebudayaan pada masa bercocok tanam: a) Beliung Persegi b) Kapak Lonjong c) Mata panah d) Gerabah e) Perhiasan f) Bangunan Megalitikum seperti : (1) menhir (2) dolmen (3) sarkofagus (4) kubur batu (5) punden berundak (6) waruga (7) Arca

Teknologi

Pada masa bercocok tanam, teknologi mengalami perkembangan yang luar biasa. Pada masa ini terjadi revolusi secara besar-besaran dalam peradaban manusia yaitu dari kehidupan food gathering menjadi food producing. Sehingga terjadi perubahan yang sangat mendalam dan meluas dalam seluruh penghidupan umat manusia.

Related Posts:

0 Response to "Masa Bercocok Tanam"

Post a Comment