MENGGUGAT DIRI: Mimpi Dalam Negeri Impian



Negeriku yang sangat aku cintai dan ku harapkan 100% sebagai negeriku bukan negerimu atau bahkan negeri kalian. Selama beberapa tahun ku menanti perubahan yang terkadang tidak pasti dalam sebuah gagasan dengan akhir opini. Negeri ini terkadang terlalu bermimpi tinggi sampai melupakan begitu nyaman timangan ibu pertiwi. Bermimpi adalah salah satu wujud seseorang menatap dengan tatapan tajam ke arah esok hari yang lebih cerah, namun jika terlalu lama bermimpi dan tidak terbangun tentu saja berbeda lagi. Ekspektasi yang terlalu melangit terkadang membuat masyarakat kecil tidaklah mampu menjangkaunya. Mungkin! kami merasa seperti semut melihat burung elang terbang. Mimpi yang digantungkan pada langit tersebut bukan berarti tidak bisa dijangkau oleh tangan negeri mimpi ini! Namun gantungan itu dianggap lebih indah, untuk menghiasi kemegahan cakrawala ini. Pada akhirnya angan-angan saja wujud dari semua ini. Bapak proklamator bangsa ini pernah menyampaikan kurang lebihnya “Bermimpilah setinggi langit, jika engkau terjatuh maka terjatuh diantar bintang-bintang”. Sebuah quotes yang sangatlah menggugah semangat kita untuk menempatkan mimpi kita di tempat paling tertinggi yang kita kehendaki. Semangat tersebut bukanlah hanya kata-kata saja yang enak kita baca dan terpajang dalam dinding-dinding ruangan kita. Marilah kita malu dengan pendiri-pendiri bangsa ini! Apakah dengan terpajangnya quotes dari Bung Karno, Bung Hatta, M. Yamin, Jenderal Soedirman dan lainnya, negeri ini bisa berubah? Bukan ruangan, kamar, dan/atau tempat umum yang perlu kita pasang semangat pendiri bangsa ini, akan tetapi hati kita! Otak kita! yang seharusnya kita pasang semangat serta cita-cita founding father tersebut.
Kutipan kata dari Bung Karno seharusnya kita maknai lebih mendalam lagi. Kata pertama, mimpi adalah sebuah gambaran cita-cita yang berhak dimiliki oleh semua orang. Kedua, setinggi langit yakni menunjukkan bahwa mimpi itu tiada batasannya, namun juga memiliki tingkatan. Anak seorang buruh pun sah saja bermimpi menjadi orang nomor satu di negeri ini. Siapa yang membatasi mimpi kita? sesungguhnya jika kita sadar, kitalah yang terkadang membatasi mimpi kita sendiri dengan hanya melihat satu bintang. Mimpi juga memiliki tingkatan! Seakan-akan kontradiktif dengan pernyataan pertama yang tidak ada batasan. Benar jika mimpi itu tidaklah memiliki batas, namun ingat tingkatan dalam mimpi menurut saya tetaplah ada. Hal ini sebagai wujud dari sampai mana kita berusaha dan berdoa untuk mewujudkannya. Mimpi tentu saja tidaklah terbatas, namun jika usaha kita batasi dengan tidak serius dan tidak ada kegigihan tentu usaha akan berhenti di satu titik di mana terakhir kita berdiri. Quotes tersebut menggambarkan bahwa mimpi setinggi apapun bisa kita raih dengan cara menaikan kualitas kita. Jika dihadapkan dengan mimpi yang tinggi terkadang kita merasa kerdil dan ingin menurunkan mimpi tersebut untuk dapat meraihnya dengan tubuh kerdil kita. Sesungguhnya bukan hal tersebut yang bangsa ini inginkan, tetapi kitalah yang meningkatkan kualitas untuk meraihnya. Sebagaimana bangsa ini meraih kemerdekaannya beberapa puluh tahun silam. Siapa yang mengira bangsa ini akan mendapatkan kemerdekaannya dengan usaha yang seakan-akan tidak ada ujungnya. Bukan tidak mungkin kita tidak bisa mendapatkan kemerdekaan kita, dengan kualitas generasi emas pada saat itu kemerdekaan kita peroleh. Hal ini menujukan hasil tidaklah meninggalkan sebuah usaha yang amat begitu keras, yang selama ini ditempuh para pejuang bangsa ini.
Ketiga, kata bintang-bintang!
Bintang-bintang dalam konteks ini wujud dari sebuah cahaya, pencerahan, kejayaan dan/atau hikmah dari sebuah usaha dalam pencapaian mimpi. Jikalau pun kita gagal dalam mengarungi sebuah mimpi tentu saja ada hikmah dan pengganti yang amat teramat nikmat dari Allah SWT.
Semoga negeri ini bangun dari tidurnya dan mewujudkan mimpi yang selama ini menemani lelapnya tidur. Saya yakin dan keyakinan dalam hati mengalahkan keyakinan dalam otak, bahwa negara ini akan menemukan jalan yang mengantarkan pada puncaknya dan bersinar menjadi bintang besar di atas bintang-bintang lain yang sesungguhnya hanya pecahan meteor.

Bojonegoro, 19 Desember 2017
Muhammad Rofiul Alim

Related Posts:

0 Response to "MENGGUGAT DIRI: Mimpi Dalam Negeri Impian"

Post a Comment