Indische Partij

 KITA AKSELERASI MASUK KD 3.10

------

Buatlah kesimpulan Indische Partij. kerjakan/tulis dikertas dan foto (nama, kelas, nomor absen, tanggal, nomor hp). Dikumpulkan di ketua kelas dan dikirim kolektif (bersama-sama) maksimal pengumpulan tugas jam 15.00 WIB. Kirim via Whatsapp.

-------

Indische Partij

Indische Partij berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912. Ketiga tokoh pendiri Indische Partij dikenal sebagai Tiga Serangkai, yaitu: Douwes Dekker (Danudirdja Setiabudhi), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara). Indische Partij merupakan organisasi pergerakan nasional yang bersifat politik murni dengan semangat nasionalisme modern.

Tujuan Indische Partij adalah untuk membangun patriotisme semua Indiers terhadap tanah air yang telah memberikan lapangan hidup kepada mereka, agar mereka mendapat dorongan untuk bekerja sama atas dasar persamaan ketatanegaraan untuk memajukan tanah air Hindia dan untuk mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.

Sikap tegas Indische Partij tampak dalam semboyan-semboyan mereka yang berbunyi "Indie los van Holland" (Hindia bebas dari Belanda) dan "Indie voor Indier" (Indonesia untuk orang Indonesia). Cita-cita atau tujuan Indische Partij ini disebarluaskan melalui surat kabar "De Express". Sikap kritis Indische Partij juga tampak dalam artikel yang ditulis oleh Ki Hajar Dewantara dalam surat kabar De Express yang berjudul Als ik en Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda).

Permusyawaratan wakil-wakil Indische Partij daerah pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung berhasil menyusun anggaran dasar Indische Partij. Program revolusioner tampak dalam pasal-pasal anggaran dasarnya tersebut. Indische Partij berdiri atas dasar nasionalisme yang luas menuju kemerdekaan Indonesia. Indonesia dianggap sebagai national home bagi semua orang, baik penduduk bumiputera maupun keturunan Belanda, Cina, dan Arab yang mengakui Indonesia sebagai tanah air dan kebangsaannya.

Melihat adanya unsur-unsur radikal di dalam Indische Partij, pemerintah kolonial Belanda mengambil sikap tegas. Permohonan kepada gubernur jenderal untuk mendapat pengakuan sebagai badan hukum pada tanggal 4 Maret 1913 ditolak. Alasannya adalah organisasi ini berdasarkan politik dan mengancam serta hendak merusak keamanan umum Pada tahun 1913, Pemerintah Belanda bermaksud merayakan peringatan seratus tahun kemerdekaan Belanda dari Perancis (1813- 1913). Pegawai kolonial di berbagai tempat mengumpulkan uang untuk memeriahkan perayaan tersebut. Rakyat pun dipaksa membiayai pesta peringatan itu. Tindakan Belanda itu melukai hati bangsa Indonesia

Di kalangan penduduk bumiputera di Bandung membentuk panitia yang disebut Comite tot Herdenking van Nederlands Honderdjarige Vrijheid atau disingkat Komite Bumiputera. Komite itu bertujuan untuk membatalkan pembentukan "dewan jajahan" dan menuntut untuk menghapus peraturan pemerintah no. 111 tentang larangan hidup berpolitik. Komite ini juga memprotes pengumpulan uang dari rakyat untuk pesta peringatan tersebut. Pemimpin komite, Suwardi Suryaningrat, menulis sebuah risalah berjudul Als ik eens Nederland was....

Karena dianggap terlalu radikal, pada bulan Agustus 1913 Douwes Dekker, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat ditangkap dan dikenakan hukuman buang (internir) ke negeri Belanda. Kepergian ketiga tokoh tersebut berpengaruh besar terhadap kegiatan Indische Partij sehingga semakin lama semakin menurun. Indische Partij kemudian mengubah nama menjadi Insulinde.

Kembalinya Douwes Dekker dari Belanda pada tahun 1918 tidak memberikan pengaruh yang berarti bagi Insulinde. Pada tahun 1919, partai itu berubah nama menjadi Nationaal Indische Partij (NIP). NIP pun tidak mempunyai pengaruh yang berarti kepada rakyat banyak. Masyarakat pribumi lebih banyak terserap mengikuti organisasi-organisasi lain, sedangkan orang Indo-Eropa masih konservatif lebih cenderung bergabung dengan Indische Bond. Oleh karena itu, Indische Partij kehilangan basis massanya dan akhirnya bubar.

Related Posts:

0 Response to "Indische Partij"

Post a Comment